Ripan julian
Atharyan Maulana****
“athar, kita pulang bareng yuk” ajak kak budi lalu mengapit lengannya, athar pun melepaskannya.
“kak jaga sikap dong !” geram athar.
“athar kok gitu ?” tanya kak budi pura-pura sedih.
“aduh.. Muka kakak itu gk cocok banget buat acting, lagi pula athar udah janji pulang bareng bang jul.” balas athar tajam.
Tiba-tiba julian pun menghampiri athar untuk mengajaknya pulang.
“yuk thar !” katanya pada athar lalu menariknya dengan lembut berjalan ke parkiran.
Athar sekilas melihat kak budi sedang kesal Dan mengepalkan kedua tangannya dengan kencang, pertanda dia marah.
“maaf yah thar, kalau abang tadi tiba-tiba narik tangan athar.” katanya.
“gk papa kok, lagi pula cara abang tadi gk kasar kok.” balas athar.
“yaudah pulang sekarang yuk !” kata julian lalu naik ke motornya memakai helm dan menyalakan mesin, setelah mesin menyala athar lalu naik, dan mereka pun pulang.
“athar.. kalau mau peluk, Peluk aja gk usah minta izin.” kata julian.
“plakk” athar memukul punggung julian.
“maunya” lanjutnya kemudian.
“hehehe” julian hanya nyengir, lalu athar memeluk pinggang julian. Wajahnya sudah pasti berubah memerah.
'aduh! Aku kenapa sih' batin athar.
****
“assalamualaikum”. Athar lalu merebahkan diri di sofa.
“cie…cie… udah mulai nih pedekatenya” ledek kak novan.
“maksud kak novan ?”
“tuh athar udah mulai pedekate sama julian.”
“kenapa athar dekat sama bang jul ? yah supaya kak budi jauh dari athar, gimana sih.”
“kenapa gk sama desta aja, kenapa harus julian ?” serang novan kepada adeknya.
“aduh‼ kan kalau sama kak desta itu harus bolak balik lewatin sekolah kalau nganterin athar, nah kalau sama bang jul kan searah.”
“occhhh”
“tapi pas istirahat pertama, kakak lihat sepasang mahkluk loh athar, di taman belakang sekolah baikan trus pelukan.” kata kak novan, athar lalu membekap mutul kakaknya itu.
“kak jangan ribut” bisiknya pada kak novan masih dalam posisi membekap mulut kakanya, athar lalu menerawang isi rumah.
“aman” lirihnya.
“kak jangan bilang siapa-siapa yah” pintanya dengan wajah polos.
“hem,,” kak novan berdehem sambil menatap athar tajam.
“oh maaf kak lupa” kata athar lalu melepas tangannya dari mulut kak novan.
“tapi ada dana tutup mulutnya, bisa barang, bisa juga diuangkan” balas kak novan.
“ih... Peritungan banget sih sama adek sendiri.”
“yaudah kalau gk mau”
“iya athar mau, apaan..?” tanyanya.