Ame 6

147 33 49
                                    

"Nona muㅡ"

"Siaㅡah apa kau pelayan baru itu? Sehun hyung hmm?"

'Siapa kali ini...?' Pikiran Sehun nyaris selalu seperti itu kala melihat perubahan sifat Luhan. Pikirannya akan bertanya-tanya bahkan hampir mencapai skeptis di sana. Curiga, tentu. Sehun hanya tidak ingin Luhan dalam mode menyebalkan di saat seperti ini.

"Aku tahu kau bertanya-tanya siapa aku. Untuk apa hyung, aku Luhan yang kau tahu. Tidak usah memusingkan otak pintarmu itu dengan pertanyaan menggemaskan itu" alis Sehun bahkan sudah tertaut. Masih terdiam dan kemudian memejamkan matanya, membuat Luhan yang duduk di sana tersenyum hingga mata itu menyipit sempurna.

"Tuan muda, air hangat sudah saya siapkan" berakhir Sehun hanya mengucapkan itu. Lebih aman jika dirinya bersikap seperti biasa. Bersikap sebagai pelayan yang baik untuk Luhan dan tidak mengatakan apapun selain itu.

"Benarkah? Seharusnya kau tidak perlu repot-repot. Aku tahu kau seorang pelayan, tapi aku juga orang yang mandiri" kembali tersenyum dan membuat Sehun tersenyum juga.

"Ini sudah menjadi tugas saya, jadi tuan muda tidak usah sungkan" Sehun masih tetap tersenyum dan membuat Luhan ikut tersenyum dan kemudian bangkit dari tempatnya. Berjalan mendekati Sehun yang masih tetap berdiri dengan senyumannya. Mendekati Sehun dan berbicara cukup berbeda dari sebelumnya di hadapan Sehun.

"Aku bukanlah orang lemah, Sehun hyung. Apa kau juga menganggapku sangat lemah, hyung. Maafkan aku, jika selama ini aku tidak menghormatimu. Kau tahu, mereka selalu terlalu khawatir padaku, mulai dari pelayan tua baㅡmaksudku pelayan Kim, dan sekarang dirimu, hyung" berbicara dengan nada sedihnya dan juga menunduk di hadapan Sehun.

"Tuan muda, seperti yang saya katakan sebelumnya, jangan sungkan. Apapun yang tuan muda inginkan, saya akan mematuhi semua perintah anda" tersenyum pada Luhan dan membuat Luhan kembali mendongak dan menatap Sehun dengan sorot penuh harapnya.

"Benarkah itu?" Sehun mengangguk dan Luhan pun tersenyum gembira "keluar dari rumah ini sekarang. Aku tidak memerlukan pelayan sepertimu" senyuman Sehun memudar dan Luhan pun tersenyum manis.

"Maafkan saya, untuk kali ini, saya tidak bisa mematuhi perintah anda"

"Karena ayahku?" Sehun terdiam dan kemudian membuat Luhan menatap Sehun sejenak dan selanjutnya pergi dari kamarnya. Turun menuju lantai pertama dan di sana sesuai dugaan Luhan, seseorang yang sangat ia kenal duduk dengan angkuh di sofa besar itu.

"Rupanya ayahku yang terhormat datang untuk mengunjungi anak semata wayangnya, ah aku tidak yakin jika aku masih anak semata wayangmu. Aku yakin kau sudah menghamili wanita-wanita jalang di luar sana" perkataan Luhan membuat ayahnya beranjak dari duduknya dengan emosi yang tiba-tiba memuncak.

"Jaga bicaramu Luhan! Sepertinya semenjak tinggal di tempat ini, tata kramamu sudah kau lupakan" Luhan hanya berdecak dan kembali mendekat pada ayahnya yang terlihat masih tetap sama ssperti sebelumnya. Amarah yang memang tidak akan pernah pudar selama mata ayahnya tertuju padanya. Semua tindakannya akan terlihat salah di hadapan ayahnya.

"Oh tentu tidak. Aku masihlah memiliki tata krama di sini. Jika aku tidak memilikinya, maka aku akan memukul wajahmu dengan gelas yang ada di atas meja itu, ayah" tersenyum pada ayahnya yang semakin geram di sana.

"Kau!" Ayahnya kini menatap Sehun yang terdiam di belakang Luhan. Bahkan langkah ayahnya sudah begitu cepat menuju Sehun dan menatap Sehun begitu geram.

PLAK

Tamparan begitu kuat Sehun terima hingga sudut bibir itu sedikit terluka dan darah pun sedikit mengintip dari sudut bibir tipisnya. Bukan hanya bibir, tapi pipinya sudah memerah dan tentu rasa sakit ia rasakan. Namun dirinya tahu, pelayan tidaklah bisa marah pada majikannya. Pelayan tidak bisa menaikkan nada suaranya. Pelayan adalah anjing yang menuruti tiap perkataan majikannya. Tapi, siapa majikan Sehun yang sebenarnya?

LOVE PETRICHOR (HunHan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang