D*rkS*de*8*

1.3K 142 55
                                    

Happy Reading
.
.
.

Bangchan menutup pintu mobil dengan keras, ia berusaha mengatur nafasnya yang memburu kemudian menempelkan dahinya pada jendela.

Memerhatikan langit yang mendung, seakan siap menumpahkan semua bebannya. Tidak pernah terpikir di otaknya bahwa ia mengencani kakak sepupu dari orang yang menghancurkan hidupnya.

Tangan Bangchan terkepal erat, bibir bawahnya ia gigit sembari memejamkan mata. Bangchan membenturkan dahinya pada kaca jendela mobil beberapa kali.

Tolong, Bangchan tidak ingin mengingat masa lalunya.

.
.
.

"JiSung cepatlah!" JiSung menggeleng dengan nafas terengah-engah, Bangchan melihat sekeliling panik. Teriakan 2 orang yang mengejar mereka semakin dekat, Bangchan tanpa sadar mendorong Jisung agar bersembunyi di tong sampah yang kosong.

"Hyung, bagaimana..."

"Cepat masuk dan jangan bersuara apapun yang terjadi!" Titah Bangchan kemudian menutup tong sampah tersebut.

Di dalam Tong sampah yang gelap dan bau, samar-samar Jisung dapat mendengar suara orang-orang yang tengah berdebat di luar.

Jisung menutup mulutnya, memejamkan mata dengan erat begitu mendengar suara pukulan. Jisung menangis, ia menggeleng tidak ingin berpikiran jika yang terpukul itu adalah kakaknya.

Bangchan, memenggangi perutnya. Sudut bibirnya berdarah. "Menyerah saja!" Bentak orang dengan frecless di wajahnya. Bangchan menggeleng, ia berusaha bangkit.

"Ck, keras kepala!" Pria dengan masker yang menutupi mulutnya itu menjambak rambut Bangchan. Menarik rambut itu hingga Bangchan terpaksa berdiri.

"Oy! Felix, cepat cari yang satu lagi!" Bangchan menendang pemuda dengan masker tersebut kuat, hingga tersungkur.

"Seungmin kau tidak apa-apa?" Orang yang di panggil Felix, segera memukul wajah Bangchan dengan kuat dan tak berhenti sampai sana. Felix juga menendang-nendang perut Bangchan.

Seungmin mendengus, Bangchan terlihat tak berdaya namun masih ingin melawan. Sungguh bodoh menurut Seungmin.

"Dimana adik mu huh?!"

Bangchan menggeleng, matanya menatap tajam pada Seungmin dan Felix. "Jangan ganggu adik ku! Bajingan!" Ucapnya dengan penuh penekanan. Seungmin menyeringai, ia berjalan ke hadapan Bangchan. "Tidak perlu memberi tau, karna aku sudah tau!" Ucap Seungmin kemudian menendang kepala Bangchan dengan kuat.

Rasa pusing yang teramat mendera kepala Bangchan. Dunia terasa berputar dan pandanganya memburam, samar-samar Bangchan bisa mendengar teriakan Jisung yang memanggil namanya dengan histeris.
.
.
.

"Bagaimana kau bisa tau itu semua?!" Woojin meninggikan suaranya. Seungmin dan Felix hanya bisa diam. "Bagaimana Seungmin! Bagaimana kau bisa tau jika Bangchan dan Jisung di jual pada seorang mucikari! Dijadikan pemuas nafsu selama bertahun tahun! Bagaimana kau bisa tau itu?!"

Seungmin menunduk. "K-karna saat kau di penjara... aku dulu pernah bekerja untuk mucikari itu, aku dan Felix yang membawa Bangchan dan Jisung dari orang tua mereka." Jelasnya dengan nada pelan. Felix ikut menunduk, mereka benar-benar merasa bersalah.

Woojin mengusap wajahnya kasar, ia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi. "Tolong jelaskan lebih rinci!"

"Kejadian itu terjadi 1 tahun yang lalu Hyung, lama-kelamaan kami tidak tega dan akhirnya memutuskan untuk membebaskan jisung. Menyekolahkannya bersama dengan kami hingga banyak rumor jika kami bertiga adalah sepasang kekasih, padahal tidak. Kekasihku hanya Felix!"

[5]🌷DarkSide|[JeongChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang