Ini bukanlah akhir. Nyatanya ini semua adalah awal dari kehidupanku.[Name] si anak biasa yang entah bagaimana bisa masuk sekolah sihir. Mendapat teman baru, mendapat pengalaman baru, mendapat ilmu baru, dan yang paling penting mendapat keluarga baru.
Sekarang Harry yang sudah sehat seperti sedia kala tengah duduk di hadapanku. Rasanya lega sekali melihatnya sudah bisa tertawa cekikikan bersama Ron dan Hermione.
Well, aku hanya pengamat. Rasanya setahun ini sangat singkat sekali. Topi seleksi, Orang tuaku yang diculik, Teman baru, Troll, Fluffy, dan lain-lain. This like a dream. And i hope is not dream, but i hope too is dream. Arghhh whatever!!
Oh iya, kami memenangkan piala asrama untuk tahun ini. Semua ini berkat tiga serangkai dan Neville serta aku yang entah bagaimana mendapat poin plus dari prof. Dumbledore. Tapi syukurlah berkat itu kami bisa mengalahkan asrama si Draco setan manis itu. Well, memang tak terduga sekali.
Waktu memang berjalan terlalu cepat. Dan kita dipaksa untuk harus kembali pada awal. Awal mula dimana kita berada. Rumah. Tempat itu mungkin sangat kotor sekarang, mengingat aku meninggalkannya dalam keadaan kacau balau waktu itu.
Ah... Apa itu masih disebut rumah jika tidak ada yang menunggumu disana. Rasanya aku tak ingin pulang, pulang ke tempat dimana tak ada satupun orang yang menungguku. Tapi, yasudahlah. Mungkin ini yang terbaik.
"[Name],"
Aku ber-emm ria mendengar panggilan Harry.
"Permen?" Aku mengedip kearah mereka bertiga lalu mengangguk.
"Kau ada masalah ?" Hermione mulai kepoan. Aku memutar bola mataku.
"Nothing," ucapku sambil memakan coklat katak.
"Kau dapat apa ?" Ron mengintip kartu hadiahku. Kulempar saja kemukanya.
"YAKK!!" Aku terkikik.
"Aku pasti merindukan kalian," ucap Harry tiba-tiba. Hatiku melembut mendengar pengakuan jujurnya. Tidak seperti aku yang dari tadi ragu ingin mengatakan hal serupa.
"Aaaa~ kenapa suasananya jadi melow begini !!" Ucapku sambil tertawa. Mereka ikut terkikik juga.
"Tapi, mungkin aku akan merindukanmu [Name]. Mengingat kau selalu perhatian padaku apalagi pada 'Harry' !" Ucap Hermione menekan kata terahkir. Aku hanya menggelengkan kepala.
"Tentu saja. Iya kan Harry. Harryku yang imutttt!!" Ucapku sambil memeluk tubuh kecil Harry. Sumpah, dia kurus sekali !!
Harry cemberut dalam pelukan anak-anak kami.
"[Name]," sontak kepala kami segera menoleh ke pintu kaca yang diketuk dari luar yang disertai panggilan untukku.
Diggory ?
"Nona [Name] !" "Nona [Name] !"
Si kembar Weasley?
Aku menengok ke tiga serangkai. Yang diberi pandangan bingung juga.
"Masuklah! Kenapa kalian menumpuk disini !" Sejarah seorang prefect menyentak senyuman para anak laki-laki yang berdiri diluar ruangan kami. Well, kami sedang dalam kereta untuk pulang sekarang.
"Ya! Masuklah!" Ucap kami berempat sebagai tuan rumah. Mereka masuk dan aku duduk berdempetan dengan si kembar dan Harry. Serta si Diggory yang duduk di sebelah Hermione dan Ron, didepanku.
"Nona [Name] apa kau sibuk?" "Bisakah ikut kami sebentar ?" Mereka bicara bersautan lagi.
"Tunggu bisa aku bicara dengan [Name] dulu ?"
"Hei, kau harus antri," Diangguki Fred atau George?
"Berarti kalian yang harus antri. Karena aku yang lebih duluan kesini !" Si Diggory ini rewel sekali.
"Memang ada apa ?" Aku menatap mereka semua.
"Kami ingin memberikan sesuatu !" " Aku ingin memberikan sesuatu !"
Si kembar dan Diggory bicara bersamaan. Mereka jadi kembar tiga ?!
"Berikan saja sekarang," ucap Ron malas. Masih memakan permen-permen yang tersisa. Hei, sisakan untukku !
"Tapi..." "Tapi..." Nah mereka barengan lagi. Dah klop buat trio.
"Benar kata Ron. Berikan saja disini. Memang kalian mau memberikan apa ?" Aku menatap si kembar sambil memberikan telapak tanganku pada mereka. Meminta sesuatu itu.
"..." Fred dan George berpandangan singkat lalu mengangguk. Lalu memberiku sebuah amplop yang tebal sekali.
"Buka dirumah!" Ucap mereka lalu beranjak pergi setelah puas mengacak-acak rambutku. Kudu sabar punya kakak temuan cem mereka !
Kini aku beralih ke si kakak Diggory dihadapan ku. Well, dia 2 tahun diatasku.
"Jadi ?!" Dia terlihat kikuk. Jangan bilang dia suka padaku! Well, aku memang menarik sih ! Heheh :)
"Ini! Jangan sampai kedinginan !" Lalu dia pergi seperti kilat setelah melemparkan tas kertas padaku. Apa itu sopan ?!
"Waw sejak kapan kau dekat dengan Si Diggory itu ?!" Ron mulai menggoda. Yah, kak Diggory memang tampan, tinggi, dan keren. Tapi aku sadar diri. Masa dia beneran suka aku?!
"Coba lihat. Dia beri apa !!" Hermione merampas tas dipangkuanku.
"Woahhhh dia memberimu mantel !! " Mata Ron berkilat-kilat kagum.
"Ini mahal! Kau tau!" Ucap Hermione membolak-balik mantel musim dingin berwarna putih itu. Untung bukan warna pink atau sejenisnya. Mungkin tak akan ku pakai kalau warnanya seperti itu.
" Aku belum berterima kasih pada mereka !" Aku baru tersadar.
"Tak perlu. Kau bisa mengirim surat nanti," tangan Ron melambai untuk isyarat tak perlu. Please, pakai apa. Aku bahkan tak punya burung hantu !
"[Name] tak punya burung hantu Ron," Harry menyahuti.
"Ah benar juga. "
"Bisa aku titip padamu saja ? Kalian kan serumah !" Ron mengangguk saja. Dengan cepat ku tulis beberapa kata ucapan terimakasih untuk si kembar. Lalu kuserahkan ke Ron untuk disalurkan ke Fred dan George nanti.
"Lalu bagaimana dengan kak Diggory?" Hermione mengintrupsi.
"Temui saja," ucap Harry bersiap untuk tidur. Ternyata aku juga ngantuk.
"Malas ah. Besok-besok saja kalau ketemu." Dan aku ikut bergabung dalam pulau mimpi bersama Harry.
Kami masih anak-anak dan tak baik aku memikirkan hal seperti itu sekarang. Kak Diggory memang baik dan dewasa tapi aku masih belum dewasa. Ini belum waktunya. Karena itu lebih baik aku tidur dan pura-pura melupakan semuanya.
Mencoba mengatur strategi bersih-bersih ketika sampai rumah. Memikirkan bagaimana keuangan untuk hidupku. Memikirkan apakah aku benar-benar berani hidup sendiri di rumah itu . Ini sungguh berat untuk ku yang baru 11 tahun ini.
Yasudahlah. Kita jalani saja. Semoga kita baik-baik saja.
Lanjut ke Season 2 ?
Tergantung kalian :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter and the Sorcerer's Stone (With Reader)
Fanfiction[Name] yang masuk ke dunia sihir ditahun yang sama dengan Harry Potter sang anak yang bertahan hidup. Ini kisahmu bukan kisah Harry Potter sang anak yang bertahan hidup. Ini hanya kisahmu, kisah sang anak bernama [Name] [Last Name]. Pair ? Komen yuk...