Pt. 10

18 6 3
                                    

Setelah beberapa menit kemudian entah sejak kapan di depan sudah ada Candy si wartawan profesional yang begitu penasaran dengan kejadian tadi.

Tanpa basa-basi Yui langsung menghampiri wartawan itu diikuti Diyah dibelakangnya.

Candy tersenyum manis saat melihat Yui dan Diyah menghampirinya.

"Apa korban sudah siuman? Apa saya boleh masuk dan menanyakan penyebab terjadinya kejadian tadi?"

"Sepertinya jangan dulu," kata Diyah sembari menutup pintu kamar rawat inap tersebut.

"Oh..begitu ya, baiklah. Em..begini saja apa kalian bisa memberikan penjelasan lebih detail lagi tentang kejadian yang tadi?" ujar Candy yang masih belum puas jika belum mendapatkan jawaban dari semua pertanyaannya.

Meski harus memaksa ia tidak peduli karena kasus ini bisa sangat menguntungkan untuk pekerjaan dan seberapa tinggi posisinya nanti.

"Baiklah kita bicara di caffe depan rumah sakit saja," ujar Yui lalu berjalan keluar terlebih dahulu.

***

Kini Diyah, Yui dan Candy sudah berada di caffe sederhana yang berada tepat di depan rumah sakit sehingga mereka tidak perlu meninggalkan Lutfi terlalu jauh.

"Jadi bertanyalah," ujar Yui seraya bersender di kursi caffe dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada.

Terlihat santai memang tapi sebenarnya ini adalah awal yang cukup buruk bagi Candy karena Yui akan memulai aksinya tanpa di sadari Candy si calon korbannya. Merusak mental seseorang dan membuatnya berkata jujur adalah kelebihan Yui.

"Baiklah saya akan mulai dengan pertanyaan yang mudah, boleh saya tahu nama korban atau hubungan kalian berdua dengan korban?"

"Kami temannya."

Candy mengangguk ini jawaban yang singkat dan jelas menurutnya. "Lalu saat anda melihat korban posisi anda saat itu dimana?"

"Bagaimana bisa kau menanyakan hal itu, sudah jelas di atas gedung itu lah," jawab Yui dengan nada kurang bersahabat membuat Candy merasa tidak nyaman.

"Ekhem..baiklah kalau begitu bisa anda ceritakan saja apa yang anda ketahui?"

Yui menghembuskan nafasnya pelan. "Oke, kau sendiri kan yang memintaku untuk mengatakan semua yang aku ketahui jadi jangan terkejut," ujar Yui seraya menyunggingkan senyumannya.

Candy hanya mengangguk, tangannya yang tengah memegang bulpoin sedikit bergetar, entah kenapa dirinya sendiri juga tidak tahu sementara Diyah lebih memilih diam dan memperhatikan, membiarkan Yui memperlihatkan kelebihannya.

"Sebelum aku naik ke gedung itu aku melihatmu dan orang misterius di toko swalayan seketika memori itu berputar kembali aku ingat beberapa hari yang lalu ada kasus suap menyuap yang sangat tertutup bahkan seorang Hacker tidak dapat menembus itu dan di sana kau juga terlibat kan?" ujar Yui sambil mencodongkan tubuhnya ke depan menatap intens Candy.

"Sepertinya pembicaraan ini sampai disini saja, mungkin kalau korban sudah merasa lebih baik saya akan kembali."

Seakan belum puas Yui kembali memulai aksinya membuka kedok seseorang adalah hal yang ia gemari.

"Kemarin malam tepat pukul 8, hari sabtu terjadi sebuah pembunuhan di Hotel Hills. Semua orang percaya begitu saja dengan berita ini tapi aku bukan orang bodoh seperti mereka aku tahu ini adalah sebuah konspirasi," ujar Yui dengan tatapan mengintimidasi seakan tidak membiarkan lawan bicaranya melakukan pembelaan.

"Tentu saja aku mengatakan itu bukan tanpa alasan, aku melihat sidik jari korban dan kau Candy. Saat itu aku berpikir apa mungkin kau pergi ke sana untuk meminum teh dan berbincang-bincang ringan dengan korban? Tapi pertanyaanku itu segera terjawab saat aku melihatmu dan orang misterius tampak membicarakan sesuatu yang penting, aku juga melihat kalau kau memberi uang kepada orang itu aku tidak tahu pasti jumlahnya tapi aku yakin kau sedang menyuapnya. Menurutku kau ini sama sekali tidak berbakat dan kurang teliti saat melakukan konspirasi demi mendapat posisi dan keterangan yang bagus saat menjadi wartawan."

Modern Human CultivationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang