🕊️ Tiga 🕊️

56 17 47
                                    

Kezia menoleh kaget saat seorang cewek yang memakai rok jeans selutut dengan kaos pendek berwarna hitam putih dimasukkan kedalam rok nya. Tas yang diselendangnya berwarna hitam ke emas-emasan. Kezia yakin itu harga tas mahal, ia pun tak sanggup untuk membelinya. Siapa dia?

Terlihat Galang hanya bengong saja menatap perempuan itu.

"Lang, ini gue Tamara! Pacar lo. Oh my God! Masa lo lupa sih?" ujar cewek itu yang ternyata Tamara Calistha. Ya, pacar Galang.

"Tuh kan, Ca. Dugaan gue bener, pastinya Galang ada disini!" ucap Tamara kepada Bianca yang sedang berdiri disampingnya.

Galang membulatkan matanya ketika ia mengingatnya. "Lo? Tamara? Pacar gue? Yang pergi ke Inggris sama temen lo?" ujarnya sambil menunjuk Bianca.

"Aww, ternyata lo masih inget."

Galang tersenyum. "Iya hehe."

Tamara mengalihkan pandangannya, menatap Kezia yang sedang menyimak. "Lo siapa?"

Kezia pun menoleh lalu tersenyum. "Kezia. Temen sekelas Galang dari dua belas IPA satu," ujar Kezia ramah, lalu ia mengangkat tangan kanannya namun Tamara tidak membalasnya.

Tamara menggeleng. "Enggak perlu."

Galang pun menatap Kezia. "Dia Tamara Calistha dari kelas dua belas IPA tiga. Dan, pasti lo belum tahu kan pos? Dia pacar baru gue. Tapi gue gak pernah nyampein informasi ini ke lo. Lupa sih, orang malah pergi," ujar Galang panjang lebar.

"Emang gue nanya sama lo?" balas Kezia yang tiba saja dikagetkan kedatangan bang Iching.

"Es campur nya sudah siap!" ujar Bang Iching menyodorkan dua mangkuk ke meja.

Kezia pun membawa semangkuk es campur, diikuti Galang.

"Gitu amat lo pos!" ujar Galang namun Kezia tak menghiraukannya.

"Lang, serius lo cuma temenan sama dia?" ucap Tamara tidak yakin.

"Emangnya kenapa sih? Emang kelihatannya gue sama Kezia pacaran?" sahut Galang membuat Kezia menatapnya sambil melahap Es Campurnya.

"Enggak yakin aja. Soalnya lo Deket banget sama dia, tambah ngepost foto di Instagram bareng dia. Lo gak baca komenan dari netizen apa? Mereka kira dia pacar baru lo. Mereka yakin lah karena lo playboy!"

"Ngapain juga bohong, enggak ada untungnya!" timpal Kezia membuat Tamara menoleh.

"Nah loh, ngapain bohong. Yang asli mah, yang ada badaknya!" ujar Galang.

"Kalo badak punah, apakah dunia ini jadi palsu?" ujar Kezia membuat Galang berpikir.

"Iya juga ya. Tapi, enggak gitu juga kali."

"Oh my God Tamara! Terus gue nyimak aja disini? Lo lupain gue gitu?" ujar Bianca membuat mereka bertiga menoleh.

"Diem-diem bae. Ngopi apa ngopi!" timpal Galang.

"Duduk dong Ca. Lo mau pesen makanan? Atau minum?" ucap Tamara menawarkan.

"Sini duduk," ujar Kezia bergeser untuk Bianca duduk disampingnya.

"No. Sorry!"

"Terus mau berdiri aja?"

"I don't want to, i just want to go home!"

"Oh my god. Bianca! Then who i go home with?!" ucap Tamara kepada Bianca.

"Bentar-bentar," potong Galang menatap keduanya. "Gue perlu translate!"

Kezia menghembuskan nafasnya. "Gue aja yang pulang."

"Loh? Enggak bisa gitu dong. Kita belum bahas-"

"Besok disekolah juga bisa. Asal lo enggak boleh kayak tadi, kesiangan, dihukum pula!" potong Kezia cepat, lalu ia segera berlalu dari sana. Tak ingin mendengarkan balasan Galang.

"Where are you going?"

******

Ternyata oh ternyata. Diluar baru saja turun hujan. Kezia menghembuskan nafasnya. Lalu ia pulang gimana?

Kezia pun memutuskan untuk menaiki taksi online. "Dahlah, males!" umpatnya kesal saat ponselnya tidak nyala karena baterainya habis. Ia lupa mencharger ponselnya. Dari malam ia berkutat dengan ponselnya karena sibuk mengerjakan tugasnya, sampai sepulang sekolah ini belum juga di charger.

Kezia dibuatkan kaget dengan tangan yang menepuk pundaknya. Kezia pun menoleh.

"Eh? Devano? Disini juga?" tanya Kezia saat melihat orang yang menepuk pundaknya adalah Devano Alamsyah. Ia anak Pramuka, sama dengan Kezia.

"Iya. Lo sendiri disini sama siapa? Hujan loh, enggak ke dalem? Mana masih pake seragam lagi."

"Eum, udah kok. gue baru mau pulang, Ternyata hujan."

"Owh udah? Gue juga baru dari dalem sih, perasaan enggak lihat lu," ucap Devano yang dibalas kekehan kecil dari Kezia.

"Kebetulan gue juga mau pulang. Lo pulang aja bareng gue, mau?" ucap Devano menawarkan.

"Eum, gimana ya Dev. Bukannya gak mau sih."

Devano mengedarkan pandangannya. "Lo kesini sama siapa? Galang?"

"Iya Dev. Kok tahu?"

"Jangankan gue. Netizen juga pada tahu, 'kan lo deket banget sama dia." jeda sejenak. "Galang nya mana? Kenapa pulangnya sendiri?"

"Ada pacarnya," balas Kezia singkat.

"Pacar? Emang pacarnya enggak marah karena Galang nya deket mulu sama lo?"

"Ya justru itu. Gue milih pulang karena takut pacarnya salah paham. Dan tadi juga udah mulai ribut, gue enggak suka."

"Yaudah pulang aja sama gue."

******

Only Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang