Pesan

1.7K 273 138
                                    

Akaashi menangis, di saat itu juga Akaashi beranjak dari mejanya, Akaashi pergi meninggalkan cafe mars.

Akaashi berjalan pulang, setiap lagkah kakinya terasa berat, setiap hembusan nafas Akaashi selalu mengeluarkan air mata.

Akaashi tak bisa menahan semuanya lagi, kenapa harus hari ini. Bokuto sebenarnya kenapa, apa kesalahan Akaashi, apakah Bokuto tak mencintainya lagi, hal itu terus berputar-putar di kepala Akaashi.

Perasaannya campur aduk, kecewa, sedih, ragu, rasa ingin tau semuaya becampur.

Akaashi sampai di sebuah halte, Akaashi duduk disana menunggu bis nya. Matanya sedikit bengkak karna tangisan tadi, Akaashi mencoba bersikap semestinya.

Langit sudah gelap, saat ini juga hujan mulai turun, hal itu membuat suasana terbilang cukup dingin. Akaashi masih larut dalam pikirannya sampai ada sebuah kaleng yang muncul di hadapannya.

Kaleng berisi coklat panas, ternyata yang menyodorkan kaleng itu di hadapan Akaashi adalah Sakusa.

"Buat kamu." -Sakusa

Akaashi mencoba tersenyum dan menerimanya. Melihat Akaashi sedikit mengigil karna kedinginan, Sakusa memberikan jaketnya ke tubuh Akaashi.

"Kak ini?" Akaashi sempat kebingungan.

"Pake aja, dingin kan, kakak gapapa." Ucap Sakusa seraya duduk di sebelah Akaashi.

Akaashi meminum coklat panas pemberian Sakusa, guna memperhangat tubuhnya juga. Sakusa dari tadi hanya memperhatikan Akaashi.

"Kamu kenapa tadi nangis?" Tanya Sakusa.

"Eh kok kakak tau?" -Akaashi

"Kakak liat kamu tadi jalan sambil nangis, makanya kakak kesini. Emang kamu kenapa?" Tanya Sakusa lagi.

"Gapapa kak." Akaashi mencoba menutupi keadaannya.

"Bokuto ya?" Saat itu entah kenapa Sakusa bisa menebak apa yang dipikirkan Akaashi.

Mendengar nama Bokuto, Akaashi mulai menitihkan air mata lagi, Akaashi mencoba menahan dirinya tapi tak bisa.

Akaashi menundukkan wajahnya, tangan Akaashi yang semula mengeratkan pegangannya pada kaleng coklat panas kini digenggam Sakusa.

Sakusa mencoba membuat mata Akaashi dan dirinya bertemu, mereka saling bertatapan.

"Akaashi kalau kamu ada masalah kamu bisa cerita ke kakak, ga semua beban harus kamu terima sendirian." Ucap Sakusa berusaha menenangkan.

Akaashi mencoba mengatur nafasnya, tangan Sakusa juga mengelap beberapa air mata Akaashi yang jatuh.

"Aku cuman khawatir kak sama Kak Bokuto, belakangan ini aku ga pernah tau keadaan kak Bokuto gimana." -Akaashi

"Akaashi.." Ucap Sakusa pelan.

"Iya kak kenapa?" Akaashi menoleh mata mereka saling berhadapan lagi.

"Kakak suka kamu." -Sakusa

Saat itu Akaashi hanya bisa terdiam, mereka masih saling menatap, dalam tatapan mata Sakusa terpancar bahwa ia benar-benar serius mengatakannya.

"Dari awal kamu jadi maba, kakak tertarik sama kamu. Kakak mau coba dapetin kamu, meski saingan kakak si anjing kaya Bokuto." Tambah Sakusa lagi.

Kenapa Sakusa saat ini menyatalan perasaannya, Sakusa sendiri berpikir ini waktu yang tepat untuk masuk ke hati Akaashi. Sakusa pikir ia bisa menggantikan sosok Bokuto yang saat ini membuat Akaashi menangis.

"Kakak bisa buat kamu bahagia, kakak janji ga bakal buat kamu nangis kaya gini lagi, kakak mau kita-"

"Maaf kak.." Ucapan Sakusa terpotong.

I Always Love You  || BokuOsaAkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang