langit kelabu

311 94 25
                                    

Koridor rumah sakit terlihat lumayan lenggang dari hari-hari biasanya. Seorang wanita berlari dengan nafas memburu, perasaannya naik turun, kedua lengannya mengepal beberapa barang yang tadi sedang di genggamannya entah sejak kapan jatuh dan tertinggal di belakang sana.

Agreeta mempercepat langkahnya, sejak tadi netranya sudah berair pipi mulusnya basah. Hanya isakan-isakan kecil yang menemani langkahnya hingga berhenti di depan sebuah ruang gelap dengan bau khas yang menyengat. Kedua kakinya melemas seketika. "Heyy wek up!" Berkali-kali gadis itu menyeka air matanya dengan kasar.

"I'm here! please wek up!"

Bibirnya bergetar, senyumnya hampa nan getir. Pandangannya mengabur, netranya kembali basah. "Kau tidak ingat dengan janjimu hmm?"

Agreeta meraih lengan pucat itu yang mulai terasa dingin. "Kamu harus sembuh Zayn! Bukankah kamu sudah berjanji akan membawaku ke rumahmu lalu bertemu dengan wanita itu lagi? memperkenalkanku dan menceritakan semuanya?"

"Come on! Bukankah masih terlalu banyak hal yang ingin kamu perjuangkan?"

Tidak ada jawaban. Hanya deru monitor yang kian melambat, detak jantungnya kian melemah.

"Apa yang harus aku lakukan Zayn? Aku tidak ingin melihatmu terus seperti ini!"

Agreeta menangis sejadi-jadinya. Lelaki tampan yang kini berbaring di hadapannya seakan sudah tak bernyawa. "Zayn!"

Niiiiiiiiiiiiittttttttt !!!

"Zayn!!!"

Gadis itu terhenyak, tersadar dari alam bawah sadarnya dengan nafas memburu.

"Hey you oke?"

Suara itu? Ia dengan cepat mengangkat wajahnya, senyum berarti sang empu terpampang jelas di depan sana.

"You oke?" Sekali lagi ia bertanya. Agreeta mengusap peluh yang membasahi sebagian wajahnya. Ia menarik nafas dalam-dalam, melihat sekeliling dan melihat sang empu di depan sana begitu lama.

"Aku hanya bermimpi, syukurlah." Batinnya.

"I'm okey."

"Hmm sure?"

Agreeta mengangguk. Lalu meraih lengan Zayn_lelaki yang kini di hadapannya _ dengan perlahan. Selang infus tanpa merasa bosan masih bertengger disana.

"Zayn ... "

"Hmm?"

"I hope ... you live longer in the world."

"Memangnya siapa yang tidak ingin hidup lebih lama di dunia ini, Agreeta?"

"Bahkan, sekecil semut pun pasti berharap hidupnya bisa lebih lama di dunia. Namun kenyataannya?" Zayn menambahi.

"Zayn! i'm serious please." Tak ada gurau di wajahnya, gadis itu di hantui rasa cemas.

"Sungguh hanya Allah lah pemegang kuasa di atas segalanya." Lelaki itu tersenyum penuh arti, meski wajahnya nampak pucat seakan tak ada semangat lagi.

"Aku harap, Allah mendengar semua doaku. Aku harap, masih banyak waktu untukmu agar bisa mewujudkan banyak hal yang selama ini menjadi inginmu."

DIA [revisi version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang