I found myself dreaming in silver and gold
Like a scene from a movie
That every broken heart knows
We were walking on moonlight
When you pulled me close
Split second and you disappeared
And I was all aloneRei nggak tahu berapa lama dia ketiduran, tapi ketika dia terbangun dalam keadaan hangat karena berada di bawah hamparan bedcover yang masih berbau seperti Jenar, suasana ruangan yang tadinya temaram telah terang-benderang. Lampu besar sudah dinyalakan, menggantikan lampu tidur berpendar kekuningan yang berada di atas nakas. Ruangan tidak senyap. Samar, mengalun suara lagu yang Jenar setel di vinyl player yang berada di pojok kamarnya.
I woke up in tears
With you by my side
A breath of relief
And I realized
No, we're not promised tomorrowRei menghela napas, memandang pada langit-langit kamar. Apa ini mimpi? Tapi setahunya, mimpi nggak pernah terasa senyata ini. Namun kalau ini bukan mimpi, segalanya terasa terlampau surreal. Seperti terlalu bagus untuk jadi kenyataan. Sebab untuk sejenak, dia merasa benar-benar... aman. Karena selama sebentar, dia yakin dia diizinkan percaya.
Gadis itu meneguk saliva, lantas beranjak dari posisi berbaringnya. Sejuk dari pendingin ruangan menerpanya. Di bawah selimut, dia telah mengenakan pakaian. Bukan miliknya, tapi kaos punya Jenar yang jelas-jelas kebesaran. Wangi khas cowok itu lekat di sana. Pengharum pakaian juga parfumnya. Kali ini bersih, tanpa jejak manis tembakau yang lama disimpan dalam saku.
Dia benar-benar berada di kamar Jenar.
Jadi... mereka betul-betul melakukannya?
Percaya nggak percaya. Bukan karena Rei menyesal. Tapi karena apa yang dirasakannya setelah segalanya berlalu... sangat berbeda dengan pengalaman pertamanya bareng Tigra. Selama ini, dia selalu jadi yang paling lebih dulu mengganti topik pembicaraan setiap teman-teman satu kosnya ngobrol tentang pengalaman mereka bersama pacar-pacar mereka. Tidak karena Rei tak suka dengan gaya hidup teman-temannya yang jelas nggak konservatif sama sekali. Namun karena sulit buat Rei membayangkan... seks bisa jadi sesuatu yang menyenangkan.
"Kalau lo lagi mikir apa yang tadi itu mimpi, jawabannya adalah nggak. Itu bukan mimpi. Dan lo memang betulan ada di kamar gue, pakai kaos gue."
Rei dikejutkan oleh suara Jenar, yang refleks bikin Rei menoleh ke satu arah. Jenar berada di ambang pintu, menyandarkan salah satu bahunya di sana. Tangannya terlipat di dada.
So I am gonna love you
Like I am gonna lose you
I am gonna hold you
Like I am saying goodbye
Wherever we're standing
I won't take you for granted
Cause we'll never know when
When we'll run out of time
So I am gonna love you"Well..."
"Jangan bilang lo nyesel."
Rei menggeleng cepat. "Nggak gitu. Gue cuma... wow."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teknik ✅
General Fiction(Completed) what's the difference between "ooh!" and "aah!"? about three inches.