☁️ Chapter 5

1.7K 188 45
                                    

Selamat membacaaa🤩

☁️•☁️


_____________________________________

"Biruuuu! Muka aku lengket semua nih!"ujar Rea geram, bagaimana tidak, Wajahnya lengket, akibat perang es krim dengan Biru. Dan dengan kekuatan super Rea menabok lengan Biru.

"Aww... buset lo bar-bar banget, sakit, nih!"Biru mengusap lengannya dengan cemberut.

"Ihh, apaan Biru monyong-monyong gitu jelek, kayak bebek."ujar Rea meledek."Hilang sudah harga diri kamu sebagai cowok cool,"sambung Rea.

Sepersekian detik Biru mengubah mimik wajahnya menjadi datar lagi.

"Yuk pulang. Atau kalo lo gamau, gue tinggal."Setelah mengatakan itu Biru berlalu pergi menuju sepedanya.

"Ih tungguin ..." Rea berjalan tertatih karena lututnya masih agak sakit.

"Yaudah cepet!"

Rea cemberut."Kamu ga liat, kaki aku sakit tau!" Kakinya memang terasa sedikit sakit, tapi Rea yang sudah terbiasa dengan luka sebenarnya sudah tak apa-apa hanya saja ia ingin menjaili Biru sekarang dengan berpura-pura sakit.

Biru menatap jengah Rea.

"Eh, kalo aku nebeng sama kamu, sepeda aku gimana?"tanya Rea bingung.

"Sekarang kita pakai sepeda lo dulu, kalo sepeda gue gampang tinggal minta ambil sama asisten gue."

"Emm yaudah deh,"

"Yaudah yuk naik!"

Saat Rea sudah naik, Biru melajukan sepedanya dengan lambat.

Suasana sangat akward, huh Rea ingin sekali memulai pembicaraan tapi apa yg harus dia katakan? Emm... ahaa!

"Eh Biru, kamu tadi ngikutin aku, ya?"ucap Rea dengan mata menyipit.

"Ngga,"jawab Biru singkat.

"Halah ngaku aja,"

"Gue udah tau tempat itu dari lama."

"Oh, kirain ngikutin aku. Aku suka ke taman itu, disana aku bisa merasakan kedamaian."

Rambut sebahu gadis itu beterbangan di hembus angin.

"Gue ga nanya,"

Rea mendelik. "Dih, orang aku yang mau ngomong, masalah?"

Biru memilih mendiamkan saja.
Lama-lama Rea makin bete. Biru ini ga akan peka. Huh... ingin sekali Rea mencakar apa saja!

"Eh Biru!"panggil Rea.

...

"Biru ..."panggil Rea lagi.

...

"Biruuu ih ...!"

"Hm."

"Bodo lah!"

"Rumah lo jalan mana?"tanya Biru.

"Jalan Merpati I Rumah No 3! "jawab Rea ketus.

Mereka berdua memilih diam.

Hingga tiba mereka sampai di depan pagar tinggi rumah Rea.

"Makasih,"

"Iya."

"Kamu pulangnya pake apa?"tanya Rea.

"Gue bisa hubungin supir gue,"

"Oh, yaudah aku tungguin dulu yah!"

Rumit [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang