07

7 3 0
                                    

Sesudah makan malam, ibu dan ayah mereka sudah ada di kamar begitu juga dengan Jungkook dan Sunhee.

Keadaan di kamar kakak-adik ini canggung. Bahkan sangat canggung. Jungkook duduk di sisi kasur sebelah kanan dan Sunhee sebelah kiri.

Jungkook berdehem memecah keheningan. "Apa kau tidak keberatan jika aku tidur disini lagi?"

"Hanya satu malam, Jeon."

"Hya, aku lebih tua 2 tahun darimu!"

"Lalu? Aku harus memanggilmu apa? Ahjusshi? samchon? Halmeoni? Imo?"

"Oppa. Kau harus memanggilku dengan sebutan O-ppa!"

"Jika aku tidak mau?" Kata Sunhee menantang sambil melipatkan tangannya di dada menghadap ke arah Jungkook.

"Kau harus mau. Jika tidak aku akan mengadukannya pada ibu dan ayah."

"Adukan saja, aku tidak takut."

"Ah, kau menantangku?"

"Ya, lalu kau mau apa?"

"Kenapa kau begitu cerewet, eoh? Padahal sewaktu kita bertemu pertama kali kau tidak secerewet ini."

"Memangnya kenapa jika aku cerewet? Kau tidak terima? Jika iya, tidurlah di luar tuan Jeon."

"Aish, bocah ini."

"Apa? Bocah? Kau bilang aku bocah?!"

"Baiklah, aku mengalah. Dari pada berdebat denganmu yang akan berakibat membangunkan ibu dan ayah, lebih baik aku tidur di luar."

Jungkook melangkah keluar dengan bantal.

"Jungkook..." lirih Sunhee sembari menahan tangan Jungkook. Kemudian berjalan semakin dekat dan memeluknya.

"Maafkan aku, oppa... aku sedang terbawa suasana karena efek datang bulan. Aku tidak bermaksud menyinggungmu. Maaf..."

Jungkook tersenyum puas. Jungkook melepaskan genggamannya pada bantal dan membalas pelukan Sunhee.

"Jika begini aku tidak akan tersinggung lagi."

Jungkook mengambil bantal yang ia jatuhkan dan sedetik kemudian ia menggendong Sunhee yang membuat Sunhee terperanjat kaget.

"Kya Jeon Jungkook!!"

Jungkook merebahkan Sunhee di kasur dan menimpanya. Tidak, Jungkook menahan badannya dengan kedua tangannya. Sunhee mengerucutkan bibirnya karena kesal.

Cup!

Jungkook mengecup dahi Sunhee lalu berbaring di sampingnya.

"Ayo tidur," kata Jungkook lalu memeluk Sunhee dari samping.

"Aku masih kesal!" Pinta Sunhee yang kembali membuat Jungkook membuka matanya.

"Baiklah, aku minta maaf."

Sunhee menghadap ke arah Jungkook, "lepaskan dulu pelukannya. Aku tidak bisa tidur jika lampunya tidak dimatikan."

Jungkook melepaskan pelukannya dan Sunhee segera turun dari kasur untuk mematikan sakral lampu, kemudian kembali lagi berbaring.

Jungkook kembali memeluk Sunhee yang membuat Sunhee ikut memeluk Jungkook, mencari rasa nyaman di dada Jungkook.

"Kau memaafkanku?"

"Tentu saja,"

"Terima kasih..."

Kemudian, keduanya pun tertidur.

***

Pagi telah menyongsong. Cahaya matahari masuk ke celah-celah jendela menyinari kedua kakak-adik yang sedang tidur sambil berpelukan bak teletubis ini, ck.

Keduanya seperti tidak ingin bangun dan ingin terus berpelukan sampai esok hari.

Jika tidak ada suara teriakan ibu, mungkin keduanya tidak segera bangun dan sarapan.

Mereka menyantap sarapan mereka. Semuanya terfokus pada kegiatannya masing-masing.

"Kita akan pindah hari ini, Sunhee. Jadi siapkan apa yang ingin dibawa," kata ibu.

"Baik bu,"

Selesai makan, Sunhee kembali ke kamar guna menyusun barang-barang yang akan ia bawa. Hah, rasanya Sunhee ingin sekali membawa semua barang yang ada di rumah ini agar kenangannya tidak hilang. Sudah terlalu banyak kenangan yang ia buat bersama ibunya di rumah ini.

Sunhee mulai berjalan ke arah meja belajarnya. Menyusun bukunya satu-persatu kedalam kotak kardus. Kemudian Sunhee membuka laci meja belajarnya, dan mengambil buku yang bertuliskan 'my book diary'.

Menyunggingkan senyum saat melihat halaman pertama buku itu, yang berisi foto Sunhee dan ibunya saat ia berumur 5 tahun. Ibunya menciumnya saat ulang tahunnya. Hah, tidak terasa sekarang Sunhee sudah besar.

Sunhee memasukkan book diary-nya kedalam kotak kardus dan di susul dengan buku yang lainnnya.

Selesai menyusun buku, kini Sunhee beralih ke lemari bajunya. Menyusun satu persatu bajunya kedalam koper, hingga akhirnya ia menemukan switer rajutan buatan ibunya. Itu hadiah dari ibunya saat ia berumur 7 tahun. Hadiah yang sangat spesial.

Selesai mengemasi baju-bajunya, Sunhee menatap sekelilingnya. Ah, banyak foto-foto dia, ayah dan ibu, serta foto-foto di tokoh drama. Sunhee mengambil semua bingkai foto itu tak terkecuali dengan poster oppa drama koreanya dan memasukkannya ke dalam kardus.

Kosong. Itu yang ia lihat setelah mengemasi semua barang yang akan ia bawa. Sunhee beralih menatap tempat tidurnya. Ia sangat ingat ketika ia menangis ketakutan karena pertama kali melihat hantu di umur 10 tahun. Dan ibunya langsung menemaninya tidur. Ah, memori itu kembali terbayang membuat sekilas senyum miris ia perlihatkan.

"Aku akan merindukanmu," lirihnya sambil melihat sekeliling kamar, mengidarkan pandangan.

Sunhee mengangkat satu kardus itu perlahan dan membawanya ke bawah.

"Kau butuh bantuan, nona?"

"Ya, oppa tolong angkatkan dua kardus lagi dan satu koper. Terima kasih." Ujar Sunhee lalu keluar rumah.

Jungkook menghela napas lalu mengerjakan perintah Sunhee.

Sunhee berdiri di teras rumah sambil menghirup udara pagi. Ah, mungkin ia akan merindukan suasana rumah ini. Rumah yang memberikannya berjuta rasa dan rasa nyaman.

Butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan rumah baru dan lingkungan baru dan juga... hantu baru.

.

.

.

.

.

TBC


Us and Destiny [END | Belum REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang