28|| Nostalgia Soal Rasa

643 125 170
                                    

Sudah siap spam komen?❤️

Sudah vote ceritanya?❤️

Seberapa suka sama cerita ini?❤️

"Sudah bersikeras melupa, malah datang lagi membawa perkara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah bersikeras melupa, malah datang lagi membawa perkara. Jadi menyesal pernah suka."


Angin yang berlarian, tak mampu mendinginkan hati seorang manusia dengan ponsel remuk dan tangan yang luka.

Bayang-bayang dulu makin menghujamnya. Menyeret dirinya ke dalam dulu yang sudah berhasil di lupa.

Bukankah, itu semua tinggal cerita. Lantas ia kembali. Bukannya dia sudah abadi? Kenapa bisa di sini lagi?

Banyaknya pertanyaan dibenaknya mengalahkan ribuan ombak di lautan. Burung-burung gagak malam pun tak mampu menjawab satu-satu.

Sekelebat kenangan lama kembali terlintas. Tentang bagaimana indahnya, masa-masa awal mengenal rasa.

"Ini rambutnya kenapa pendek sebelah," tanya remaja laki-laki dengan baju seragam dikancing seluruhnya. Tak lupa kaca mata bulat melengkapi penampilannya.

Gadis kecil dihadapannya menggeleng saja, tak mampu menjawab sebab seseorang dihadapannya itu pasti tau apa yang sudah terjadi, sepandai apapun ia mengarang alasan.

"Pasti digangguin mereka lagi ya?" tanya remaja laki-laki itu geram. Terlihat sebelah tangannya yang tidak mengelus rambut gadis itu mengepal kuat.

"Aku bakal bales mereka, pasti. Tapi nanti ya kalau aku udah bisa bela diri. Aku belajar dulu sama papa," ucapnya bersemangat.

"Tapi papa kapan pulang sama mama? Aku kangen," katanya menambahkan. Runtuh rindu mendayu dalam ucapannya.

Gadis dihadapannya tersenyum tipis. "Enggak apa-apa Jaja. Selama kamu mau jadi temen aku, aku udah bahagia kok," ungkap gadis itu riang.

Si kaca mata bulat diam-diam menoreh kecewa dalam hati.

Jadi aku cuman dianggap teman? Fikirnya.

Sebisa mungkin ia tersenyum lebar yang malah terlihat menyedihkan. "Iya, kamu tenang aja aku bakal jadi temen kamu. Aku bakal jagain kamu selamanya."

"Aku yakin kamu bisa jagain aku."

Gadis itu sangat percaya pada laki-laki dihadapannya. Baginya, hanya laki-laki itu yang menjadi teman satu-satunya. Laki-laki itu adalah teman terbaiknya tanpa ia tahu, perasaan apa yang ada pada diri si kaca mata bulat.

Getir [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang