Six " Sesakit inikah 2 "

2.6K 88 4
                                    

Happy Reading

Dena telah pulang dari kampus ,ia memasuki rumah dan terlihat sepi. Dena melihat jam yang  menunjukkan pukul 5 sore,ya Dena pulang sore karena ada mata kuliah dadakan . Setelah melihat jam, Dena memutuskan untuk masuk kamar dan segera membersihkan tubuhnya di kamar mandi yang berada di kamarnya. Setelah mandi ia menuju dapur untuk masak makan malam buat suaminya nanti.

" Hmm enaknya masak apa ya?" Tanya Dena pada dirinya sendiri saat membuka dan melihat bahan bahan makanan di kulkas.

Setelah pikir pikir Dena memutuskan untuk masak gurami asam manis, ia memulai memasak dengan tangan lihainya . Tak butuh waktu lama gurami asam manis telah matang dan telah dihidangkan di meja makan tinggal menunggu sang suami pulang. Sembari menunggu darka pulang Dena menyibukkan dengan mengerjakan tugas kuliahnya di ruang tengah depan tv.

Brum Brum ..

Terdengar suara mobil darka, Dena pun meninggalkan tugasnya dan berjalan menuju pintu untuk membukakan dan menyambut suaminya pulang .

" Assalamu'alaikum" salam darka

" Waalaikumsalam" jawab salam Dena lalu ia mengulurkan tangannya ke darka sedangkan darka hanya bingung dan bertanya melalui ekspresi wajahnya.

" Salim pak darka " tambah Dena sambil menyaut tangan darka dan mencium punggung tangannya karena tak ada respon uluran tangan dari darka .

" Oh" jawab oh darka singkat

" Sini saya bawain tas nya pak darka " ucap Dena sambil mengambil tas darka dari tangannya

"Nggak usah biar saya sendiri yang bawa " tolak darka dengan nada datarnya lalu berjalan melewati Dena didepannya ke arah kamarnya dan ingin segera membersihkan tubuhnya.

" Sabar Dena ,sabar ,,ingat tujuan kamu " semangat Dena untuk dirinya sendiri karena sikap darka kepadanya.

Dena pun masuk ke dalam mengikuti darka dari belakang . Dan duduk kembali mengerjakan tugas kuliahnya tadi. Sedangkan ditempat lain ,darka meletakkan tas nya sembarang dan melepas jas nya dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk merileks kan tubuhnya. Tak butuh waktu lama ia pun selesai mandi dengan balutan boxer putih dan kaos putih polos . Darka membaringkan tubuhnya ke kasur miliknya .

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam
Tok tok tok
Suara ketukan pintu dari luar kamar darka

" Pak darka " panggil Dena dan tidak ada sautan dari sang pemilik kamar

" Pak darka " panggil lagi sembari mengetuk pintunya lagi dan masih sama tidak ada jawaban .

" Apa pak darka masih mandi ya" ucapnya dalam hati

" Tapi nggak mungkin ,udah satu jam di dalam masa belum selesai " gerutunya dengan penasaran

" Masuk nggak ya ..hmm. Aku ketuk lagi deh kalo nggak muncul fiks aku harus masuk ke dalem " gerutu Dena dengan niat kuatnya .

Dipanggilah darka lagi oleh Dena akan tetapi darka tidak menyaut . Dengan takut dan bimbang antara masuk atau tidak Dena memutar knop pintu dan ternyata tidak dikunci oleh suaminya itu. Dengan langkah perlahan ia memasuki kamar darka . Dena melihat darka terpejam di kasurnya. Dena Bingung ia harus membangunkan suaminya atau tidak ,Dena takut kalau darka belum makan malam. Dena mendekati tempat darka dengan pelan dan mencoba membangunkan suaminya itu untuk makan malam .

" Pak darka " panggil Dena sambil menepuk pelan pipi darka . Seketika ia tersadar tentang perjanjian pernikahan antara mereka tidak boleh kontak fisik .

" Pak darka " panggil Dena lagi karena tidak ada pergerakan sama sekali dari darka .

" Pak darka tidur ?" Tambah Dena

" Tapi kok gak bangun sih " bingung Dena

" Ihh pak darka kok gak bangun ya ,apa jangan jangan mati ,,huahh pak darka bangun.. Dena nggak mau jadi janda muda " teriak Dena yang tidak melihat respon darka setelah panggilan kedua Dena tanpa memikirkan apa yang telah diucapkan tadi.

Mendengar apa yang diucapkan Dena tadi sontak membuat darka membuka matanya . Ya sedari tadi sebenarnya darka sadar cuma ia hanya memejamkan matanya ,ia tak mau ingin berurusan dengan seorang wanita yang telah menjadi istrinya tersebut. Darka melihat Dena dengan tatapan dingin membuat yang ditatap agak sedikit takut.

" Apa kamu lupa tentang perjanjian pernikahan kita?" Tanya darka dengan nada datar

" Dena ingat ,nggak boleh masuk ke kamar pak darka?" Jawab Dena

" Kenapa kamu masuk?" Tanya lagi

" Lah salah pak darka sendiri ,daritadi Dena panggil nggak nyaut,lagian Dena kesini itu mau ngajak makan malam pak darka ,kan diperjanjian itu kan istri harus memasakkan istrinya dan suaminya harus makan kan .. yaudah Dena minta maaf Dena keluar ,Dena tunggu di meja makan" jawab Dena dengan sedikit kesal dan sedikit menyindir lalu keluar berjalan menuju arah meja makan .

Darka pun keluar dan berjalan dibelakang Dena dengan tujuan ke meja makan. Dena pun mengambilkan makan malam untuk darka . Mereka berdua pun menyantap makan malamnya dengan khidmat. Setelah selesai darka kembali ke kamarnya sedangkan Dena mencuci piring bekas makan malam mereka.

Setelah makan malam,darka kembali ke kamar miliknya ,kejadian tadi membuat moodnya agak buruk sehingga ia memutuskan untuk keluar rumah menghilangkan penat serta mood buruknya.

" Pak darka mau kemana?" Tanya Dena saat darka berjalan menuju arah luar dengan menggunakan pakaian jeans hitam dan kaos hitam polos dan membawanya kunci mobil ditangannya

"Pak darka mau kemana ?" Tanya Dena

" Bukan urusan kamu,kamu nggak usah nunggu saya pulang " jawab darka datar
Dan meninggalkan Dena yang diam mendengar jawaban darka tadi.

" Ya sudahlah " Acuh Dena ,ia sudah mengantuk memilih acuh dan ia pun membaringkan tubuhnya di kasur empuknya.

Dena diam diam menangis , menangisi nasibnya yang seperti ini ditinggal meninggal oleh kedua orangtuanya dan mempunyai suami yang suatu saat akan jadi mantan suami . Sebenarnya Ia hanya mengimpikan hal sederhana ,Dena ingin mempunyai suami yang menyayangi istrinya dan ingin mendambakan seorang anak yang melengkapi sebuah keluarga yang bahagia . Tak terasa Dena berlayar ke pulau kapuk .

Ditempat lain ada darka di sebuah cafe bersama temannya

" Ada masalah apa Lo ?" Tanya Devan sahabat darka

" Kagak ada ,gue pingin cari angin aja" jawab darka .

" Dah lah gausah bohong ,kita udah sahabatan lama jadi gue tau lo boong" ucap Devan lagi

" Oke gue pusing,gue menikah dengan orang yang nggak gue cintai ,gue masih nggak bisa menerima nya ,," jawab darka frustasi

" Jadi Lo nggak cinta Dena ?" Tanya Devan yang dijawab gelengan oleh darka

" Kenapa ?apa karena kmau nggak bisa menerima kalau Aira meninggal ? " Tanya Devan lagi

" Iya " jawab singkat darka

" Lo harus bisa menerima takdir darka ,Lo harus bisa melupakan masa lalu ,dan belajar mencintai istri Lo" nasihat Devan

" Gue gak bisa " jawab darka

" Kalo kayak gini ,Lo sama aja nyakitin dena goblok" ucap Devan

" Entahlah.lupain tadi ,gue kesini mau menghilangkan beban ini" ucap darka mengalihkan topik , mendengar hal itu Devan pun tau ia membahas hal lain karena ia tau sifat darka yang keras kepala. Darka juga bukan tipe yang menceritakan semua masalah tentang keluarga nya ke siapapun kecuali sahabat nya Devan.

Bersambung

Jangan lupa vote dan komennya
Maaf typo bertebaran
Maaf kalau nggak jelas


Dosenku Suamiku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang