12. PENGULANGAN

447 72 26
                                    


~ BXB - Fantasi Dewa Dewi ~

Kang Dan ( Dewa Petir ) &  Wang Seong ( Dewa Malam)

Dia masih tidak dapat memahami potongan masa lalu yang penuh sesak dan hancur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia masih tidak dapat memahami potongan masa lalu yang penuh sesak dan hancur.

Setetes air mata jatuh membakar jiwanya.

Cinta menyebar diseluruh surga dan bumi, lantas kenapa hal itu selalu membuatnya resah.

Malam itu angin sedikit bergemerisik, kesedihan kembali mengetuk.

Perasan rindu tumbuh dalam sekejap, entah sudah berapa bayak musim, siang, dan malam yang terlewatkan.

Hanya tergila gila pada seseorang dalam beberapa kehidupan, membuatya sangat tersiksa.

Jika dipikir kembali, bahkan bunga pun berjatuh menembus langit, suara  melodi nirwana yang menghilang  akan kembali terdengar.  Angin yang berhembus pergi, salju yang memudar akan kembali datang.

Seberapa jauh jalan yang harus pemuda ini jalani?, sudah beratus kehidupan dan takdir belum juga kembali mempersatukan.











Konon sudah menjadi hukum dunia,

semua yang mengorbankan diri, tidak bisa bereinkarnasi.

Lantas bagaimana jika ada pengecualian ?

Tentu saja semua itu terjadi karena sebuah pengorbanan.















Saat itu plum blossom yang penuh dengan cabang  menyebarkan bunganya diatas tanah, saat Kang Dan mengangkat tangan dan sekilat cahaya terang keluar kemudian berubah menjadi sebuah pedang.

Seluruh jubah hitam yang dia gunakan basah kuyup oleh darah lawannya. Para dewa yang tidak terhitung jumlahnya bersiap di aula.

Kang Dan menginjakkan kakinya di tangga pertama dan beribu penjaga langit mundur secara bersamaan.

Setiap langkah yang dia ambil, serasa kematian berjalan mendekat. Semua makhluk terdiam setiap kali mata mereka bertatapan dengan mata Kang Dan.

Kang Dan jelas hanya seorang diri, tapi para dewa langit dan bumi berperilaku layaknya mereka melawan berjuta pasukan  yang tangguh.

Kolam teratai yang menyekat aula langit dan tangga yang Kang Dan daki berubah keruh, sekali lagi pedang itu disebatkan, darah memenuhi kolam.

Seorang komandan prajurit, dewa perang Min Gyu berlutut dikolam teratai dengan tombak panjangnya.

Dia berteriak dengan suara serak, 
" Apakah layak kau melakukan ini, dimana semua kebajikan yang dewa Kun Lun ajarkan padamu, pada akhirnya dia tidak bisa kembali, itu sudah takdir-" Min Gyu memuntahkan darah, matanya tampak merah, dan tubuhnya bergemetar.
"- Kau sudah buta?"

Kang Dan sudah mencapai langkah terakhir di ujung tanga, ketika kakinya menginjak tangga terakhir seluruh perasaan hangat dan lembut yang dia miliki telah disingkirkan,  hanya menyiksakan perasaan dingin yang menusuk tulang.

Kaisar langit yang baru menghadap Kang Dan, langit dipenuhi dengan kerumuanan orang, tetapi tidak saupun dari mereka yang berdir disamping Kang dan.

Bilah pedang Kang Dan mengetuk  tanah, Kang Dan menghentikan langkah kakinya. 

Peti mati bening tanpa penutup diletakan  ditengah tengah aula.

Meski ada jarak antara mereka, Kang Dan dapat melihat dengan jelas, seorang lelaki berbaring di peti itu, dibawah bunga bunga indah, matanya terpejam, dengan ekspresi wajah yang begitu tenang.

" Kamu telah melakukan kejahatan yang sangat keji."

Dengan ekspresi tenang, Kaisar langit menatap Kang Dan, " Saudaramu ada di depan matamu sekarang, apakah kau ingin membuang semua kebajikan yang kau lakukan sepanjang hidupmu dan melawan kehendak langit?"

Kang Dan menuli, tebasan pedang kembali menyapu secara tiba-tiba, cahaya biru melintang secara horizontal.

Semua orang tehuyung kebelakang, hanya Kaisar langit dan Kang Dan yang masih tampak berdiri teguh. 

Kaisar langit mengangkat tanggan kanannya, sebuah panah api muncul.

Di antara awan, para prajurit langit berteriak dan maju serentak. Setiap dewa bersiap,  suara dentingan pedang dan armor terus terdengar.

Kang Dan menerjang maju.

Bunga teratai yang melambangkan kehidupan perlahan berubah warna.

Dari dunia fana awan terlihat diwarnai dengan cat merah, sementara di langit bau darah membuat semua orang kehilangan keseimbangan.

Darah mengalir menuruni tangga, semua kata ketidak puasan dan cemoohan seperti angin lalu baginya, satu satu hal yang dia lihat dan memenuhi pikirannya hanyalah peti mati sebening kristal itu.

Saat suasana semakin memanas, bintang bintang tiba-tiba berkumpul, sebuah getaran hebat datang dari arah bumi.

Ketika itu waktu saakan berhenti, dan hal terkahir yang  dapat ditangkap oleh mata semua dewa adalah Kang Dan yang ditelan cahaya biru.

Saat itu dalah pertama kalinya dalam sejarah, seorang dewa suci yang telah mengorbankan jiwanya, kembali kedunia, melewati sungai synx, dan berengkarnasi.

END

Author Note @busann_noona :

Hey teman-teman sebelumnya aku mau ucapin terimakasih karena udah mau mampir dan baca cerita ini,  meski cerita ini tidak memuaskan atau bahkan bikin bingung +genrenya beda dari chapter awal-awal karya author lainnya. 

Jadi ceritanya drable ini itu aku ambil dari secuil cerita dari next project ku yang bakalan aku publish di akun busann_noona.

Dan karena aku enggak bisa bikin drable dengan hanya 300 kata. Jadi aku bikin cerita macam format 3 drabel dalam satu chapter. 

Sekali lagi terimakasih,  jangan lupa tetap jaga kesehatan ya 😘😘

Nb lagi :  kisah ini terinspirasi dari ost berberapa drama historical China yang lagi sering aku putar. 

Kenapa judulnya pengulangan : karena kisah Dewa petir dan dewa malam tidak akan berhenti berulang Sampai dunia menghilang.

CUP OF COFFEE [OngNiel Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang