felix sedang membuat adonan kue dengan jari jari kecilnya, ia mengusap keningnya yang mulai berkeringat dan menuju wastafel untuk mencuci tangan.
"kak abin!!" teriak felix dari dapur.
changbin yang berapa di kamarnya pun langsung berlari menuju dapur.
"ish! kakak kira ada apaan, jangan bikin kaget dong," changbin merajuk kecil, tetapi felix hanya terkekeh.
"kakak jagain sambil aduk pelan pelan, ya? aku mau beli margarin dulu," ucap felix lalu melepas apronnya.
"kamu mau beli dimana?"
"di minimarket depan sana, deket kok gak usah dianterin,"
"yeu, siapa yang mau nganterin.. nitip susu yang satu liter," felix mengadahkan tangannya ke changbin.
"duit?" ucapnya dengan gemas.
"ada dilaci nakas deket tempat tidur," felix merubah tangannya menjadi hormat lalu pergi begitu saja.
kini, ia sedang mencari-cari dompet changbin dilaci, sedikit sulit karena laci itu baru setengah dirapihkan. felix menggerutu, kalau lama-lama bisa saja kue yang ia buat menjadi gagal saat dipanggang.
"eh ini apaan? permen?" gumamnya lalu melihat-lihat bungkus itu.
"ehm," tiba-tiba felix tersentak, melihat ke arah changbin yang berdiri didepan pintu sembari mengaduk adonan.
"e-eh... kak abin ngapain disini? bikin kaget aja,"
"abis kamunya lama, terus itu ngapain pegang kondom?"
"hah?" felix menatap bungkusan yang ditangannya yang sempat ia kita itu permen.
"lixie nyari dompet kakak, daritadi gak nemu, eh nemu ini. lixie kira permen," ucapnya dengan polos lalu menaruh benda itu ditempatnya kembali.
"hadeh, itu dompet depan mata kamu," felix menatap kembali laci itu.
"t-tadi serius gak ada, ih aneh..."
"bawa aja dompetnya sekalian, takut kurang nanti. pake masker, diluar panas, oh ya, cepetan," titah changbin lalu ia pergi keluar kamar.
dengan cepat felix mengambil maskernya dan berlari menuju minimarket.
#felix masih ingat dengan tujuan awal datang ke minimarket, ia tidak mau menghambur-hamburkan uang untuk membeli jajanan. ia mengambil susu yang changbin inginkan lalu berjalan untuk mencari margarin yang ia inginkan.
tak selang lama, ia akhirnya keluar dari minimarket dan berjalan santai sembari memakan es krim. felix sudah menahan-nahan untuk tidak membeli jajan tetapi ia goyah saat melihat promo es krim dan itu termasuk es krim varian baru.
"lixie pulang~ huh panas banget diluar, muka lixie merah.." gerutu felix saat memasuki rumah.
"mayah mayah muyu," ejek changbin ketika mendengar gerutu felix.
"ih, abis makan apa tuh.. es krim, ya?"
"enggak kok," elak felix saat hampir ketauan dengan changbin.
"itu ada bekasnya," dengan cepat felix mengelap sekitar bibirnya.
"ketauan, kakak ga dibeliin?" felix hanya meringis.
"eung... enggak karena sisa satu," elaknya lagi.
felix memberi changbin susu dan dompetnya, "makasih, kak abin."
changbin hanya berdeham lalu mengikuti felix ke dapur. changbin duduk dimeja makan mengambil gelasnya lalu melihat felix yang sedang melanjutkan pembuatan kuenya.
"kamu bikin sebanyak itu buat sendiri apa gimana? yakin abis?" tanya changbin tiba-tiba.
"enggak juga, nanti mau dikasih ke tetangga. ya, biar saling kenal aja," jawab felix.
sembari menunggu kuenya matang, felix ikut duduk dan mengobrol ringan dengan changbin, dari bercanda, cerita masa lalu dan sesekali bermain permainan kecil.
ting!
oven sudah memberikan tanda jika kuenya sudah matang, felix mengambilnya dengan perlahan lalu mulai menghiasnya. harumnya kue itu sangat khas, berbeda dengan kue kue buatan toko.
setelah dihias, felix menata kue itu dimeja makan, sesekali changbin memberi wajah yang menurutnya imut agar felix memberinya terlebih dahulu.
"ini spesial," ucap felix sembari memberi kue ke changbin.
"perasaan sama aja hiasannya,"
"ish, gak peka, males," ucap felix sedikit kesal dengan changbin.
"bercanda doang, sayang,"
"emang apa yang bikin spesial?"
"pake cinta kan? kiw kiw,"
"salah, tadi lixie kasih obat penenang biar kak abin gak usilin lixie mulu," changbin hanya tertawa kecil, lucu sekali rasanya ingin menciumi felix sampai menangis.
"lixie ijin ngasih kue ke tetangga," changbin membalas dengan ibu jari kanannya, mulutnya sibuk memakan kue buatan felix.
akhirnya sisa satu kue yang belum diantar dan itu milik tetangga samping kanan rumahnya, dengan semangat ia memencet bel rumah itu.
"hai, aku tetangga baru kamu disini, kita sebelahan. aku felix, kamu?" pemilik rumah itu sangat manis, terlebih saat tersenyum.
"seungmin,"
"ah, salam kenal seungmin. ini ada kue buatan ku, semoga —loh, kak chan?!" tatapan felix langsung tertuju dengan lelaki dibelakang seungmin.
namanya chan, pria berbadan ideal, senyuman manisnya, berpikiran dewasa dan terlihat sangat tampan. siapa sangka felix bertemu dengan mantannya selama sma?
"felix, lama gak ketemu," ucapnya lalu tertawa manis.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
mnkh | changlix [✓]
Fanfictionmbti changlix itu mnkh alias menikah. !!! bxb, sweet, mpreg !!! cr. all picts : pinterest. #2 in seo 031120 #17 in seochangbin 291020 #16 in leefelix 270521 #25 in changlix 270521 [oktober - oktober] © jinirets, 2O2O