7. HIRAETH

571 96 98
                                    


"Tsk!" dengusan kesal ia tunjukkan saat melihat sang kekasih tiba-tiba muncul di depan pintu kamarnya, "Tidak mau menjelaskan apapun? Ku kira kau lupa jika punya pacar karena tidak memberiku kabar!"

Sosok itu malah melangkah masuk sambil menarik tangan lelaki itu dan mengajaknya berbaring di atas ranjang. Ia tersenyum mendengar cibiran kekasihnya. Lengan kekarnya mengajak mereka untuk lebih dekat dan memeluk tubuh kurus yang membelakanginya itu dengan hangat, "Maaf, Seongwoo... Aku ada urusan."

Rasanya sudah lama sekali sejak Seongwoo mendengar suara berat itu menyapa gendang telinganya. Tak bisa dipungkiri jika ia sangat merindukan lelaki yang beberapa hari lalu sulit dihubungi. Ia menggeliat menyamankan punggungnya yang bertubrukan dengan dada bidang kekasihnya sambil menikmati kecupan-kecupan kecil di bahu dan tengkuk belakangnya.

Seongwoo mendengus kesal. Ia mencubiti punggung tangan yang melingkar di perut yang tercetak urat-urat nadi di sana. Memainkan jari jemari yang selalu menggenggamnya erat, "Yah! Kang Daniel, aku sedang kesal padamu. Kenapa aku bisa luluh hanya dengan sebuah pelukan?"

"Jangan marah... Aku merindukanmu. Seongwoo, aku ingin mengatakan sesuatu."


Seongwoo terdiam, menunggu Daniel untuk menunggu pria itu berucap lagi.


"Merindukanmu adalah sebuah frasa yang belum pernah ku ucapkan padamu.

Sebuah rasa yang merasuk untuk memburumu dengan candu.

Terakhir kali, biarkan aku menjemputmu."


Daniel mengusak bahu Seongwoo dengan hidung bangirnya, "Dalam relung hampa penuh ketenangan, hanya ada kita berdua. Menarilah bersamaku, tak akan ada lelah menyapa. Ikutlah denganku, akan ku cumbu keindahanmu hingga menyentuh jiwa."

"Ong Seongwoo... aku mencintaimu."

Daniel berucap lirih saat mengucap kata cinta itu. Seongwoo yang mendengar itu semua hanya mengangkat kedua alisnya heran, "Kau bicara apa sih, Niel?"

Daniel mengedikkan bahu, "Aku hanya mencoba berkata romantis."

Seongwoo terkekeh geli, ia membalikkan tubuh demi menatap wajah yang begitu ia rindukan itu. Ia menangkupkan tangannya di pipi tembam yang terasa begitu dingin. Seongwoo memajukan wajah dan mengecupi bibir tebal itu sambil sesekali melumatnya.


"Ong Seongwoo, menikahlah denganku!"


Seongwoo terperangah saat melihat Daniel telah memegang sebuah kotak beludru yang berisi cincin, "Apa-apaan!? Niel, ini...."

"Apa kau mau?"

Seongwoo mengangguk dengan manik berkaca-kaca. Ia masih belum bisa mengatasi rasa keterkejutannya, "Kau... tidak menghubungiku karena menyiapkan ini?"


Daniel mengangguk setelah memakaikan cincin itu di jari manis Seongwoo. Ia mengecup kening Seongwoo sekilas dan membiarkan bibirnya menyentuh pelipis Seongwoo, "Kau suka?"

"Suka... Sangat suka!" Seongwoo melingkarkan lengan untuk memeluk bahu Daniel.

Seongwoo memandangi cincin perak yang sudah tersemat di jari manisnya sambil tersenyum lebar, "Bagus sekali. Kau beli dimana?"



























"Di sebuah toko yang dekat dengan tempat dimana aku dimakamkan."



END



Wkwkwk

Terimakasih buat yang sudah mampir!😘😘






Kembaran Bae Suzy,

xxfilosx

CUP OF COFFEE [OngNiel Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang