"Siapa Sherlin?"

11 3 1
                                    

Ia begitu ketakutan dengan keberadaan yang tidak jelas mengapa?
Akan tetapi itu dapat terlihat dengan posisinya yang merasa terancam.
Ia bahkan tidak lagi menoleh ke arah Cepi yang sedari awal bertanya kepadanya.
Alin memanglah seperti itu sejak ditemukan.

" Hey.. Alin.. kamu bisa jelasin kenapa kamu bisa tau saya dan memanggil-manggil saya?? "
Kesekian kalinya Cepi menanyakan itu kembali.

Namun ia hanya diam dan terpaku di sudut kamar.
Cepi yang sudah hampir menyerah namun tiba-tiba...

Kringg....kring...kring... 🎐🎐🎐
Sesuatu terdengar sangat dekat berbunyi seperti seiringan hembusan angin..
Seperti lonceng angin dan gelang kaki...
Ini adalah bunyi yang tidak asing...Hanako?!

Seketika Cepi menoleh kebelakang, dan benar saja. Itu adalah kemunculan Hanako.
Dengan sopa ia mengangguk dan membungkukkan tubuh bermaksud memberi hormat kepada Cepi.

" Ada apa Hanako?" Tanya Cepi yang terkagum dengan kesopanan hantu milenial tersebut.

" Daijobudesu. (Tidak apa-apa tuan)."

Setelah satu kalimat singkat itu..ia pun pergi dan menghilang.
Itu akan lebih karena Cepi bahkan mengerti apa maksud kalimatnya.
Namun ia dapat membaca maksud batin Hanako bahwa tidak ada masalah.

" Alin.. kamu bisa jawab sekarang? Mungkin kamu takut sama Hanako. Tapi dia baik kok"
Cepi menebak bahwa Alin takut dikarenakan Aura Hanako yang teramat kuat untuknya.

" Gak apa-apa. Aku pikir dia mau usir aku."
Akhirnya Alin menjawab setelah rasa takut yang melanda.

" Dia adalah teman kakak saya, tidak akan usir kamu tanpa izin.
Jadi kenapa kamu bisa kenal saya? "

" aku melihat Koko melewati depan tempat ku  beberapa saat  lalu. Aku ingin ikut. Tapi tidak boleh sama dia.."

Walau dengan sedikit takut sosok ini akhirnya bercerita dengan sayu.

'' oo jadi sosok baju merah itu yang Uda paksa kamu? "
Tanya Cepi dengan seakan sudah menebak maksudnya.

" I..ya.. jadi dia tiru suaraku untuk tarik Koko.. dia mau hisap energi Koko...tapi tidak bisa."

" Iya iya saya Uda ngerti. Jadi dia jadiin kamu sebagai pancingan.
Tapi gak apa-apa.. dia Uda kalah. Gak akan bisa macam-macam lagi.
Sementara kamu bisa diam dirumah saya, tapi ingat yah..jangan ganggu yang lain.

Setelah mengetahui semua itu Cepi membiarkan Alin untung tinggal dirumahnya, walaupun sebenarnya ia masih merasakan hal yang ganjil.
Namun karena adanya Hanako ia tidak akan banyak kuasa dirumah.
Dengan sedikit dorongan energi, Cepi membuat alin berpindah didalam gudang.

Sejauh ini cepi telah memahami perkembangan kemampuan spritualitas yang ia dalami.
Ia mampu mengeluarkan potensi tersembunyi dan menjadikan itu sebagai senjata gaib.
Jam dinding menunjukkan pukul 02.20 dini hari.
Dengan segala yang terjadi paling tidak telah memotong waktu istirahatnya.

Keesokan harinya komplek disekitar rumah Cepi dihebohkan dengan keramaian yang sangat panik.
Semua penghuni rumah berteriak..
"Kebakaran... Kebakaran...!!! "

" Hoomss...masih ngantuk gue pagi-pagi ribut amat!! "
Cepi menatap kearah jam menunjukkan pukul 05.45.

" Kebakaran... Kebakaran!!.......!!!

" Ahhh?! Kebakar apaan?!"
Cepi langsung bergegas berlari keluar menuju ruang depan.

" Pa, ada apaa sih? Kok pada teriak kebakaran? Ada rumah terbakar ya?"
Tanya Cepi pada ayahnya .

" Itu, rumah gang belakang kita katanya tiba-tiba ruang tamu keluar api.
Tapi apinya gak gede, mereka panik takut api gede terus apinya nyambar rumah lain."
Jawab sang ayang yang sedikit terlihat tidak tenang.

" Terus Uda hubungin pemadam kebakaran?"
Tanya Cepi yang mulai panik.

" Uda, kata mereka 5 menit lagi sampai.. untung tempat mereka gak jauh".
Singkat sang ayah.

Entah sebab apa, Cepi mulai mengingat sesuatu, seakan ia tau dimana titik kebakaran itu. Namun ia tidak ingin menghiraukan rasa tebak menebak dalam kasus ini.
Letak rumah keluarga cepi nampaknya sedikit aman dari sumber api, namun mereka tetap mewaspadai segala sesuatu nantinya.

Namun setelah tibanya pemadam kebakaran, api dapat teratasi selama kurang lebih 2 jam.
Api tidak cepat menyambar, namun petugas telah menyiapkan lebih dari 6 mobil pemadam.
Dikarenakan awalnya cepi tidak ingin masuk sekolah, akhirnya ia memutuskan tetap pergi walaupun sedikit terlambat.

Sesampainya disekolah, benar saja Gerbang telah tertutup rapat, namun karena cepi begitu dekat dengan penjaga gerbang pak Parmin. Akhirnya Cepi dibiarkan lewat dengan beberapa alasan dari Cepi.
Begitu juga dengan para guru, ia mendapat toleransi untuk sekali ini saja.
Pada saat jam istirahat...

" Cep, kebakaran Deket mana tadi emangnya? " Tanya Dwi penasaran...

"Deket rumah gue, tapi belum tau juga Deket mananya".
Singkat Cepi yang menanggapi dengan santai.

" Ehh tadi pagi gue dapat info kalau kebakaran dikomplek melati itu lagi gak ada penghuninya"
Suara gosip seketika menyaring dari tengah ruang.
Rupanya jeni salah teman kelas Cepi.

Jeni adalah berita kilat berjalan. Semua informasi sangat cepat ia ketahui.
Asal membayarnya dengan sedikit uang jajan akan diberikan informasi yang bahkan sulit untuk digali.

" Lu tau darimana Jen? "
Tanya Cepi seketika.

" Gue ada saudara Deket situ, makanya gue tau..
Itu rumah pengusaha, katanya orang yang tinggal disitu lagi gak ada"
Jawab jeni dengan detail.

Seketika cepi teringat pada rumah yang ia tembus dengan astral projection semalam.
Setelah lemparan jawaban jeni semuanya bubar dan menghindari jeni yang seakan sedang menjual informasi mahal.
Namun beda dengan Cepi yang malah menghampiri jeni.

" Jen gue mau tanya dong, entar gue bayar deh kalau lu bisa kasih gue info bagus"
Cepi menggali dan berharap jeni memiliki informasi lainnya.

Dan Cepi mulai menanyakan tentang pemilik rumah dan keadaan keluarga dirumh tersebut.
Dan beberapa saat Cepi terkejut dengan informasi bahwa sebelumnya dulu-dulu sekali, rumah itu pernah terjadi sebuah tragedi yang mengenaskan.
Ada sebuah kisah dimana seorang wanita hamil diluar nikah yang dimana anak itu pada akhirnya tidak diinginkan oleh sang ibu, setelah berusia 8 tahun anak itu diadopsi oleh orang kaya yang akhirnya mendiami rumah tersebut. Namun sangat disayangkan dikatakan bahwa anak itu meninggal setelah 5 tahun diadopsi.

Penyelidikan pada kasus itu sangat intens hingga semua warga tetangganya mengetahui semua peristiwa mengenaskan yang berakhir menjadi sebuah misteri.
Anak itu dipercayakan kepada sang adik dari lelaki pengusaha itu untuk menjaganya selama sang kakak mengurus bisnis.
Selama waktu itulah sang adik yang membantu mengurusi anak angkat dari kakaknya
Namun naas, saat sang kakak berada di Singapura selama sebulan, anak adopsi itu dilaporkan meninggal dan sang adik menghubungi kakaknya untuk segera pulang.

Dokter yang mengautopsi sang korban menyatakan adanya memar disekitar kelamin sang korban, serta overdosis obat-obatan keras dalam jangka panjang.
Hal itu menjadikan sang adik yang dituduh sebagai tersangka dan akhirnya ditahan hingga penyidik menemukan beberapa petunjuk.
Cepi yang mendengar informasi itu mulai pusing karena hal yang cukup berat untuk ia ketahui.
Namun jeni yang telah mendapat janji bayaran itu dengan asyik menjelaskannya dengan apik.

" Nah terus sang adik masih ditahan dong Samapi sekarang? "
Tanya Cepi

" Yang gue denger sih gitu cep, gue juga curiga pasti dia yang uda macam-macam sama anak angkat abangnya."
Ketika jeni berkonspirasi .

" Yeehhh lu, asal main cap kasus ja ...
Nah itu abangnya gak bantu keluarin adenya?"
Penasaran lalu Cepi kembali menggali.

" Yang gue tau adenya dicurigai abangnya, jadi mana mungkin kan abangnya bantu.
Toh anaknya dibuat mati tragis, ya kalau gue sih bakalan biarin adenya busuk dipenjara.
Oiya itu anaknya namanya kalau gak salah Sherlin.
Anak yang sempet masuk panti asuhan lah pokoknya"
Jelas panjang lebar.. jeni yang sedikit terbawa emosi dengan ceritanya sendiri.

************************************

Makin rumit yah ini cerita...🤣🤣🤣🤣

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Aku terjebak"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang