maaf

5.3K 666 39
                                    

felix terbangun dari tidurnya, menoleh ke sampingnya tetapi tidak menemukan changbin. ia berjalan ke arah kamar mandi mengecek apakah changbin sedang mandi atau apa? dan ternyata kamar mandi kosong.

ia berjalan menuju dapur sembari memanggil changbin tetapi tidak ada sautan sama sekali, ia menoleh ke arah dapur dan memeriksanya. nihil, ia hanya menemukan piring yang terlihat baru dicuci dan panci yang kosong bekas memasak mi.

tiba-tiba kepala felix pusing, ia berjalan ke arah ruang tengah lalu berbaring disofa sembari menanyakan kepada dirinya sendiri, dimana changbin? padahal ini masih terlalu pagi untuk berangkat kerja.

#


felix baru selesai membereskan rumah dan mandi, ia sedang merapihkan rambutnya sembari bersenandung kecil.

ting!
kak abin
kakak lupa, minum obat yang diatas nakas, ya

felix mengernyitkan dahinya, obat apa?

ting!
kak abin
kamu masih pusing?

felix mempercepat merapihkan rambutnya, ia baru sadar mengapa tidak mencari changbin lewat ponsel?

ia mengeklik pop up pesan changbin dan seketika terkejut dengan foto dirinya bersama hyunjin yang dikirimkan ke changbin. telinganya berdenging kecil, kepalanya sedikit pusing seperti mengingat sesuatu.

"felix, kakak marah sama kamu."

tiba-tiba ia mendengar samar kata-kata changbin, ia mengingatnya lebih keras dan tidak bisa, ia rasa efek mabuknya saat itu sangat tinggi sampai tidak bisa mengingat jelas apa yang terjadi kemarin.

ting!

felix menatap sendu ponselnya, ia sudah diblokir oleh changbin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

felix menatap sendu ponselnya, ia sudah diblokir oleh changbin. ingin menangisi dirinya sendiri karena kebodohannya, andai ia tak menerima tawaran hyunjin dan tidak main truth or dare di cafe kemarin, mungkin changbin sudah pulang dan sedang makan malam bersamanya.

#


changbin melonggarkan dasinya dan membuka jasnya. amarahnya belum menurun, sangat sulit dikontrol. sekarang ia berada dimobilnya, berdiam dipinggir jalan sembari memikirkan dirinya dengan felix.

"harusnya gue gak gini.."

"tapi gue sakit hati, bro. lo coba jadi gue."

"pengen marah, cuman gak mau. lo pahan gak sih kayak pengen meledak cuman ditahan, eh jangan nanti makin besar dong amarah gue."

"tapi felix udah minta maaf... dahlah mending ngopi."

selesai dengan perdebatan dengan dirinya sendiri, ia memutuskan untuk keluar dari mobil, mencari minimarket untuk membeli minum dan makan.

mnkh | changlix [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang