Kringg kringg...
Bunyi bising alarm yang memenuhi ruangan kamar yang masih gelap gulita dengan si empu pemilik kamar yang masih terlelap dalam mimpinya tak sedikitpun terganggu akan hal tersebut.
Terdengar suara wanita paruh baya yaitu sang bunda dari balik pintu kamar terus menggedor-gedor pintu agar anaknya itu segera bangun.
"Aya! Cepet bangun!" Pekik wanita tersebut,sudah beberapa kali menggedor dan berteriak rupanya tidak membuahkan hasil sama sekali,terbukti belum ada sahutan dari dalam kamar anaknya itu.
Terlintas ide yang sering digunakan dan ampuh untuk membangunkan anaknya itu jika sudah begini ceritanya.
"Aya,emili sudah akan berangkat,dia akan meninggalkanmu jika kau tak segera bangun! Bunda akan menyuruhnya untuk berangkat dahulu dan meninggalkanmu!" Dengan suara lantang dan sudah dipastikan sebentar lagi pasti anaknya akan bangun dengan segera.
Aya yang semula tidur, mendengar suara bundanya itu lantas langsung bangun dan segera membuka pintu kamarnya.
"Bunda,tunggu Aya siap-siap terlebih dahulu,Aya mohon suruh emili menunggu sebentar" ucap Aya memohon.
"Baiklah,bunda akan menyuruh emili menunggumu,tapi kau harus cepat,kasihan dia harus menunggu lama".
Dengan cepat Aya mengangguk dan segera masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap.
Bundanya hanya tersenyum melihat tingkah konyol anaknya itu,sudah dipastikan Aya akan takut jika dia akan ditinggal berangkat sekolah oleh sahabatnya itu,dan cara tersebut selalu dilakukan untuk membangunkan putri bungsunya.
**
Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 menit tapi anaknya itu tak kunjung menampakan diri di meja makan.
"Mas,aku kekamar Aya lagi ya,takut dia ketiduran,ini juga udah siang" pamit veny bunda Aya pada Gerald sang suami.
"Iya udah coba kamu cek dia,tapi jangan memarahinya" pesan Gerald,pasalnya istrinya itu akan berteriak-teriak lagi pada anaknya,tapi hanya itu tidak dengan memukul ataupun melukai,itu sudah biasa dan akan terulang setiap harinya.
"Iya mas,enggak ko" dengan suara tak yakin,sambil menggaruk tengkuknya.
Baru saja akan menaiki tangga menuju kamar sang anak, terlihat Aya yang sudah rapi dengan balutan Seragam sekolah yang lengkap siap untuk berangkat sekolah.
"Bunda mau kemana? Aya udah siap ko" sambil berjalan menuruni tangga.
"Bunda kira kamu belum bangun,jadi bunda mau duduk lagi deh".
"Ya udah ayo cepet kamu kemeja makan,sarapan terus berangkat,ini hari pertama kamu berangkat sekolah kan? sudah kelas dua belas harus disiplin dan inget jangan terlambat dihari pertama sekolah Aya!" Seakan sudah paham betul sifat anaknya yang selalu saja terlambat.
"Iya bunda" jawabnya sedikit malas
Aya yang selalu mendengar nasihat sang bunda,hanya mendengar lewat telinga kanan dan akan keluar ke telinga kiri,tak berpengaruh apapun bagi dirinya,karena terlambat datang ke sekolah itu hal yang seolah tidak bisa dilepaskan dengan dirinya,bahkan sudah sejak dari bangku sekolah dasar Aya selalu terlambat.
Setelah menyelesaikan sarapan bersama keluarga nya, gerald ayah sekaligus kepala keluarga meyambar tas kerjanya lalu memberikan kecupan manis dikening sang istri lalu berpamitan untuk berangkat kerja.
"Sayang,aku berangkat kerja dulu ya,kamu baik-baik dirumah".
Veny yang selalu mendapatkan perilaku manis dari suaminya merasa senang dan bersyukur mendapatkan sosok suami seperti Gerald.
"Iya mas, hati-hati dijalan,jangan kecapean,jangan nunda waktu makan".
"Iya sayang".
Lalu beralih menatap anak bungsunya yang masih asik memakan sarapan dan tidak peduli apa yang ada disekitarnya.
"Ehem" deheman Gerald berhasil mendapatkan perhatian Aya,dan mendapatkan tatapan seperti ada apa?
"Kamu gak mau bareng sama ayah aja? Ini hari pertama kamu berangkat sekolah,nanti kamu terlambat bagaimana?"
"Ahh ayah, santai aja Aya bakal berangkat sebentar lagi ko,gak usah khawatir gitu lah" lucu sekali melihat kedua orang tua nya yang selalu saja mengkhawatirkannya.
"Ya sudah ayah berangkat dulu" setelah memandang istri dan anaknya itu.
Setelah menghabiskan sarapannya Aya segera menuju ke depan rumahnya,dia sudah hafal betul kebiasaan bundanya dipagi hari yang selalu menyiram bunga-bunga cantik membentuk sebuah taman kecil didepan rumah nya.
Terlihat sudah ada Emili yang juga sudah menunggunya dan sedang mengobrol bersama,entah apa yang mereka bicarakan.
"Bunda,Aya berangkat sekolah dulu ya" sambil berjalan menuju kedua orang yang sedang asik mengobrol dikursi teras rumah.
"Iya, hati-hati dijalan, Emili kamu bawa motornya jangan ngebut-ngebut ya nak".
"Iya siap Tante".
Keduanya pun pamit lalu segera menuju bagasi motor rumah Aya dimana motor Emili berada.
**
Motor Emili melaju dengan santainya ditengah padatnya jalanan ibu kota,jika pengendara lain ingin segera sampai ketempat tujuan,lain hal nya dengan Emili dan Aya kedua remaja tersebut itu seakan menunda atau lebih tepatnya memperlambat keduanya agar cepat sampai ke sekolahnya.
Keduanya memiliki slogan yang diambil dari tokoh kartun favoritnya yaitu Squidward tentacles dari film Spongebob Squarepants yang berbunyi:
Aku akan tetap bersantai meski itu akan membunuhku.
Entah ada apa dengan kedua remaja tersebut,jika remaja seusianya beramai-ramai mengidolakan seseorang boy band Korea,ataupun sekumpulan cowok keren di sekolahnya,tapi Emili dan Aya malah mengidolakan kartun di film Spongebob Squarepants.
**
Akhirnya keduanya telah sampai di sekolahnya, lain dengan hari biasanya gerbang sekolah nya itu masih dibuka,suatu hal yang aneh bagi Aya dan Emili karena mereka selalu mendapati gerbang sudah tertutup.
"Ay,ko tumben ya gerbang masih buka jam segini" tanya Emili yang bingung melihat kondisi sekolah nya.
"Entah,gue juga heran deh,ya berati ini rejeki kita gak dapet hukuman hari ini" ucap Aya dengan tawa kecil nya.
Setelah melewati koridor sekolah yang masih ramai,dengan banyak siswa berkerumun membicarakan hal yang sedang populer,sudah jelas pasti ada sesuatu yang terjadi.
Aya dan Emili berpisah jalan,jika Emili akan lurus menuju kelas XII IPA 4,maka Aya akan menaiki tangga untuk menuju kelasnya yaitu Xll IPA 3.
"Assalamualaikum mas mba" sapa Aya pada teman-temannya yang menatapnya dengan tatapan heran.
"Hei hello,pada bengong aja Lo pada,iya tau ko pada kangen kan sama gue sampe liatnya gitu banget". Aya merasa jengah.
"Tumben banget Lo gak dihukum hari ini" sinis Daniel sang ketua kelas.
"Gak lah,gue kan udah jadi anak rajin sekarang" balaz Aya dengan tajam dan langsung menuju ke tempat duduknya bersama zemira atau biasa dipanggil zem.
"Ada berita apa sih hari ini,ko anak-anak pada ribut banget tuh dikoridor" tanya Aya yang teringat betapa ramainya koridor sekolah nya hari ini.
"Lo beneran gak tau ay?" Tanya zem tak yakin.
"Masa Lo gak tau sih,aduh parah-parah kudet banget deh Lo" imbuh Kay menanggapi.
"Hahaha habis dari goa ya lu ay" sambung zea juga sambil tertawa.
"Iya-iya gue kudet,emang ada apa sih,sumpah gue penasaran".
"Itu loh Dilla..." belum sempat melanjutkan bicaranya Aya sudah memotong omongan zem.
"Ap..apa Dilla?" Dengan setengah gagap Aya menyebut nama itu.
Berikan dukungan untuk penulis dengan memberikan vote pada setiap chapter,karena itu sangat berharga bagi kami.
Terimakasih ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Athanaya
Teen Fiction[Follow sebelum melanjutkan membaca] •Typo Bertebaran• Jika memilih egois untuk mengutarakan perasaan itu bisa,gue bakal lakuin itu,tapi sayangnya gue gak akan pernah bisa buat lebih milih cinta dibandingkan sahabat.-Athanaya Adystia Rafanda Don't c...