BonChap: Inspirasion and victim🔞

2.8K 138 72
                                    

Happy Reading.
.
.
.

Minggu pagi, Mall begitu ramai oleh pengunjung dan pedagang.

Jeongin berjalan menghampiri Bangchan dengan dua buah kamera perekam di tanganya. Bangchan mengerutkan alisnya bingung "Babe, kau akan membelinya? Tapi kita sudah punya 3 kamera di rumah,"

Jeongin mengangguk dan tersenyum lebar pada Bangchan sembari memasukan dua buah kamera tersebut ke dalam tas belanja Bangchan. Sang empu tas tersebut tentunya tak bisa berbuat banyak selain membiarkan, lagi pula bukan ia yang membayar "Kau akan tau alasanya nanti," Jeongin mengedipkan sebelah matanya.

wink yang cukup memberikan dampak buruk di hati Bangchan.

Bangchan tersenyum malu, pukulan main-main ia layangkan pada bahu Jeongin kemudian menggandeng tangan kanan Jeongin "However, ayo pulang!"

.
.
.

Bangchan berjalan menaiki tangga dengan sebuah piring berisikan ptongan buah melon dan semangka di tanganya. Ini pukul 1.30 siang, Jeongin selalu suka memakan buah segar di siang hari terutama ketika suhu sedang panas-panasnya.

Biasanya mereka berdua akan makan sembari menonton TV di ruang tamu tapi setelah kembali dari acara berbelanja, Jeongin langsung naik ke kamar mereka dan melarang Chan untuk masuk hingga ia ijinkan.

Bangchan mengetuk pintu sebanyak 3 kali "Jeongin-ah, boleh aku masuk? Aku bawa buah untuk mu!" Beberapa saat tidak ada jawaban. Bangchan menusuk potongan buah melon dengan garpu lalu memakannya "Jeongin-ah! Jika kau tidak menjawab akan ku habiskan semua buah ini!" Seru Bangchan dengan mulut penuh.

Tak berselang lama pintu pun terbuka, Jeongin tersenyum lebar melihat Bangchan yang menatapnya terkejut dengan pipi mengembung penuh "Masuklah!" Jeongin memiringkan tubuhnya, memberi Chan ruang untuk masuk ke dalam kamar.

Bangchan menelan buah di mulutnya dan berjalan memasuki kamar. Tidak ada perubahan besar, hanya ada 5 kamera yang menyorot ranjang.

satu di depan, satu di kiri dan dan kanan, satu tergantung di atas ranjang dan satu lagi di kepala ranjang "Apa untuk ini kau membeli 2 kamera tambahan?" Bangchan menusuk potongan semangka dengan garpuh nya dan menyodorkannya pada Jeongin.

Jeongin membuka mulutnya, menerima suapan Bangchan dan mengangguk antusias "Aku akan membuat buku baru," Ucap Jeongin setelah menelan kunyahan nya, ia kemudian mengambil alih piring di tangan Bangchan dan menyimpannya di laci dekat laptop.

"Dan Aku ingin kau membantuku!" Jeongin langsung membawa tanganya untuk melepas kancing pakaian Bangchan.

Bangchan membola lucu, tanganya berusaha memegang tangan Jeongin yang telah berhasil membuka 3 kancing baju teratasnya. "Tentang apa?" Jeongin mengecup bibir tebal Bangchan sekilas, tanganya tak berhenti melepaskan tautan kancing kemeja Bangchan hingga yang terakhir.

"Tentang seorang pemuda berusia 24 tahun yang mengidap alzheimer, sexs balas dendam, ingatan dan hubungan serta air mata." Jelas Jeongin dengan oenuh penghayatan.

Bangchan membiarkan kemejanya melorot jatuh ke lantai "terdengar dalam, jangan bilang kau akan memakai namaku lagi di buku kali ini?!"

"Bukan hanya namamu...." Jeongin membawa tanganya untuk memeluk pinggang Bangchan, menarik tubuh pemuda yang lebih tua agar menempel padanya. Jeongin meremas lekukan pinggul Bangchan, "akan ku gunakan setiap inci dari tubuhmu, setiap desahan dan rintihan mu, setiap air mata akan ku gunakan semuanya."

Bangchan memutar bola matanya, ia membiarkan Jeongin mendorongnya agar terbaring ke ranjang "Jadi kau akan merekam adegan panas kita dan menulisnya hum?" Jeongin mengangguk. "Kamera ini sudah menyala ketika kau masuk,"

[5]🌷DarkSide|[JeongChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang