"Kau ini lama sekali" ujar Diyah lalu mendorong Lutfi dari atas atap gedung itu.
Melihat kejadian itu Yui menghentikan langkahnya, ia membelalakkan kedua matanya karena terkejut dengan tindakan Diyah.
Beberapa detik kemudian Yui mulai berjalan agak cepat untuk mendekati Diyah.
"Apa yang kau lakukan Diyah? Kau tahu kan akibat dari perbuatanmu?"
"Setidaknya dia tidak mati, mungkin hanya beberapa tulangnya akan patah. Baiklah tugas kita selanjutnya membawa psychopat ceroboh itu ke rumah sakit," jawab Diyah begitu tenang lalu berjalan lebih dulu untuk turun ke bawah.
Yui hanya bisa mengikuti Diyah di belakang tanpa banyak bertanya lagi. Ia yakin Diyah bukan orang ceroboh dan egois pasti ada sesuatu yang sudah Diyah rencanakan tanpa sepengetahuannya.
Peristiwa itu menyebar dengan begitu cepat meski Lutfi hanya mengalami patah tulang tapi begitu banyak wartawan yang datang untuk meliput berita ini satu ambulance juga datang untuk membawa Lutfi ke rumah sakit.
Yahh bagaimana tidak menyebar begitu cepat, karena Lutfi jatuh di Gedung paling terkenal di Tokyo.
"Apa kalian teman dari korban tersebut? Atau kalian hanya tidak sengaja melihat kejadian ini? Jika kalian tahu kejadian ini dari awal hingga akhir bisa tolong ceritakan kepada saya?" tanya seorang perempuan dengan tubuh ramping dan paras cantik itu secara bertubi-tubi.
Ada ID Card terkalung di lehernya. Di situ tertera nama Candy, dia adalah seorang wartawan.
Bukan, dia bukan wartawan biasa. Dia wartawan yang cukup terkenal di Tokyo karena beritanya yang selalu menarik dan akurat. Dengan pekerjaannya yang begitu memuaskan membuatnya mampu mencapai kesuksesan di usianya yang masih terbilang muda.
Diyah yang mendapat pertanyaan secara bertubi-tubi dari seorang wartawan sehebat Candy hanya mampu memasang wajah sedih.
"Iya, dia adalah teman kami. Dia orang yang baik tapi karena beberapa akhir ini ia mendapat banyak masalah dan tekanan dalam hidupnya akhirnya dia memutuskan untuk mencoba melakukan percobaan bunuh diri. Kami belum sempat bicara dengannya. Oh..sungguh gadis yang malang," ujar Diyah dengan tangisan yang di buat-buat sambil merangkul bahu Yui.
Sementara Yui hanya bisa membalas rangkulan itu seraya mengusap lembut punggung Diyah, jika boleh jujur sedari tadi ia masih tidak mengerti dengan jalan pikir sahabatnya.
"Lalu-" sebelum wartawan yang penuh dengan rasa keingintahuan tinggi itu bertanya lebih lanjut Yui segera memotong pembucaraannya.
"Aku kira sudah cukup. Kami harus segera menyusul teman kami di rumah sakit, kami harus selalu berada di dekatnya," ujar Yui lalu menuntun Diyah untuk pergi menuju rumah sakit.
...
Sebelum kita lanjut, aku mau jelasin disini kenapa Diyah menyuruh orang tadi membeli trompolin.
Jadi Diyah berencana jika Lutfi benar benar ingin bunuh diri maka trompolin itu bisa menjadi wadah bagi tubuh nya, kenapa begitu? Yah supaya sahabatnya itu tidak mati sebelum semua terselesaikan.
Berarti disini Diyah masih memiliki rasa peduli terhadap sahabatnya itu kan, hanya karena Diyah tidak suka menjelaskan semua itu maka dia terlihat kejam dimata sahabat-sahabatnya.
Tapi ternyata saat Diyah sudah di atap gedung Lutfi malah hanya diam dan tidak melakukan hal yang aneh.
Diyah yang kecewa dengan sahabatnya itu karena sudah membuat uangnya terbuang sia sia untuknya, Diyah berencana mendorongnya supaya beban yang seharusnya tidak ditanggungnya menjadi hilang.
***
Sesampainya mereka dirumah sakit, mereka duduk dan menunggu Lutfi yang sedang ditangani dokter.
"Miris sekali," kata Diyah dengan wajah datarnya.
Yui yang melihat itu di buat semakin bertanya-tanya.
"Bisakah kau menjelaskan apa yang kau lakukan Diyah? Apa rencanamu?" tanya Yui yang sama sekali tidak mendapat respon dari Diyah.
Setelah menunggu cukup lama, kini Lutfi telah siuman ia membuka matanya melihat ke arah Diyah dan Yui.
"Bagaimana perasaanmu? Sangat menegangkan bukan?" ujar Diyah seraya tersenyum miring.
"Jadi begitu." ucap Yui yang kini sudah mengerti dengan sikap dan ucapan Diyah.
"Ya sangat menegangkan sekali dan sangat melegakan," ujar Lutfi tersenyum tipis.
•
Akhir yang menyenangkan untuk mereka kecuali untuk Lutfi.
Berakhir dengan sangat baik 🙂
Cuma itu saja dan
Selamat membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Modern Human Cultivation
ActionIni tentang dunia di abad ke 21 pada masa ini persaingan begitu akrab dengan kehidupan manusia modern mereka akan melakukan apapun untuk menjadi pemenang. Kejahatan dan kecurangan menjadi sesuatu yang wajar di saat nafsu benar-benar bertahta dalam h...