☁️ Chapter 34

775 55 24
                                    

Vote dulu ya biar sama-sama enak yekann.

***

Ana sudah bingung sendiri dari tadi, ia ingin keluar dari tempat ini tapi ia tidak berani untuk sekedar lewat di depan lelaki di samping nya itu.

Wajahnya sudah nampak resah sedari tadi. Sudah setengah jam setelah kejadian ia membuka tirai itu tadi, Ana terjebak disini dengan perasaan gelisah.

Setelah membulatkan tekad akhir nya Ana memberanikan diri berjalan keluar dengan dagu terangkat ketika melewati 'dia' yang dari tadi menatap nya datar. Sebisa mungkin Ana membuat raut wajahnya terlihat angkuh. Ana meringis merasa bagian belakang tubuhnya terasa dingin ditatap oleh lelaki itu, membuat Ana mempercepat langkahnya untuk keluar.

Ana menghembuskan nafas lega ketika sudah keluar dari ruangan itu. Sekarang waktu olahraga masih tersisa sekitar sepuluh menitan lagi, jadi Ana memilih untuk pergi ke kelas saja.

_______

Biru menatap punggung gadis yang baru saja keluar dari ruangan tempat nya sekarang. Tatapan datar nan dingin yang ia tunjukkan tadi berubah sendu.

Biru menatap gelang berwarna biru yang melingkar di pergelangan tangannya. Tatapan lelaki itu berubah sendu. Gelang itu, gelang milik gadis yang sangat ia sayangi sampai sekarang. Gelang biru yang menjadi saksi jatuhnya air mata seorang Albiru yang terkenal dingin dan angkuh.

"Kayaknya kita memang ga bisa kayak dulu lagi ya? Lo terlalu jauh untuk gue jangkau. Lo terlalu asing, Rea."

"Lo mau kita saling menjauh kan? Oke, gue akan turuti kemauan lo."

_______

Tringg

Akhirnya bel yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa berbunyi membuat mereka berdesakan keluar kelas untuk pulang.

"Na, temenin gue ke toilet bentar dong gue udah ga tahan lagi nih."

Tanpa menunggu persetujuan Ana, Lana menarik tangan sahabat nya itu menuju toilet yang terletak di lantai satu. Ana yang ditarik hanya pasrah.

"Lo tunggu sini ya, gue gak lama kok."

"Iya, udah cepat sana!"

Ana menunggu di depan toilet sembari menatap lurus ke depan yang mana di depan itu ada taman kecil dengan beberapa kursi.

Awalnya tak ada yang menarik namun ketika sedikit jauh di depan sana terlihat seorang lelaki dan perempuan sedang tertawa dan seperti nya mereka menuju ke arah taman kecil di hadapan nya membuat Ana dengan refleks berbalik badan menatap pintu toilet yang tertutup. Namun karena kelewat kepo Ana sedikit memiringkan tubuhnya agar ekor matanya dapat melihat apa yang sedang dua manusia itu lakukan.

Tak di sangka-sangka pemandangan di depannya itu membuat hati Ana mencelos. Ana tetap berdiri di sana menatap lewat ekor matanya lelaki itu sedang menepuk-nepuk kepala sang gadis cantik sembari tersenyum manis, senyuman yang bahkan belum lelaki itu perlihatkan padanya.

Semudah itu? Padahal baru beberapa hari yang lalu kamu bilang kamu merindukan ku, baru kemarin kamu meminta ku untuk kembali menjadi gadis yang kamu cintai. Lalu, apa perkataan mu kemarin hanya omong kosong yang kamu katakan pada setiap gadis bodoh yang mudah terbawa perasaan seperti aku?"

Lagi-lagi gadis dengan seribu kebohongan itu menetes kan air mata. Tak mau melihat pemandangan menyakitkan itu lagi, Ana memilih berlari pergi dari sana.

Tanpa melihat lelaki yang berdiri tak jauh di depannya itu mengulas senyum pedih.

_________

Biru terdiam menatap lurus jalanan yang ramai sore ini. Mulutnya terkatup di balik helm full face nya, tawa yang baru beberapa menit yang lalu terukir di bibir tipis nya hilang seperti di bawa angin. Matanya sedikit melirik gadis yang sedang memeluk pinggangnya dengan senyum merekah di wajah cantiknya.
Gadis itu adalah gadis pindahan yang kebetulan satu SMP dengan nya dulu.

"Al, aku seneng deh punya temen langsung pas pindah, kalau ga ada kamu mungkin aku bakal susah buat nyari temen baru." Ucap gadis itu setelah turun dari motor CBR hitam milik Biru.

Biru tak banyak menanggapi hanya mengangguk singkat, berbanding terbalik dengan sifat nya di sekolah tadi yang nampak hangat dan ceria.

Tanggapan singkat dan kelewat dingin itu membuat gadis bersurai panjang itu sedikit gugup.

"Aku.. aku ada salah ya, Al?" Tanya nya, dengan sedikit pelan. Ia hanya terkejut dengan perubahan sifat Biru.

"Ngga. Lo masuk aja, gue mau pulang."

"B-beneran? Kalau aku ada salah maaf ya?"

"Hm."

Akhirnya dengan sedikit kaku ia tersenyum dan memasuki gerbang rumahnya.

Setelah gadis itu pergi Biru memacu motornya dengan kecepatan tinggi membuat jalanan yang nampak sepi di komplek itu terdengar bising.

_________

"Biru, aku gaakan biarin kamu lepas lagi. Cukup setahun aku biarin kamu yang dengan bodohnya menunggu cewek yang jelas-jelas udah mati. Sekarang aku yakin aku bisa dapetin kamu." Ucap gadis itu dengan tersenyum miring.

__________

Ana menghempaskan tubuhnya ke kasur merasa sangat lelah hari ini. Karena terlalu terbawa emosi tadi ia sampai lupa mengabari Lana kalau dia sudah pulang duluan. Tak ingin membuat temannya itu marah Ana mengambil ponsel dan segera memberitahu Lana kalau dia sudah pulang duluan karena alasan sakit. Ya... sakit hati maksud nya.

Lagi-lagi perasaan ini terasa begitu rumit bagi Ana. Disaat ia sudah bertekad ingin melupakan semua tentang masa lalunya, Biru malah datang mengacaukan semuanya.

Argh! Rasanya Ana ingin menenggelamkan wajah menjengkelkan Biru kedalam laut terdalam mengingat saat lelaki itu tersenyum menatap gadis lain.

Lah? Kok Ana kesal? Memangnya dia siapa?

Ana mengigit bantal saking geregetan teringat sikap Biru yang berubah di depan gadis lain.

"Aaaaa dasar kadal!!" Pekik gadis itu yang teredam oleh bantal.

Ana bangkit lalu mengambil ponsel dengan lincah jari nya bergerak lincah di sana. Seperti nya ia harus mengeluarkan bakat stalk nya dalam situasi mendesak seperti sekarang.

Ana mengetikan username IG seseorang, tak butuh waktu lama ia sudah menemukan akun orang itu. Di lihat nya postingan baru hingga postingan terakhir. Sekarang ia baru mengerti, ternyata gadis itu baru pindah dari Surabaya. Mata Ana langsung melotot ketika melihat sebuah foto yang menurutnya sangat sangat amat membingungkan.

Ana terdiam dengan pandangan bertanya-tanya. Foto itu di posting saat mereka masih SMP, dilihat dari seragam lelaki di foto tersebut.

Alina kenapa posting foto punggung Biru?

_____________________________________

B e r s a m b u n g

Yokkk semangatin biar cepet up🥵
Eh, Baru inget kalo ga ada yg nungguin cerita ini🤦‍♀️
Dahlah:v



Rumit [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang