sebelumnya silahkan mendengarkan lagunya dulu, supaya semakin dapet rasa dan nuansanya.
Maaf atas ketidak nyamanannya, saya tadi lupa memberi tahu bahwa ini gs, sekali lagi maaf
Lagu : Dialog hujan - Lara
Author : Lost_girl29"ketika senja datang aku merasa setengah diriku menghilang, bagaikan tak berdosa kau hancurkan rasa yang selama ini kutanam, saat semua telah pergi bayang mu kembali mengisi, entah apa yang kau mau, kutabrak lagi untuk mengungkit kembali "
.
.
.
.
.
Seorang pria tampan menatap jalanan, sekarang dia berada di dalam sebuah cafe, di kota kelahiran teman dekatnya dan juga sosok yang pernah mengisi hatinya yaitu Solo. Disana dia menatap dengan pilu jalanan, kembali ke kota yang penuh kenangan bersama sang terkasih yang entah dimana sekarang. Kembali mengingat rasa yang menyakitkan, mengetahui bahwa semua rasa ini belum menghilang, padahal itu sudah beberapa tahun yang lalu. Dia mencoba menyibukkan diri dengan banyak hal, namun mengapa semua terasa sia-sia. Setelah lama melamun, dia segera membayar pesanan, namun saat ingin membayar dia bertemu seseorang itu.
Orang yang selalu membuatnya jatuh, hanya dengan saling berpandangan dan juga senyuman itu. Senyuman yang selalu dirindukan, sang terkasih yang pergi dan sekarang kembali di saat dia ingin mengakhiri segala perasaan ini. Yang ditatap sedari tadi mulai mendekat, dan berhadapan didepan pria itu. Mereka saling berpandangan lama, dan mulai mengawali pembicaraan dengan basa-basi, walau rasanya begitu pahit.
" bagaimana kabarmu? Dani?"
"Baik Wu"
Daniel Andrean Prawijaya, pria sukses, dengan berbagai pujian dan atensinya begitu mengikat kaum hawa. Namun masih tidak bisa melupakan seseorang yang begitu bermakna di hati dan juga pikirannya. Wanita manis asal Solo dengan hati yang baik, banyak yang menyukai wanita itu, dia adalah Adinda Seungwoo Mutiara. Yang selalu dipangil Daniel "Wu" seseorang yang pernah membuat Daniel memangis karena ditinggalkan. Dan sekarang mereka bertemu kembali, namun dengan status yang mungkin sudah berbeda. Mereka kembali duduk saling berhadapan, Daniel menatap wanita itu, masih sama seperti dulu tidak, ada yang berubah.
"Jadi kapan kau kemari?"
"Kemarin, aku menginap di hotel, dan mungkin besok kembali ke Jakarta"
"oh begitu"
Setelahnya suasana begitu canggung, mereka terdiam dengan pemikiran masing-masing. Daniel merasa hatinya kembali menghangat. Namun semua terganti saat ada seorang anak kecil berlari, lalu menumbrukkan badannya ke Seongwoo. Anak lelaki manis dengan mata sipit dan pipi chubby, begitu menggemaskan dan lucu.
"Bunda Hyunie lapar"
"sayangnya bunda, udah lapar aja ya, mau kue?"
Anak tadi mengangguk dan berjalan ke etalase untuk memilih kue bersama Seongwoo yang tersenyum manis, Daniel menatap semua itu sendu. Ternyata memang benar, harapan untuk kembali itu terlalu bodoh, karena kenyataan telah membuat harapan itu segera sirna. Namun untuk menutupi segalanya, dia memulai segala perkataan lagi saat Seongwoo kembali.
"Anakmu?"
"Iya, Dean hyunjin Arvalen"
"Nama yang bagus"
"Kau tau Daniel, aku merindukanmu"
Daniel terdiam, Hyunjin sudah duduk di pangkuan Seongwoo dan memakan kue yang tadi dia pilih. Seongwoo menyuapi Hyunjin dengan begitu telaten, Daniel menatap kegiatan itu dengan hangat, andai dulu dia tak egois mungkin pemandangan didepannya akan terus dia lihat.
"Dimana suamimu?"
Daniel menatap seongwoo, daritadi dia hanya melihat Seongwoo sendiri dan juga Hyunjin yang tiba-tiba berlari. Seongwoo tersenyum lembut, lalu seorang pria tampan menghampiri mereka semua, pria itu tersenyum dan mengecup pipi Seongwoo. Semua itu tak luput dari pandangan Daniel, hatinya kembali sakit. Seongwoo mulai membersihkan bibir Hyunjin yang belepotan makanan, sedangkan pria tadi menatap Daniel dan tersenyum.
"terima kasih telah menemani istri saya"
"Tentu
Kak Minhyun"
END
wah wah wah, gimana ?
kurang?
hehe maaf ya kalau terlalu anehTau kan ini siapa?
Lost_girl29 IMIDA :))
Mira astaga Mira ;')
Maaf atas kesalahan yang terjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
CUP OF COFFEE [OngNiel Project]
FanficA shot of story to refresh your day OngNiel Fanfiction OngNiel Project