~Antara rasa dan kehilangan~
Hanya cerita tentang Galang Karvalans, seseorang yang menurut Kezia sangat menyebalkan. Entahlah, mungkin bukan Kezia saja yang merasa kesal dengan sikapnya. Melainkan dengan teman-temannya. Selain itu juga ternyata, sia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Galang!"
"Gal!"
Seorang gadis berambut pendek yang tengah membawa beberapa kertas ditangan kirinya, ia tengah mengejar cowok yang ia panggil Galang. Ia baru saja keluar dari kelasnya.
"Eh, ada apa pos!" sahut Galang.
"Apasih pas, pes, pos. Nama gue tuh KEZIA FLORENZA!"
"Abis, lo emang tepos sih."
"Ya jangan panggil gue tepos lah. Lo juga pasti gak mau kali, kalo disebut tepos, gendut, dan apalah!" desis Kezia tak terima.
"Dipanggil sayang mau?" ucapan Galang yang beberapa menit kemudian ia meringis saat kepalanya ditampol oleh buku yang Kezia pegang.
"Lo kan satu kelompok sama gue. Kali ini gue tantang lo, jago bisa ngerjain tugasnya sendirian?"
Pasalnya, Galang jarang sekali ikut kerja kelompok. Sekarang Kezia menantangnya untuk mengerjakan sendirian. Apal sangu teu, Lang?
"Anjir, terus lo ngapain Maemunah? Ngumpulin upil terus di kumpulin ke Bu Tet?" pekik Galang tak terima.
"Lang, itu cuma satu pelajaran doang! Ya pokoknya lo harus terima."
"Lo nyuruh?"
"Makannya lihat dulu dodol! Itu cuman lima lagi yang belum diisi yang lima lainnya udah gue isi sama temen temen gue," jeda sejenak. "Namanya juga kerja sama. Ya lo harus mau lah bantuin."
Sebenarnya Kezia sangat malas jika harus dirinya yang harus menyuruh seperti ini kepada Galang. Kebanyakan ribut, bikin Kezia emosi. Siapa yang tidak kesal coba?
"Bu Dedah Bu dedeh. Yaudah deh," pasrah Galang membuat Kezia menghembuskan nafas lega. Untung Galang mengakhiri percakapan antar ribut ini.
"Oke, harus segera diisi. Besok harus segera dikumpulin. Awas jangan sampe lupa, bawa ke sekolah!" pesan Kezia yang sudah berjalan menjauhi Galang.
