48|| Gelud Dulu

554 110 31
                                    

Double update nih, seneng enggak?❤️

Vote dan komennya jangan lupa❤️

Ini Getir❤️

"Kalau udah dibuang, ngapain masih difikirin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau udah dibuang, ngapain masih difikirin. Kalau udah jadi mantan, kenapa mesti digalauin?"

Getir berjalan gontai di koridor. Sepasang mata lucu miliknya tidak memancarkan apapun. Begitupun rautnya, tidak sedih, tidak juga senang.

Yang ia lakukan hanya berjalan terus menerus, tanpa berhenti, tanpa berbelok pada kelasnya sendiri. Yang ia inginkan hanya ketenangan, tapi sejauh manapun kakinya menapak, kebisingan mengiringinya tanpa henti.

"Getir," panggil seseorang yang suaranya cukup ia kenali. Dengan malas gadis itu berbalik, melihat siapa yang barusan memanggilnya.

Ah, rupanya manusia cantik ini. Kinandita Naysila. Kenapa, di saat ia mencoba menstabilkan keadaan hati, penyebab masalah itu malah datang sendiri?

Dengan wajah tak berekspresinya Getir menyahut, "Kenapa?"

Kinandita tersenyum ramah, setia dengan raut baik hatinya. Mau bagaimanapun, ia tidak bisa menunjukkan sifat aslinya dengan cepat.

"Gimana keadaan kamu? Kamu enggak apa-apa kan setelah diputusin Gara kemarin?" Kinandita bertanya penuh perhatian. Tapi kenapa nadanya terdengar mengejek di telinga Getir?

"Aku enggak apa-apa, selamat, kamu bisa deketin Gara kapan aja," ujar Getir tersenyum, merelakan semuanya.

"Dengan atau tanpa kamu putus sama Gara, aku emang bisa deketin dia kapan aja, bahkan dia punya banyak waktu buat sama aku dari pada kamu," ujar Kinandita berbangga. Niatnya menghampiri Getir pagi-pagi hanya untuk mengatakan kalimat menohok yang membuat Getir galau terus-terusan. Kurang kerjaan.

Tiba-tiba saja, Gara datang menghampiri mereka. "Ngapain Na?" tanya Gara, tanpa melihat ke arah Getir. Mungkin baginya sekarang, Getir hanya makhluk transparan.

Suara halus Gara yang dulu hanya ditujukan untuk Getir kini beralih dimiliki Kinandita. Memang dari awal hanya Kinandita yang berhak, ia hanya tempat persinggahan sementara saat gadis itu menghilang.

"Ini silaturahmi sama pacar kamu. Ups, mantan maksudnya." Kinandita tertawa, pura-pura lupa dalam keadaan seperti ini menguntungkan juga.

Getir memutar bola mata, lelah dengan sikap Kinandita yang sudah tertebak. Tapi biarlah, ia pura-pura lugu sesaat.

"Yuk balik ke kelas," ajak Gara tanpa mengindahkan kata-kata Kinandita yang tadi.

Getir [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang