Pagi

5.6K 456 260
                                    

-Aku cuman minjem chara aja jadi kalau ada sifat jelek yang ditimbulkan dalam FF ini, cuman di FF ini aja. Ga maksud mau jelekin dibilang bakal OOC sepertinya iya. Jadi maaf kalau ada yang ga nyaman ini semua cuman kutuang dari imajinasiku.

Warning : bahasa kadang baku kadang engga NSFW 🔞 - HARSH WORD
       ⚠️ OOC

Bakal ada kapal getec pls kalau gasuka bisa langsung pergi..

-

-

-

Matahari terbit menandakan pagi telah tiba, cahaya matahari tersebut dirasa oleh seorang pemuda bersurai hitam yang masih terbaring di kasurnya.

Pemuda tersebut adalah Akaashi Keiji, Akaashi bangun dari tidurnya lalu mereggangkan tubuh. Sebelum turun dari tempat tidur ia meminum segelas air putih di mejanya.

Akaashi melihat jam dinding sekilas lalu beranjak dari kasurnya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai membersihkan dirinya Akaashi mengenakan atasan berupa kemeja putih dan bawahan berupa celana hitam. Setelah itu Akaashi merapikan dirinya di depan cermin.

Akaashi membuka laci mengambil sebuah lip balm lalu memakainya, jaga-jaga agar bibirnya tidak kering nanti.

Tiba-tiba ponsel Akaashi berbunyi, tanpa melihat siapa yang menelpon Akaashi langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo Koutaro."   -Akaashi

"Sayangg~ kamu udah bangun?"

Senyuman Akaashi terukir saat mendengar orang yang di seberang telepon berbicara.

"Iya aku baru selesai mandi, kamu udah sarapan?"

"Aku belum sarapan ╥﹏╥ gimana kalau kita sarapan bareng? Aku akan menjemputmu."

"Baiklah aku akan menunggumu, hati-hati di jalan"

"Iyaa sayang, love you."

"Love you too."

Akaashi menutup panggilan mereka, orang yang menelpon Akaashi adalah Bokuto Koutaro kekasih yang sangat ia cintai. Mereka mulai berpacaran saat Akaashi duduk di bangku SMA.

Satu-satunya orang yang bisa membuat Akaashi jatuh hati. Bokuto dari awal sudah tertarik dengan Akaashi namun mereka memulai hubungan seriusnya saat Akaashi kelas 11 sampai sekarang.

Mereka sudah berpacaran kurang lebih selama 2 tahun, hubungan mereka lancar seperti pasangan pada umunnya. Meskipun mereka LDR selama setahun, mereka sering menghabiskan waktu bersama jika ada waktu senggang atau di hari libur.

Kini mereka tak perlu khawatir, mereka berdua akan sering bertemu lagi karna Akaashi mulai kuliah di universitas yang sama dengan Bokuto.

Suara bel pintu rumah Akaashi berbunyi, dirasa yang ditunggu telah tiba Akaashi langsung berlari ke pintu depannya.

Akaashi membuka pintu depannya lalu langsung memeluk orang yang ada di hadapannya.

"..Anu maaf mas."

Akaashi kaget mendengar suara orang yang dipeluk berbeda dari orang yang dikenalnya. Sedangkan Bokuto baru sampai di depan rumah Akaashi menyaksikkan kejadian itu.

"Ini mas ada paket mohon ditandatangani."

Ternyata orang tersebut adalah pengantar paket, semalam ibu Akaashi mengirimnya pesan akan mengantar beberapa barang untuk Akaashi. Ibu dan ayah Akaashi bekerja di luar kota, Akaashi selalu sendiri di rumahnya.

"M-maaf mas.

Akaashi merima paket dan menandatanganinya dengam canggung, selesai dengan pekerjaannya pengantar paket tersebut pergi meninggalkan Akaashi.

Bokuto langsung menghampiri Akaashi yang berdiam diri di depan pintu rumahnya. Bokuto hari ini mengenakan sweater hitam, dengan bawahan celana panjang putih.

"Sayang itu siapa? Ngapain kamu peluk-peluk dia?" :(

"Ayo masuk dulu."

Bokuto masuk kedalam rumah Akaashi, tak lupa Akaashi menutup pintu rumahnya sebelum menjawab. "Itu dia pengantar paket, maaf tadi aku kira itu kamu."

"Masa kamu ga liat dulu orangnya main asal peluk aja, lagian kan gantengan aku daripada dia." :(

"Udah ah kamu mah pengantar paket aja dicemburuin, sini."

Akaashi membuka tangannya lebar mempersilahkan orang yang ada dihadapan memeluknya. Bokuto langsung memeluk Akaashi dengan erat sambil menghirup leher Akaashi.

"Kamu wangi."

Tanpa aba-aba Bokuto melumat bibir Akaashi, nafas bokuto panas, lidah mereka beradu mencampur saliva bersama.

Tangan Bokuto perlahan turun ke pinggang Akaashi, sang dominan memperdalam ciumannya.

"Hgnh.."

Satu erangan Akaashi pertanda ia kehabisan napas menghentikan aktivitas panas mereka berdua.

Akaashi masih terdiam mengatur napasnya, sedangkan Bokuto menatap Akaashi dalam menginginkan sesuatu yang lebih.

"..Keiji aku mau-"

"Maaf sayang aku belum siap sekarang."

Bokuto terdiam murung mendengar jawaban Akaashi, ia akhirnya perlahan tersenyum sedikit lalu mencium kening Akaashi.

"Iya sayang gapapa aku tunggu sampai kamu siap, sekarang kita sarapan kuy, kamu mau makan apa?"

"Bubur mamank ukai aja."

"Hayuu meluncur, oh iya kamu sekalian bawa tas, kita berangkat kuliah bareng."

"Iya sebentar aku ambil tas dulu."

Sesudah mengambil tasnya mereka berdua berangkat pergi ke tukang bubur mamank Ukai. Selama perjalanan Akaashi memeluk Bokuto dengan erat, ia masih lega Bokuto sekarang masih ada disisinya.

Mereka akhirnya sampai di tempat yang dituju.

"Mank bubur 2 porsi, satunya jangan pake kacang." Ucap Bokuto sambil menaruh helmnya di spion.

"Siap."

Mereka berdua menunggu bubur datang sambil mengobrol, mereka berdua duduk berhadapan di meja yang disediakan.

"Kamu gimana udah siap ospeknya?"

"Siap lah pasti." Jawab Akaashi.

"Haha emang pacar aku mah hebat." Ucap Bokuto sambil mencubit kedua pipi Akaashi gemas.

Bubur mereka berdua datang, mereka langsung menyantap bubur mereka masing-masing.

Bokuto tim bubur diaduk sedangkan Akaashi tim bubur tidak diaduk. Bokuto gemas kalau Akaashi tidak mengaduk buburnya.

"Keiji kamu kenapa buburnya ga diaduk sih? Sini kuaduk." Ucap Bokuto, tangannya berusaha meraih mangkok Akaashi.

Akaashi langsung mengelak Bokuto dan mengamankan bubunya.

"Kamu ngapain sih buburnya diaduk, gaenak diliatnya mengurangi nilai seni dari topping yang disusun mank Ukai."

"Enakan diaduk yang rasanya tuh menyatu."

"Ga malah kaya muntahan kucing."

Mereka asik berdebat sampai akhirnya kepala Bokuto dijitak seseorang dari belakang.

"Masih pagi suami istri udah ribut aja." Ucap seorang pria bersurai hitam, rambutnya menyerupai ayam.

I Always Love You  || BokuOsaAkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang