Please take me away

1.6K 174 105
                                        

MinJoong
.
.
.
.

Please take me away, i want to go home

.
.
.

Hidup bergelimang harta, bagi sebagian orang merupakan mimpi terindah. Semua kebutuhanmu, apa pun yang kamu inginkan, semuanya dapat terpenuhi dengan cepat jika kamu memiliki banyak sekali uang.

Betapa beruntungnya mereka yang terlahir dari kalangan elit, sudah kaya sejak lahir, tidak perlu banyak usaha untuk mendapatkan apa yang dia mau, semuanya terpenuhi bahkan sebelum ia meminta.

Iya, kalau dilihat dari sudut pandang uang, semua sempurna tanpa celah. Namun, bagaimana kalau dilihat dari sudut pandang yang berbeda? Apa uang bisa membeli kasih sayang? Apa uang bisa membeli cinta, apa uang bisa mengusir rasa sepi?

Hongjoong adalah salah satu orang yang selalu mempertanyakan hidupnya, apakah jika ia tidak dikelilingi kekayaan, ia akan mendapatkan cinta dan kasih sayang yang tulus? Mungkinkan jika ia terlahir dari keluarga sederhana, Ayah dan Ibunya akan menyapanya setiap pagi? Memanggilnya dengan manja? Dan sarapan bersama?

Bagaimana rasanya dipuji Ibumu? Bagaimana rasanya dimarahi Ayahmu tanpa tuntutan? Bagaimana rasanya saat suraimu dibelai dengan sayang? Bagaimana rasanya memiliki teman?

Hongjoong ingin merasakan semua itu, teman yang benar-benar ingin berteman dengannya, bukan teman yang mau berbicara padanya hanya sebagai bentuk formalitas. Ia ingin dibelai ibunya, ia ingin diberi ucapan selamat malam sebelum tidur.

Benar, semua hal sederhana yang terlihat sepele itu tidak pernah Hongjoong rasakan sebelumnya. Semua hal sepele itu sangat Hongjoong dambakan.

Ia selalu berpikir kalau dirinya tidak akan bisa merasakan semua itu, sampai ia tidak sengaja bertemu dengan seseorang yang langsung mengisi ruang kosong di hatinya.

Saat itu ...

Hongjoong sedang menunggu sopir pribadinya yang terlambat karena ada kecelakaan di jalur yang biasa ia lewati, sehingga sopirnya harus melewati jalan alternatif yang lebih jauh.

Hongjoong menunggu di halte bus yang sedikit jauh dari kampus elitnya, karena bosan, tanpa terasa ia berjalan sampai di tempat ini. Ini ya yang namanya halte umum? Terlihat menarik, Hongjoong penasaran bagaimana rasanya menaiki bus?

Apakah benar seburuk yang ia dengar? Saling berdesakan? Dan harus rela mencium bau tak sedap dari keringat orang-orang di sekitarmu? Apakah benar semua yang tidak elit itu tidak teratur dan terkesan serampangan?

Hongjoong sibuk dengan pikirannya sendiri sampai ia tidak menyadari ada seorang pemuda yang berlari kencang ke arahnya.

"Minggir!"

"Ap—"

BRAAAKKKKKK

"Sshhhh," Hongjoong jatuh terjerembab setelah tubuhnya ditabrak dengan keras, ia berusaha duduk dan memeriksa lututnya yang sakit. Celananya robek, dan lututnya berdarah.

"Hei, kamu tidak apa? Maaf ya, aku tidak sengaja—ya ampun kamu terluka." Pemuda tinggi bersurai hitam pekat itu membantu Hongjoong berdiri dan mendudukannya di kursi halte.

"Tidak apa-apa, aku juga salah karena melamun. Aku akan pergi ke rumah sakit setelah ini," jawab Hongjoong sambil menutupi lukanya dengan sapu tangan yang ia ambil dari saku hoodienya.

"Rumah sakit?" Pemuda itu terlihat sedikit shock. "Ini hanya luka kecil astaga, biar aku yang mengobatimu, kafe ibuku ada di dekat sini." Pemuda itu kembali membantu Hongjoong berdiri. "Oh aku Song Mingi, sepertinya kita seumuran, panggil saja aku Mingi."

JUST MINJOONG !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang