Keesokannya Hermione tak mau keluar kamar untuk sarapan. Jadi aku harus bisa membawa makanan untuknya.
Aku bertemu Harry dan Neville yang sedang buru-buru memakan sarapannya. Aku tak terkejut dengan berita yang segera menyebar ini. Jujur aku malu, tapi mau bagaimana lagi. Hermione belum sarapan nanti dia sakit. Dengan cepat aku segera mengambil beberapa sandwich untuk kami berdua.
Mendengar segala cemooh dan tatapan mata yang terarah kepada ku membuatku yakin bahwa ada yang sudah menyebar penyebab lenyapnya poin asrama Grifindor secara ajaib dalam semalam.
Bahkan anak asrama lain juga seperti memusuhi kami. Hanya anak dari Slyterin yang sesekali menyapa sambil berterimakasih dengan nada mengejek. Beruntung Hermione tak keluar sekarang. Jika dia keluar kemungkinan dia sudah menangis tersedu-sedu lagi.
"Mione!" Tak kulihat Hermione ada disudut manapun kamar. Kemana dia?!
Jangan sampai dia mendengar hal-hal tak manusiawi yang sedang dibicarakan di seluruh Hogwarts!
"Mione!" Aku turun ke ruang rekreasi. Disana hanya ada beberapa anak yang menatapku dengan sinis.
Aku menghela nafas. Tak mencoba bertanya kepada mereka. Yang ada aku tambah setres.
Dengan segera aku berlari menuju aula. Barangkali Hermione lapar. Tapi disana hanya ada orang-orang yang menatapku seakan ingin membunuh. Aku segera pergi menuju kemanapun untuk mencari Hermione.
"Dasar tidak berguna!"
"Bagaimana bisa kau melakukan itu pada kami!"
"Ini asramamu sendiri dasar bodoh !!"
Aku mendengar ribut-ribut dari sebelah danau hitam. Terlihat beberapa anak perempuan berjubah dengan syal merah kuning bergerombol mencerca seseorang. Yang mana mereka semakin mendorong maju membuat seseorang yang ditekan semakin terpojok sehingga mundur hampir mencapai bibir danau.
"Hermione!!" Dengan segera aku menyibak kerumunan itu dan berdiri di depan Hermione yang sudah menangis tersedu-sedu. Mereka sudah kelewatan ! Bagaimana jika Hermione jatuh ke danau, ini musim dingin!
"Datang lagi manusia bodoh lainya!"
"Dasar tak berguna!"
Mereka merangsak maju lagi. Aku tak tahan ketika mereka menjangkau Hermione dan hampir menamparnya.
Langsung saja aku berteriak sambil memiting tangan orang yang mau menampar Hermione," PERGI JANGAN GANGGU KAMI!!"
Mereka itu murid kelas 3 yang mana beberapa lebih tinggi dariku dan Hermione. Hermione yang pendek terlihat sangat kecil saat ditekan tadi. Aku telat melindunginya.
"PERGI KALIAN DAS-
BYUR*
"[NAME] !!! TOLONGGG !!"
Rasanya kakiku ditarik sesuatu. Aku menggapai-gapai berusaha naik ke permukaan. Jujur saja aku tak tau cara berenang. Rasanya gelap, dingin dan sesak. Hanya suara Hermione yang masih samar-samar terdengar memberikan namaku dan meminta tolong.
Maafkan aku...
Nyatanya begitu aku hampir menutup mata dan ingin menyerah ada seseorang yang menggapai tanganku kemudian merengkuh badanku untuk membawaku naik kepermukaan. Sayangnya tertahan dengan sesuatu yang menarik pergelangan kakiku.
Aku semakin kehilangan kesadaran. Seseorang itu tengah berurusan dengan sesuatu yang menarik pergelangan kakiku. Pandanganku tak fokus dan buram. Apa ini rasanya sekarat?
.
.
.Esoknya aku bangun dan melihat langit-langit bangunan putih yang menyambut.
Rasanya badanku berat dan kepalaku pusing sekali. Jam berapa ini? Aku lapar sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter and the Sorcerer's Stone (With Reader)
Fanfiction[Name] yang masuk ke dunia sihir ditahun yang sama dengan Harry Potter sang anak yang bertahan hidup. Ini kisahmu bukan kisah Harry Potter sang anak yang bertahan hidup. Ini hanya kisahmu, kisah sang anak bernama [Name] [Last Name]. Pair ? Komen yuk...