🌠Special Bread✨

810 123 7
                                    

"Udah Rey ayo.." Sandrina menarik tangan Rey karena Clay dan Ratu sudah berjalan lebih dahulu. Rey menatap tangannya yang digenggam oleh Sandrina kemudian langsung menurut apa yang dikatakan oleh Sandrina.

*****

Rassya masuk kembali ke dalam kemudian di susul oleh Qeela, ia kembali membaca bukunya. Sedangkan Qeela membereskan beberapa buku yang masih berantakan. Rassya melirik Qeela sebentar, kemudian melanjutkan lagi aktivitasnya.

"Gue boleh minta minum?" Tanyanya pada Rassya, setelah ia selesai merapikan buku-buku yang ia pakai untuk belajar tadi.
"Hmm." Rassya hanya berdehem mengiyakan pertanyaan Qeela tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.

Qeela berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Setelah membasahi tenggorokannya, ia melihat wastafel dapur yang terdapat banyak tumpukan piring kotor. Niatnya untuk segera pulang ia urungkan karena ia ingin membersihkan piring-piring kotor itu sebelum ia pulang.

Sudah 10 menit Qeela berada di dapur. Rassya yang tadinya fokus membaca buku beranjak berdiri menuju dapur karena takut Qeela kenapa-napa. Bukannya kalau hanya minum tak sampai menghabiskan waktu selama itu. Terdengar suara dentingan piring yang saling bersentuhan saat langkahnya mulai mendekat.

"Lu gak pulang?" Tanya Rassya

Pyaarrr...

Satu piring meleset jatuh dari tangan Qeela hingga pecah. Refleks Qeela memunguti pecahan piring tersebut.

"Akh.." pekik Qeela karena tangannya tergores pecahan beling. Rassya berjalan mendekat dan langsung menghisap jari Qeela tanpa rasa jijik untuk pertolongan pertama agar rasa perihnya reda dan menghentikan darah yang keluar. Ia meludahkan darah dari mulutnya dan membersihkan tangan Qeela di wastafel. Rassya membawa Qeela duduk, dengan segera ia mencari kotak P3K untuk mengobati luka Qeela.

Selama Rassya mengobatinya, jantung Qeela tak berhenti berdegup kencang, matanya juga tak mau mengalihkan pandangannya dari Rassya. Harus ia akui, memang benar apa yang diceritakan Sandrina. Rassya memang tampan.

"Kenapa gak langsung pulang aja sih abis ambil minum," Oceh Rassya
"jadi luka gini kan." Lanjutnya
"Lu juga kenapa ngagetin." Sahut Qeela kesal.

Qeela hanya tersenyum mengingat Rassya mengomelinya barusan, "Ternyata lu perhatian juga ya." Ucap Qeela, Rassya langsung menoleh ke arah Qeela. "Gitu dong, kalau ngomong jangan pelit." Lanjutnya, Rassya memencet jari Qeela yang baru saja ia plester.

"Aww...perih." rengek Qeela

"Bodo." Jawab Rassya

"Lu duduk sini bentar, gue beresin dulu pecahannya. Ntar gue yang antar lu pulang." Kata Rassya

"Gue bisa pulang sendiri, gue kan bawa sepeda. Lagian masih jam segini, belum terlalu malem juga."

"Nurut aja kenapa sih, bikin pikiran kalau gue biarin lu pulang sendiri." Ucap Rassya

"Ya udah iyaa, tapi sepeda gue?"

"Gue yang urus." Jawab Rassya yang langsung membuat Qeela terdiam.

Setelah selesai membersihkan pecahan piring, Rassya langsung bersiap untuk mengantarkan Qeela. Tak butuh waktu lama karena mereka berangkat menggunakan motor dan sampailah mereka di depan rumah Qeela.

"Makasih ya." Ucap Qeela setelah turun dari motor hitam milik Rassya.

"Iyaa.." Balas Rassya
"Ga usah ikut-ikutan Rey buat begadang main game." Kata Rassya tiba-tiba. Qeela tak menyangka ternyata Rassya memperhatikannya.

"Emang kenapa? Suka-suka gue lah." Jawab Qeela.

"Terserah kalau mau nilai lu jelek." Ah dasar Qeela, mana mungkin Rassya memperhatikannya. Rassya hanya mengingatkan Qeela agar tidak bermalas-malasan lagi. Dan kenapa Rassya mau mengantarkannya, pasti gara-gara ini sudah malam
'Gue ga boleh kepedean.' batin Qeela

PERCAYA PADAKU [SYAQEEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang