ngidam

5K 554 52
                                    

kata kasar
.

beberapa minggu lalu, saat felix dan changbin pergi ke rumah sakit, mereka diberi kabar bahagia. iya, felix dan changbin akan mempunyai anak.

"kak abin!" felix memanggil dari ruang tv, ini sudah malam dan felix berniat untuk mengajaknya menonton film.

"ada apa, lix?" tanya changbin lalu duduk disamping felix. felix menidurkan dirinya disofa dengan kepala yang diatas paha changbin.

"gak sibuk kan? ayo nonton film."

"enggak kok, emang mau nonton film apa?"

"us, kata seungmin seru," felix langsung mencari film yang ia inginkan lalu memulainya.

"genre?" felix mengingat sebentar.

"horror? ih, kata seungmin ada bunuh-bunuhannya," changbin langsung mengambil alih remot tv lalu mematikan film itu.

"ih, kok dimatiin sih," kesal felix.

"nanti kamu gak bisa tidur gimana? paling tiap mau ke kamar mandi selalu minta ditemenin," keluh changbin lalu mencarikan film lain.

"ih, gak terlalu serem kok. janji gak nyusahin kakak kalo kemana-mana," ucap felix untuk meyakinkan changbin.

changbin diam sebentar, "oke, janji, ya."

changbin meng-iyakan ucapan felix karena sebenarnya ia juga penasaran dengan film itu. satu jam lebih berlalu, mereka telah menyelesaikan film itu dan sekarang jam menunjukkan pukul 11.00pm.

changbin menoleh ke arah felix dan mendapati felix sudah tertidur lelap. ia menggendong felix seperti koala menuju kamarnya, tetapi saat felix diselimutkan, dia terbangun.

"kak, mau nasi goreng," ucapnya tiba-tiba.

"besok, ya? udah malem, tidur dulu," ucap changbin lalu menidurkan dirinya dan memeluk felix.

felix berontak kecil, ia tak mau dipeluk kalau belum dikabulkan permintaannya.

"gak mau tidur, mau nasi goreng. ya udah, lixie beli sendiri aja," changbin terpaksa bangun, mengumpulkan nyawa-nyawanya yang sudah terlanjur memencar karena ia sudah mengantuk.

"oke, oke. tunggu, kamu gak boleh keluar."

"mau tiga bungkus ya, kak. pedes juga, terus sama mau es campur yang deket panti kak wendy, terus bakso dua bungkus, terakhir mie ayam satu aja," changbin melongo, banyak sekali permintaan suami kecilnya itu.

"es campur jam segini mana ada, lix."

"ada, kalo perlu kakak gedor rumahnya," rasanya changbin ingin bertengkar dengan felix, aneh sekali.

mau tak mau, changbin mengikuti permintaan felix. kini, changbin sedang menunggu ditukang nasi goreng depan perumahannya, sedikit jauh tapi tidak apa-apa, changbin sabar.

"bang, jam segini yang jual es campur dimana?" changbin sebenarnya malu menanyakan hal bodoh itu ke penjual nasi goreng.

"ya ampun, ini pasti istrinya lagi ngidam," ucap penjual nasi goreng itu lalu tertawa kecil.

"bentar, kalo gak salah ada, deh. oi, kai! lu masih ada es campur kaga?" teriaknya ke temannya itu.

"dih, bego. udah malem, ya kali jual es campur," saut temannya itu.

"ada kaga. kasian pelanggan gue istrinya ngidam kayaknya," ucap penjual nasi goreng itu, temannya itu mendekat dan duduk dimeja yang sama dengan changbin.

"oalah, lu kalo mau nunggu."

"nunggu berapa lama, bang? gak bisa lama-lama," ucap changbin sembari melihat jam tangannya.

"buset dah, gak sampe setengah jam. tapi tergantung," changbin mengernyitkan dahinya.

"tergantung apa?" orang yang diduga penjual es campur itu mengisyaratkan tangannya seperti meminta uang lebih.

tong!

suara wajan berdenging ditelinga penjual es campur itu dan membuat changbin ikut terkejut.

"fulus mulu, bego. bantuin, gue doain besok bangkrut, mampus lu. dah, sana cepet," ucap penjual nasi goreng itu kesal lalu memberi kantung plastik yang berisi nasi goreng yang dipesan changbin.

"berapa, bang?"

"bayar dua aja, 20ribu," changbin memberi uangnya lalu kembali menatap jam tangannya, khawatir felix sudah lapar. changbin beralih ke penjual lain untuk mengambil pesanan bakso dan mie ayamnya.

"nih, cepet kan. diskon 5% jadi 20ribu," ucapnya lalu memberi es campur itu.

"bayar, goceng aja. udah gila dia, maklumi, ya," ucap penjual nasi goreng.

"anjing lo, yeol. gue lagi nyari tambahan," kedua penjual itu mulai bercek-cok.

"udah, kalian berdua gak usah berantem. saya kasih tip masing-masing karena udah bantu saya. makasih ya, bang," ucap changbin lalu pergi meninggalkan dua lembar 50ribu dimeja yang ia duduki tadi.

.
#
.

changbin menemukan felix didapur, ia seperti sedang menunggu kedatangan changbin.

"maaf, lama. tapi kamu yakin abisin semua ini?" tanya changbin lalu duduk menghadap felix.

"mau es campurnya," ucap felix dengan semangat lalu meminum es itu dan memakan satu bungkus nasi gorengnya.

setelah menghabiskan satu bungkus nasi goreng dan es campurnya, ia menyender ke belekang.

"lixie kenyang, gantian kakak yang abisin," changbin melongo, kenapa jadi dirinya?

"gak, kakak masih kenyang," tolak changbin begitu saja.

"kakak gak sayang lixie," marahnya lalu memalingkan wajahnya dari hadapan changbin.

"kalo gak bisa malem ini, bisa dilanjut besok," tiba-tiba felix menangis.

"kalo besok, keburu basi. kasian, kalo gak abis nanti nasinya nangis," random sekali pikirannya, changbin tidak mau ambil risiko dengan memakan semua itu, ia pun memilih mengajak felix untuk tidur.

susah karena felix selalu memukul-mukul changbin saat diajak ke kamar.

"tidur di kamar atau kakak kunciin di dapur?" felix langsung diam, matanya berat karena menangis ditambah mengantuk tetapi ia masih bisa melihat changbin sudah marah.

bibirnya mengerucut sembari menatap changbin, karena itu changbin mencium felix lalu menggendongnya ke kamar. felix benar-benar seperti bayi.

dikasur pun felix memeluk changbin, ia takut berjauhan karena nantinya ia akan melihat wajah marahnya changbin.

.
###
.




































ada saran nama buat anak changlix? aku bingung 🚶🏻‍♀️🚶🏻‍♀️

ada saran nama buat anak changlix? aku bingung 🚶🏻‍♀️🚶🏻‍♀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
mnkh | changlix [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang