Home

38 11 0
                                    

Jangan Lupa Vote dan tinggalkan Jejak...

Kini suasana hati Jungkook saat senang sebelum hancur karena melihat kedua ayahnya yang sedang berada di studionya, ia melihat kearah Taehyung mencoba mencari jawab. Namun Taehyung hanya menghela napas dan menggeleng lemas.

"Lihat ini, anak sialan yang tidak tahu terima kasih" ujar ayah Jungkook sambil menegluk soju ditanganya. "Pulang sekarang anak sialan" kata ayah Jungkook. Jungkook hanya diam.

"Hei! Kau ngga punya kuping? kalau aku bilang pulang ya pulang b*jing*n!" Ayah Jungkook menampar pipi Jungkook. Tanganya tanpa sadar mengepal, Jungkook benar-benar benci dengan pria tua yang menjadi ayahnya. Prilaku ayahnya benar-benar seperti orang berengsek. Semenjak keluarganya bangkrut ayahnya yang dulu sabar dan menyayang berubah menjadi monster.

"Pulang saja sendiri" Ujar Jungkook dingin dan melangkah pergi.

"Berengsek!" Terika ayah Jungkook dan memukul kepala Jungkook dengan botol soju yang ia pegang. Jungkook kehilangan kesadaran, Ayahnya tampak tidak peduli dan melangkah pergi meninggalkan anaknya yang tergeletak dilantai.

"Jungkook! Hei bangunlah" Ujar Taehyung panik. Ia segera membawa Jungkook kerumah sakit. Beruntung Jungkook masih bisa sadar dan mendapat beberapa jahitan di kepalanya.

2 hari berlalu sejak kejadian itu, Nara yang tidak tahu apapun hanya bisa duduk diam di bangku taman dan berharap Jungkook datang. Nara menghela napas pelan.

"Tidak datang lagi ya" kata Nara pelan.

"Kau menungguku ya?" Kata Jungkook yang entah sejak kapan duduk di samping Nara.

"Kau sakit?" Tanya Nara tiba-tiba.

"Tidak" Jawab Jungkook singkat. Nara menghembuskan nafas pelan.

"Lalu kenapa pakai baju rumah sakit?" kata Nara kembali. Jungkook menatap Nara dengan bingung. Gadis ini bahkan tidak pernah menatapnya.

"Saat kau kehilangan satu alat indra, indra yang lain jadi lebih kuat. Bau pakaianmu beda dari yang biasanya" Ujar Nara. Jungkook terkekeh pelan.

"Jadi selama ini kamu suka dengan bauku ya?" Ujar Jungkook bercanda.

"Iya, Aku tidak bisa lihat wajahmu tapi aku suka baumu" kata Nara. Perkataannya jelas membuat Jungkook memerah, Iya dia malu.

"Ke-kenapa mudah sekali mengatakannya" kata Jungkook gagap.

"Kenapa kau malu?" tanya Nara sambit terkekeh manis. Untuk kesekian kalinya Jungkook memerah.

'kenapa senyumnya manis sekali' Batin Jungkook

"Tidak, omong-omong kapan kau pulang?" Tanya Jungkook.

"Satu minggu lagi, karena mulai terbiasa dengan keadaanku sekarang aku bisa pulang" Jawab Nara.

"Bagus untukmu" ujar Jungkook, entah ia merasa cukup sedih karena berpisah dengan Nara padahal ia baru saja bisa dekat dengan Nara.

"Kalau aku sudah tidak ada dirumah sakit, kamu mau tetap jadi temankukan?" tanya Nara. Gadis ini terlihat lebih semangat dari sebelumnya bahkan ia banyak tersenyum hari ini.

"Tentu saja" kata Jungkook.

1 minggu telah berlalu. Hari ini hari kepulangan Nara dari rumah sakit. Jungkook berlari ke kamar Nara namun kamarnya kosong. Barang-barang Nara sudah tidak ada. Jungkook terdiam dan berpikir bahwa Nara pasti sudah pulang.

"Nona Nara menunggu di Lobby" Ujar Sekertaris Kim tiba-tiba. Jungkook menangguk dan mengikuti sekertaris Kim.

"Terima kasih karena sudah mau menjadi teman nona Nara. Saya sudah perhatikan sepertinya nona mulai berubah sejak bertemu dengan anda. Saya harap anda bisa terus menjadi orang yang mendukung nona" Ujar Sekertaris Kim. Kini mereka sampai di lobby, Jungkook sedikit terkejut melihat penampilan Nara. Rambutnya ditata rapi, pakaiannya terlihat pas di tubuh Nara bahkan wajahnya kini tak terlihat pucat.

"Kenapa lama sekali sih" Nara menggerutu. Jungkook terkekeh dan mereka menuju ke rumah Nara.

Ini pertama kali Jungkook datang ke tempat Nara, rumahnya megah dan besar. Semua perabotan tertata rapi. Berbeda jauh dengan studionya yang apa adanya.

"Ayo sini" Ajak Nara sambil menarik tangan Jungkook segera setelah mereka tiba dirumah Nara.

"Pelan-pelan saja" kata Jungkook Khawair.

"Tenang aku sudah tinggal di rumah ini lebih dari 20 tahun" Kata nara. Mereka berdua sampai di sebuah ruangan, di dalamnya hanya ada satu piano berwana putih bersih dan beberapa piala yang tertata rapi tanpa debu. Nara duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu meski tidak dapat melihat seperti dulu Nara sepertinya masih bisa memaikan piano dengan baik, sangat baik malah. Suara lembut dari piano dan Nara yang duduk disana membuat pemandangan yang luar biasa indah. Jungkook mengeluarkan kamera yang sendari tadi ia bawa. Jungkook mulai mempotret Nara yang fokus memaikan piano.

Nara tiba-tiba berhenti dan mulai menangis. Jungkook pun juga ikut berhenti dari kegiatanya dan menghampiri Nara.

"Hei, ada apa?" Kata Jungkook lembut. Nara menangis sesengukan

"Dulu ayah selalu memintaku memainkan lagu ini, katanya ia jatuh hati pada ibu saat ibu bermain piano dengan lagu ini di sebuah taman" kata Nara. Jungkook tidak tahu harus berkata apa, yang ia bisa lakukan hanyalah membawa Nara kepelukannya dan membiarkan Nara menangis.

TBC...

Terimkasih telah membaca cerita ini, Vote dan dukungan kalian sangatlah berharga

The Truth Untold [Jeon Jungkook] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang