Be My Friend

45 10 0
                                    

Jangan lupa untuk Vote dan tinggalkan jejak...

Tanpa sadar kakinya melangkah menuju ke rumah sakit, entah sudah berapa hari Jungkook terus melakukan hal yang sama. Rasanya ia terus mengkhawatirkan gadis itu, Yon Nara. Sejak kejadian di taman waktu itu Jungkook terus kembali ke rumah sakit dan memperhatikan gadis itu dalam diam. Nara selalu duduk di taman rumah sakit dan hanya diam tidak melakukan apapun. Namun hari ini Nara tidak ada di taman. Jungkook segera berlari ke ruang tunggu bahkan ia mengelilingi rumah sakit tanpa henti demi mencari Nara.

"Aish, sial!" Kata Jungkook, entah karena rasa ibah atau rasa suka Jungkook merasa ada sesuatu yang tidak pernah ia rasakan saat melihat gadis itu. Jungkook tau bahwa Nara tidak dapat melihat dan bahkan tidak pernah mengatakan apapun seolah olah ia bisu, tapi entah mengapa rasanya Jungkook merasa bahwa gadis itu menyimpan sesuatu, sesuatu yang mendalam dan menyakitkan.

Langkah Jungkook terhenti, matanya terbelak begitu menyadari bahwa Nara, gadis yang ia cari sejak tadi kini berada di rooftop rumah sakit.

"Ya, Yon Nara!" Teriak Jungkook, Ia langsung berlari secepat mungkin menuju rooftop.

"Hei, Kau sudah gila ya?!" kata Jungkook dengan nafas yang masih terengah engah. Nara hanya terdiam dan tidak bergeming sama sekali dari posisinya sekarang. Melihat Nara yang hanya terdiam, Jungkook dengan cepat menarik tangan Nara.

"Siapa?" Tanya Nara dengan nada dingin.

"Aku tanya apakah kau sudah gila? Kenapa berdiri di sana? kalau kau terjatuh bagaimana?" Jungkook menyerang gadis itu dengan berbagi pertanyaan.

"Siapa?" Nara kembali bertanya dengan nada dinginya.

"Aku tanya siapa kau?! apa urusanmu kalau aku terjatuh dan kalau aku mati itu hakku" ujar Nara nada bicaranya meninggi.

"Aku... entahlah aku hanya ingin, lagi pula kenapa mau mati? kau ngga tau betapa banyak orang yang ingin hidup? jangan bersikap bodoh" kata Jungkook.

"Bukan urusanmu, untuk apa hidup toh aku tidak bisa melihat apapun. Semua yang berharga bagiku telah hilang" Ujar Nara, bibirnya mulai bergetar. Gadis ini sedang menahan tangis walaupun perlahan air matanya mulai mengalir. Jungkook memberikan jaket yang ia kenakan pada Nara. Tanpa sadar Jungkook memeluk gadis itu. Dan Nara mulai menangis dipelukannya.

Jungkook mengantar Nara kembali ke kamarnya. Begitu menyadari bahwa Nara kembali raut wajah sekertaris Kim berubah lega.

"Nona tidak papa?" tanya sekertaris Kim segera setelah Nara kembali keranjangnya. Nara menangguk singkat. Jungkook hanya terdiam dan ia melangkahkan kakinya ke pintu keluar kamar.

"Terima kasih" Ujar Nara pelan. Jungkook tak mengatakan apapun dan melangkah. Tanpa Jungkook sadari ia tersenyum tipis.

Esoknya Nara terbangun lebih awal. Ia menghembuskan nafasnya pelan.

"Aku bahkan tidak tahu ini sudah pagi atau belum" Ujar Nara pelan. Tak lama terdengar suara pintu terbuka menandakan sekertaris Kim datang yang berarti kini pukul 8 pagi.

"Anda bangun lebih awal ya?" tanya sekertaris Kim. Nara hanya menangguk.

"Cuaca hari ini bagus mau jalan-jalan di taman?" sekertaris Kim kembali bertanya dan sekali lagi dibalas anggukan pelan oleh Nara. Nara benar-benar menjadi anak yang luar biasa pendiam berbeda dengan Nara yang dulu sangat ceria dan positif.

Kini Nara duduk di taman meski tidak dapat melihat, Nara selalu membayangkan pemandangan yang digambarkan oleh sekertaris Kim. Setelah kejadian kemarin Nara menjadi berpikir bahwa sekertaris Kim adalah orang yang berharga untuknya.

"Kenapa selalu duduk di sini sih?" Tanya seorang pria tiba-tiba, Nara ingat suara ini suara pria yang berada di rooftop bersamanya.

"Kau selama ini mengikutiku ya?" Tanya Nara. Jungkook terkejut karena Nara tahu bahwa ia memang menngikuti gadis itu diam-diam bahkan mengambil beberapa gambar Nara.

"Terima kasih" Ujar Nara mengetahui Jungkook tidak menjawab pertanyannya.

"Untuk?" Tanya Jungkook.

"Kemarin, Terima Kasih telah menyadarkanku meski aku benar-benar tidak ingin hidup setidaknya aku ingin bertahan hidup untuk sekertaris Kim dan untukmu" Kata Nara, ia tersenyum tipis.

"Kenapa untukku?" Tanya Jungkook, ia merasa gugup tiba-tiba.

"Karena..." Nara nampak berpikir mencari alasan. Jungkook tersenyum tipis, baginya Nara sangat menggemaskan.

"Karena kau temanku?" Ujar Nara ragu, Jungkook terkekeh pelan dan menepuk kepala Nara.

"Baiklah" kata Jungkook.

TBC...

Terimkasih telah membaca cerita ini, Vote dan dukungan kalian sangatlah berharga

The Truth Untold [Jeon Jungkook] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang