Aku benar-benar melupakan janji temu bersama si kembar Weasley di lapangan sore tadi. Sekarang sudah hampir jam malam dan aku tak melihat mereka di aula tadi.Ini adalah malam natal. Bagaimana aku bisa ingat sementara teman-teman yang lain begitu bahagia bercerita untuk merayakan natal tahun ini di Hogwarts setelah ribut-ribut siang tadi. Nyatanya aku ikut mendaftar untuk meredakan natal di sini malam ini. Lagian mau kemana lagi aku. Orang tua saja tak dirumah. Sad girl.
Ditemani oleh Harry menggunakan jubah gaibnya yang tadi di dapatnya entah dari siapa . Ntahlah aku tak terlalu peduli yang penting ini menguntungkan ku.
"Kau yakin mereka Masi disana [Name ] ?" Harry terdengar agak sensi. Jujur saja aku tengah menangkap basah saat dia hampir keluar dari pintu lukisan Nyonya Gemuk.
Dengan modal ancaman akan ku adukan ke Ron dan Hermione, dia mau menemaniku ke lapangan. Mungkin aku harus menjadi bagian dari Slyterin sekarang. Aku agak licik rupanya!
Tak kaget mengetahui fakta bahwa dulu aku sempat dipertimbangkan masuk ke asrama ular itu oleh topi seleksi. Untung saja tak jadi, jika terjadi paling-paling aku akan dengan senang hati bergulat dengan anak asramaku sendiri setiap hari karena gerah di ejek. Dan mengurangi poin dengan cepat.
Begitu sampai di lapangan yang nampak hanya kegelapan. Dan aku agak tidak suka gelap. Untung tadi bersama Harry.
" Bagaimana?" Aku menoleh mencari si kembar. Lalu menggeleng. Aku lantas menyengir.
Harry sebal. "Ikut aku sebentar,"
"Kemana?"
"Mencari sesuatu di perpustakaan !" Aku manggut-manggut dan ngekor saja.
Dan demi apa, kami berahkir dikejar-kejar oleh Flich dan kucing konyolnya Mrs. Norris. Dan berahkir di ruang kelas yang kosong yang hanya ada cermin tinggi yang kelihatanya keren. Sangat antik!
Harry mendekati cermin itu setelah melempar jubah gaib yang menutupi kami. Aku ngikut karena ingin memegang ukiran dari cermin.
"Cermin yang bagus!" Harry sepertinya tak mendengar. Dia malah kelihatan kaget saat memandang ke arah cermin.
"???" Kenapa dia ?
"Harry !?"
"Mom?!"
"!!??"
"Dad?!" Dia menyentuh cermin dengan wajah menyendu. Jangan bilang Harry kerasukan setan !! Astaga !!
"Hei! Kau kenapa?!!" Aku menggoyang badannya.
Dia malah memegang tanganku yang ada di pundaknya. Astaga, dia benar-benar kerasukan!!
Nyatanya setelah memegang tanganku dia berjengit. Apa tanganku menyetrum ??!
"[Name] kau- kau bi.. bisakah kau melihat-"
Aku tak tahan lalu menarik tangannya dan menggunakan jubah gaib lagi serta menggiringnya menuju asrama lagi.
Sumpah aku takut kalau dia bertanya hal ini!
.
.
.Paginya Harry dengan semangat menceritakan cermin itu kepada para sahabatnya. Yang mana membuat mereka penasaran dan membuat mereka ingin melihatnya.
"Jangan!! Apa kau tak ingat bagaimana Mrs. Norris bisa mengendus kita hingga membuat kita hampir tertangkap semalam!!" Aku agak membentak mereka.
Harry agaknya marah padaku sejak malam itu. Sejujurnya aku tak merasa bersalah sama sekali. Ini demi kebaikan bersama.
Dan soal si kembar Weasley aku sangat menyesal. Aku meminta maaf sebanyak yang aku bisa. Ternyata mereka disana hingga tengah malam. Di cuaca yang dingin ini. Aku merasa sangat berdosa!!
![](https://img.wattpad.com/cover/244058581-288-k533188.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter and the Sorcerer's Stone (With Reader)
Fanfiction[Name] yang masuk ke dunia sihir ditahun yang sama dengan Harry Potter sang anak yang bertahan hidup. Ini kisahmu bukan kisah Harry Potter sang anak yang bertahan hidup. Ini hanya kisahmu, kisah sang anak bernama [Name] [Last Name]. Pair ? Komen yuk...