Dibuat: Selasa, 20 Oktober 2020 [Belum di Revisi]
~~~
Xella mengerjap-ngerjapkan matanya. Xella menolehkan kepalanya kesamping dan mendapati Justin yang sedang memperhatikannya.
"Kenapa?"tanya Xella saat Justin memperhatikan dirinya intens.
"Cantik."ucap Justin singkat.
"Oo,"jawab Xella dengan membulatkan mulutnya.
"Hah, terkadang hidup itu menyenangkan dan terkadang juga menyedihkan,"ucap Justin menghembuskan nafasnya pelan.
"Keluarga? Harusnya anak anak seusia kita itu bermain dan bermanja-manja dengan orang tua, tapi kita? Bahkan orang tua kita sepertinya sudah tak ingat lagi muka kita."sambung Justin menatap langit-langit gudang itu.
"Kau? Kemungkinan daddy-mu masih mengingatmu, sedangkan diri ku? Diriku dibuang sedari bayi, jangankan mengingat, melihat wajahku saja mereka tak pernah,"ucap Xella tersenyum miris.
"Mengingat ku? Jangan harap Xella, pria tua bangka itu tak akan mengingat diriku,"jawab Justin ketus.
"Hah, sudah lah lebih baik kita pulang sudah jam 5."ucap Justin lalu berdiri dan merapikan seragamnya yang agak kusut.
Justin merangkul Xella melewati koridor yang telah sepi. "Jus kalo sekolah ini bikin almamater mau enggak?"tanya Xella tiba-tiba.
"Almamater?"beo Justin. Xella menganggukkan kepala. "Buat apa?"tanya Justin.
"Aneh aja rasanya kalo baju lengan panjang enggak ada almetnya."jawab Xella mengeluarkan pendapat.
"Memang sih agak aneh, tapi kalo dibuat almet apa enggak panas?"tanya Justin.
"Enggak, kita buat model seragam baru aja, lagian aku udah buat desain seragamnya,"
"Yaudah terserah kamu aja."
"Oke!"jawab Xella riang.
"Halo, kamu buatkan seragam sesuai dengan gambar yang saya kirimkan waktu itu."ucap Xella pada orang diseberang telpon dan langsung mematikan sambungan tanpa menunggu jawaban dari orang disana.
"Yuk masuk,"ajak Justin saat sudah sampai diparkiran. Xella menganggukkan kepala lalu memasuki mobil Justin.
"Bagaimana keluarga kamu Xe? Kamu enggak ngabarin Niel dan yang lain?"tanya Justin.
Xella membulatkan matanya, dirinya baru teringat, astaga. Buru-buru Xella mengambil ponselnya. "Halo, kalian dimana?"tanya Xella kepada Luna.
"Kami dimansion kak, kami nyariin kakak di sekolah tapi enggak ketemu, jadi kami pikir kakak bolos kekantor jadi kita biarin,"ucap Luna. Xella menghela nafas lega.
"Oh, yaudah kalo gitu kakak tutup dulu,"ucap Xella langsung mematikan telefon.
"Gimana?"tanya Justin.
"Mereka pikir aku bolos kekantor, jadi mereka enggak khawatir."balas Xella dengan kekehan.
"Hahahaha, syukurlah jadi kau terbebas dari ceramah Niel."ucap Justin tertawa kecil.
"Hahaha iya,"balas Xella dengan kekehan.
"Mau kecaffe dulu?"tanya Justin. Xella hanya mengangguk, Justin pun memarkirkan mobilnya diparkiran caffe.
"Yuk!"ajak Justin berjalan mendahului Xella dengan wajah datar. Xella pun segera mengikuti Justin dengan wajah datar.
Mereka mengambil tempat duduk pojok dekat jendela, memudahkan melihat pemandangan awan hitam yang mulai bermunculan tanda akan turunnya hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil In My Life
Random"Aku bukan mainan kalian yang bisa kalian buang dan pungut kembali jika kalian menginginkannya!" -Doxella Putri Gelano. "Aku bukan bank kalian, dimana saat kalian membutuhkan uang kalian bisa mendatangi ku!" -Justin Ryando Allegard. "Aku manusia, bu...