"Seongwu hyung!"
Itu dia.
Aku melebarkan senyumku melihatnya melambai kearahku.
"Lama sekali." keluhku.
"Maaf. Jadwalku baru selesai. Aku sudah meminta kepada managerku untuk pulang cepat, tapi karena ada sedikit masalah aku jadi selesainya agak lama." ia ikut mengeluh, menurunkan masker yang menutupi hidungnya hingga hidung bangirnya yang kemerahan terlihat. Memang cuacanya sangat dingin malam ini.
"Kau kan pemilik agensimu sendiri." ujarku setengah mencibir.
"Ya walaupun begitu aku tak bisa seenaknya." sahutnya santai. Kemudian ia mengangkat kantung putih besar yang terlihat penuh oleh makanan ringan. Aku yakin bukan makanan ringan saja yang ada di dalam sana, ada botol-botol soju juga. "Ayo Hyung, aku tak sabar ingin mengobrol banyak denganmu."
Aku mengangguk setuju, aku melangkah lebih dulu memasuki gedung apartemenku dan dia mengekoriku. Kami memang memutuskan untuk bertemu di sini sebab di kompleks perumahannya banyak paparazzi yang menunggu.
Kubuka pintu apartemen dengan lebar dan membiarkannya masuk lebih dulu.
"Aduh, berat sekali." keluhnya sekali lagi. Aku tersenyum geli lalu menyusul masuk dan menutup pintu. "Punggungku pegal." keluhannya terus berlanjut, aku tertawa mendengarnya.
"Baiklah. Duduklah sajang-nim. Biar aku yang mengurusmu." ucapku lalu mengambil kantongan besar itu darinya. Kuletakkan kantungan itu di atas karpet, kemudian kuperiksa isinya. "Kau beli terlalu banyak alkohol Daniel." tegurku. "Bukannya besok kau ada jadwal lagi?"
Ia tertawa dan mengeluarkan beberapa botol alkohol dari kantongan itu, "Aku bisa bertemu denganmu hanya seminggu sekali hyung, malam ini spesial jadi aku ingin minum yang banyak."
"Kau minum setiap hari." sindirku.
"Tetap saja berbeda." sahutnya santai. "Kalau bersamamu ya berbeda."
Aku tak bisa menahan diri untuk tidak tersipu. Kulayangkan tepukan ringan pada betisnya. "Anak ini bener-benar." umpatku berpura-pura kesal. Ia membalas dengan tawa ringannya.
Kami duduk berhadapan di atas karpet, aku membuka cemilan yang ia bawa. Ia bahkan membeli sekotak penuh ayam goreng dan sekotak penuh ayam bumbu pedas. Tak heran, ia tak pernah menahan diri jika menyangkut makanan.
Daniel menuangkan soju di gelasku, "bersulang?"
Aku tersenyum, aku mengangkat gelasku dan bersulang dengannya. Kutelan soju itu dengan cepat.
"Aku menonton dramamu." ujar Daniel. Tepat setelah menelan sojunya.
"Benarkah?" tanyaku. Sedikit terkejut. Pasalnya Daniel selalu mengaku bahwa dia tak menonton drama yang kubintangi. Alasannya karena dia tak mau melihatku dengan orang lain. Dan yang paling penting katanya karena ada kiss scene.. Dia menghindari hal itu.. Katanya..
..Tapi-
"Kau menghayati sekali. Aku cemburu. Apa saat menciumku kau juga terlihat seperti itu?" tanyanya tanpa menatapku. Menuang habis sisa soju di botol ke gelasnya lalu meminumnya sekali teguk.
Aku tahu bagian mana yang ia tonton.
Aku berdehem canggung, "Terlihat seperti apa?"
"Menikmati." Daniel menjawab seadanya, terdengar ogah-ogahan dan kesal.
Aku tahu dia hanya bercanda.. Tapi sikapnya malah membuatku penasaran. Aku ingin tahu lebih jelas perbedaan mencium seorang Kang Daniel.. Dibanding dengan para aktris cantik itu..
Apakah terdengar aneh?
"Aku bisa begitu karena belajar saat menciummu." celetukku tak tahu malu. Aku kembali meraih sepotong ayam lalu mengunyahnya. Kemudian setelahnya aku menegak segelas penuh soju dalam satu kali minum.
Kuletakkan gelas kosongku di lantai sambil mengerang pelan, kepalaku mulai terasa berputar. Sepertinya aku sudah sampai batas minum alkohol ku, tapi aku tak ingin berhenti. Kubuka botol baru dan meminumnya langsung dari botol.
"Hyung-" Daniel buru-buru menghentikanku. Ia menjauhkan botol soju itu dariku, "Apa-apaan kau minum seperti orang depresi begitu? Sudah, tak ada soju lagi untukmu-"
Aku menatapnya, tak ada sedikitpun keinginanku untuk protes. Tapi tanpa bisa kukendalikan aku malah menarik kerah kemeja yang ia kenakan, lalu kuraup bibirnya dalam ciuman panjang dan intens.
Rasanya.. Berbeda.
Terlebih karena masih ada sisa soju dan ayam goreng di mulutnya.
Haha.. Bukan hanya itu.
Aku merasa... Senang. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan di perutku. Jantungku berdetak cepat, terlebih saat ia meraih tengkukku dan memperdalam ciuman kami.
Berbeda. Jelas saja berbeda.
Yang ini jauh lebih menyenangkan.
Daniel menjauhkan wajahnya setelah cukup lama menciumku, dan aku mengerutkan kening tidak setuju dengan tindakannya. Demi tuhan aku masih ingin merasakan bibirnya!
"Seongwu hyung- kau sangat menggemaskan, kau tahu kan?" ia mengatur nafasnya, namun perlahan mendorongku berbaring di atas karpet. "Aku selalu tak suka saat kau membagi bibir ini dengan orang lain, tapi aku selalu tahu jika kau adalah milikku jadi kubiarkan saja.." ia berbisik. Lalu kembali menciumku, jauh lebih intens dari tadi.
Oke, aku tahu kemana ini akan berakhir.
Jadi kusudahi saja, aku tak mau berbagi lagi.
--
Guess who? Hehehe
Mon maap aq ga terlalu berbakat nulis drabble, keknya ini agak panjang deh. Aku suka yang panjang panjang soalnya (😳)
But anyway, aq cengo liat kiss scenenya Seongwu. Mana banya bgt afsgagahagsjs aku iriiii 😤
Last but not least, selamat berlayar lagi heuheuheu.
![](https://img.wattpad.com/cover/240696223-288-k876805.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CUP OF COFFEE [OngNiel Project]
FanfictionA shot of story to refresh your day OngNiel Fanfiction OngNiel Project