22 | kissed

82.4K 9.9K 3.2K
                                    

"Jenar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jenar." Tigra menyela, tanpa sadar menempatkan dirinya diantara Rei dan Jenar yang kini wajahnya memerah. "No need to raise your voice. Ngomong baik-baik sama Rei kalau emang mau ngomong."

"Gue mau pulang." Rei memegangi ujung kemeja Tigra sambil memaksakan senyum, bikin mata Jenar menyipit, tanpa sadar terarah pada bagaimana jemari cewek itu mencengkeram tepi pakaian cowok di depannya. "Nggak apa-apa, kan?"

"Tapi—"

"Chittaphon, please?"

Tigra menghela napas. "Oke. Ayo pulang."

"Gue pamit dulu sama Kak Alfa—"

"Nggak usah." Kun yang sedari tadi menyaksikan jalannya ketegangan antara Rei dan Jenar angkat bicara. "Nanti gue bilangin ke Alfa."

"Makasih, Kak Kun."

"Selow."

"Gue belum selesai ngomong." Jenar berniat meraih lengan Rei, namun sebelum dia mampu melakukannya, Tigra sudah lebih dulu menangkap tangannya.

"I think we have to respect her wish, no?"

"Jenar." Johnny ikut maju, memegangi salah satu bahu Jenar. "Kalem."

Rei menatap Jenar, yang balik memandang sengit padanya. Cowok itu tampak marah, kesal, juga putus asa.

Benar sih apa yang Jenar bilang. Mereka memang nggak berpacaran. Dibilang temenan juga... begitu deh. Namun tetap saja, Rei merasa sakit hati. Jenar menolak ketika dia menawarkan diri menemani cowok itu, tapi dia malah muncul dengan Celia. Peduli setan, mau Celia sudah punya pacar sekalipun. Rei mau marah—walau bagi Jenar, itu mungkin nggak beralasan.

"Tigra?"

"Alright, ma'am." Tigra mengekori Rei yang berjalan menuju pintu depan lebih dulu.

Jenar tidak mengejar, hanya diam, memandang penuh rasa cemburu dengan kedua tangan dikepalkan.

*

Dari kecil, Rossa selalu dianggap sebagai anak manis nan penurut sekaligus tukang membanggakan keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kecil, Rossa selalu dianggap sebagai anak manis nan penurut sekaligus tukang membanggakan keluarga.

Dia dilahirkan dari keluarga keturunan Tionghoa yang selama bergenerasi telah tinggal di Pulau Jawa. Mereka boleh saja punya nama dalam aksara Cina dan berwajah oriental, tetapi lidah mereka lebih mahir bicara bahasa Jawa ketimbang bahasa Mandarin. Sudah ada streotype bahwa penduduk keturunan Tionghoa biasanya pandai berdagang—dan memang itu yang dilakukan keluarga Rossa secara turun-temurun.

Teknik ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang