☁️ Chapter 37

802 56 41
                                    

🎼Bad Liar : Anna Hamilton
[Cek mulmed^^]

Sebelum baca mending vote dulu biar sama-sama enak yekann 🥱

[Psstt... buat yang lupa alur bisa baca part sebelumnya dulu ya, hehe😋]

Selamat membacaaa
Teteteteetttt 🛵

_____________________________________

Ana terdiam di sofa sembari sesekali melirik mama nya sedang sibuk dengan laptop dihadapannya. Ana ragu untuk mengatakan kejujuran tentang apa yang ia tutupi selama ini.

"Ma," panggil Ana, terdengar ragu.

Wanita paruh baya itu menoleh menatap anaknya yang terlihat gugup itu.

"Iya, Na? "

Telapak tangan Ana terasa dingin sekarang. Sekali lagi ia meyakinkan diri untuk berkata jujur. Oh ayolah! sekarang kakinya pun sudah terasa dingin.

"Ada yang mau Ana bilang,"

"Nanti malam aja ya sayang, sekarang mama lagi sibuk banget ini."

Ana menghembuskan nafas pasrah. Tak apa, ia akan mengatakan nya nanti malam.

"Yaudah. Ana ke atas dulu ya, ma."

Tak menjawab, ibunya itu hanya menganggukan kepalanya. Ana berjalan menuju kamarnya.

Ana kembali termenung, menerka-nerka bagaimana ekspresi ayah dan bundanya ketika melihat nya kembali ke rumah nanti setelah pergi dari rumah ini. Apakah mereka akan menyuruh satpam untuk mengusir nya? Atau sang ayah sudah menyiapkan sebuah balok kayu untuk memukul tubuhnya tanpa ampun hingga ia sudah hampir sekarat, seperti dulu?

Apakah luka-luka baru sudah menunggunya. Rasa takut itu kembali hadir. Yang paling ia takutkan bukan pada hukuman apa yang akan orang tua nya berikan, melainkan mendengar kata-kata tajam yang menginginkan dirinya menghilang dari dunia ini. Hatinya bagai ditusuk belati beracun ketika mendengar kata-kata tajam nan menusuk yang dikatakan langsung oleh kedua orang tua kandungnya.

Ana termenung menatap langit-langit kamar yang dihiasi bintang-bintang. Ia yang meminta nya pada mama dan papa. Ia begitu menyukai benda langit yang satu itu.

Pikiran nya melayang entah kemana. Terlalu larut dalam pemikiran nya membuat Ana mengantuk. Tak lama kemudian gadis itu perlahan tertidur dengan damai, melupakan sejenak masalah yang akan ia hadapi nanti malam.

_________________

"Biru cepat keluar!"

Ucapan dengan nada tinggi itu membuat Biru berdecak kesal. Dengan terpaksa ia menyudahi kegiatan membuat pr nya.

"Ada apa?" Tanya nya selepas membuka pintu.

"Ini kan malam minggu, jadi bersiaplah dan segera temui Cika. Ajak dia jalan-jalan." Perkataan yang lebih mengarah pada perintah itu membuat Biru semakin kesal.

"Saya sedang banyak tugas, lain kali saja."

"Tidak ada bantahan, cepat bersiap!"

Rumit [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang