Terkadang orang yang waras akan terlihat gila, begitu juga sebaliknya.
Apa yang terlihat mata tidak selalu benar adanya, bijaklah.
Dihalaman sekolah dan dibawah terik matahari, tampak dua siswi yang sedang hormat didepan bendera merah putih. Dikarenakan telat dan tidak membawa baju olahraga pada jam olahraga, mereka harus berjemur sampai jam istirahat pertama berakhir. Sadis.
"Aurell gue udah laper banget nih, tadi belum sempet sarapan," keluh siswi yang mengenakan sepatu sneakers putih dengan kaos kaki berwarna biru
"Ya sama Salsa, gue tadi kan juga buru buru jemput elo "
"Gak betah banget ini gue sekolah disini, gurunya gaada akhlak banget" omel salsa sembari mengibaskan tangannya didepan wajah
"Elo tuh yang gapunya akhlak, masih sma udah keliaran di club sampe lupa sekolah"
Mereka adalah contoh siswi teladan,yang satu suka dugem dan satunga lagi rajin bolos sekolah.
"Mirror hello mirror, apa kabar sama elo yang tiap malem kelayapan terus?"
" paling enggak gue masih inget sekolah" balas aurell sinis"
"Iya iya,, inget sekolah tapi gak niat sekolah" sahut salsa lagi
"Cerewet"
"kalian berdua bisa minggir nggak?" suara bariton yang membuat aurell dan salsa menoleh kebelakang.
"Eh kak Johan, tapi kita lagi dihukum ini" salsa menjawab dengan suara yang dilembut-lembutkan,aurell memutar bola matanya malas.
"Tapi lapanganya mau dipake latihan paskibra, mending kalian pindah ke lapangan basket aja"
"Oke kita bakal pindah tapi kalo ntar gurunya marah kita gak tanggung," jawab aurell sembari menarik tangan salsa melewati sang ketua osis
"Songgong banget jadi orang" gumam johan.
Aurell dan salsa bukan pindah ke lapangan basket tapi pindah kekantin karna mereka lapar. Sesampainya dikantin salsa memesan nasi goreng dan aurell memesan bakso.
Ditengah kenikmatan nasi goreng dan bakso mereka dikagetkan oleh sebuah suara
"apa hukuman saya tadi hanya sampai jam pelajaran ketiga"
Sontak salsa tersedak oleh nasi gorengnya, dengan segera aurell menyodorkan sebotol air putih."bapak kok bisa disini? " tanya salsa setelah merasa tenggorokannya lebih baik
"Harusnya kalian yang kenapa bisa disini,hm? "
"Lapangannya dipake anak paskib pak" ucap aurell dengan tenang, dia yakin hukumannya akan ditambah oleh pak Viki.
"Alesan aja kamu, tadi johan minta kalian pindah ke lapangan basket kan…" pak viki menjeda ucapannya "hukuman kalian bapak tambah, sepulang sekolah nanti kalian bersihkan lapangan basket indoor"
'Bener kan tebakan gue' batin aurell
"Gak bisa gitu dong, pak " salsa merasa tidak terima jika dia harus menjadi tukang sapu sekolahan
"Gak ada bantahan, atau nilai kalian bapak kosongi" putus pak viki kemudian melangkah pergi meninggalkan kantin.
Setelah kepergian pak viki, salsa terus berkoar tidak terima dengan hukuman yang harus dia jalani, berbeda dengan aurell yang dengan tenang melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda.
"Gila aja tuh guru, ga mau banget gue jadi babunya sekolah"
"Gue pokoknya gak mau kalo harus ketinggalan drakor, gara-gara jadi babu"
"Rell nanti gue gak mau tau gimana caranya kita harus pulang dan gak jadi babu"
"Rell lo denger gak sihh" salsa mulai naik darah karena sedari tadi dia berceloteh dan aurell hanya diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiat Lux
Teen FictionCerita pertama, jadi maklum kalo typo bertebaran. "Kenapa semua jadi rumit gini? " Aurell "Bukan rumit, tapi kamu yang terlalu pesimis" David "Kenapa kalian iri sama hidup gue, karena harta kalian iri. Justru disini gue iri sama hidup kali...