☁️ Chapter 1

3.6K 298 49
                                    

☁️•☁️


"Tuhan, aku ingin menjadi kunang-kunang. Walau terlihat kecil, setidaknya mampu menerangi, walau hanya sementara."

☁️•☁️

______________________________________

Saat ini usia kandungan Anisa sudah memasuki bulan ke-7. Semakin hari Rea merasa tidak di perhatikan oleh sang Bunda. Arga--- ayahnya Rea, memang tidak pernah menginginkan Rea. Dia sangat terobsesi ingin memiliki anak laki-laki, sehingga ia melupakan putri kecilnya.

"Bun, bisa buatin Rea bubur?"pinta Rea. Memang selama Anisa mengandung, Arga selalu melarangnya untuk melakukan apapun. Memang keterlaluan, tapi Arga tetaplah Arga yang keras kepala.

"Rea, kamu nggak lihat perut Bunda kamu sudah membesar? Kasihan dia akan susah untuk bergerak!"bentak Arga.

Rea kecil tersentak kaget mendengar bentakan sang Ayah yang hampir tiap hari di dengarnya.

"Ma-maaf Ayah, tapi Rea rindu bubur buatan Bunda,"ucap gadis kecil itu gemetaran.

"Kamu, kan, bisa minta buatkan dengan Bibi!"

"Ta-tapi ..."

"Cukup! pergi kekamar sekarang jangan banyak ulah!"

Rea kecil menangis berlari masuk kekamar lalu mengunci pintunya.

Terduduk di balik pintu membekap mulut agar isakannya tidak terdengar keluar.

Dulu ada Bunda yang selalu menenangkannya. Tapi sekarang Bunda tak ada untuknya. Mulai sekarang ia akan belajar cara menghapus air mata sendiri.

"Bundaa ... Ayah jahat sama Rea, padahal Rea udah rindu banget jailin Bunda, pas Bunda masak. Rea bukan bener-bener rindu buburnya, tapi Rea rindu pas Bunda dan Rea ketawa bareng lagi." Rea meringkuk di lantai yang dingin malam itu. Berselimut sepi, perlahan matanya menutup.

Tak terasa karena terlalu lama menangis Rea tertidur dengan memeluk kakinya.

Gadis kecil yang malang, ia tidak tau betapa menyedihkan nasibnya kelak.

___________________________________

B e r s a m b u n g

Huaa akhirnya part ini selesai:)
Sumpah part ini pendek banget..

Jan lupa vote, dan komen😗

Okeeyy see youu guyss><

Rumit [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang