WARNING!!
♥Selamat datang di cerita aku yang pertama, aku gak tau sih ini cerita menurut kalian seru apa kagak. Pokoknya baca aja pasti seru. Kalaupun gak seru yah gak papa itu hak kalian kan. Jangan lupa baca,vote dan komen cerita ini. Terima kasih.
Alur ganti guys🙏🙂
.
.
.
.
.
Kalau ada typo komen okey.. 🙃Langit menghitam dengan udara yang begitu terasa dingin mencekam. Bulan tampak terbelah tertutup awan. Hujan turun sangatlah deras. Membuat beberapa daun layu jatuh berguguran menyentuh tanah.
Seorang anak laki-laki berseragam putih merah terlihat tengah berdiri di atas pagar pembatas jalan, yang di bawahnya terdapat aliran sungai yang mengalir begitu deras.
Anak laki-laki itu bernama Jovian. Dia menatap aliran sungai di bawahnya dengan tatapan hancur penuh luka. Jovian merasa jika hidupnya tidak berguna tidak berarti apa-apa, sama sekali tidak diharapkan.
"Aku mau mati..... "Suara Jovian bergetar.
Hujan mengguyur tubuhnya, tidak mengurungkan niatnya untuk melompat dari atas pagar pembatas. Anak laki-laki itu sudah merasa lelah dan menyerah.
Jovian memejamkan mata bersamaan dengan air mata yang mengalir bercampur air hujan.
"Aku nyerah, kenapa? Gak ada orang yang sayang sama aku...."Ketika Jovian hendak melompat ke bawah sungai, suara teriakan seorang gadis kecil yang terlihat seumuran dengannya, menghentikan Jovian seketika.
"Tunggu...!! "
Jovian menoleh ke arah samping dan mendapati gadis itu tengah berlari ke arahnya dengan tangan yang mendekap tubuhnya yang terlihat bergetar kedinginan. Gadis itu perlahan naik ke atas pagar pembatas dan berdiri di samping Jovian.
"Kamu ngapain disini? "Tanya gadis itu.
" Aku mau mati.. "
Gadis itu tampak terkejut, tidak menyangka jika ada seorang yang berfikir untuk mengakhiri hidupnya, ketika masih berusia dini sepertinya.
Gadis itu mengambil tangan Jovian lalu menggenggam nya begitu erat. Dia menarik sudut bibirnya, menatap Jovian dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kenapa kamu mau mengakhiri hidup kamu sekarang?."
"Udah gak ada gunanya lagi aku hidup. Gak ada yang sayang sama aku. Aku hanyalah anak pembawa sial yang tak pantas untuk hidup. " Sahut Jovian tersedu-sedu.
"Yakin mau mati sekarang? "
Assalamu'alaikum...
Beneran jadi mati gak yah, Jovian?
Tunggu part selanjutnya 🙂
Jangan lupa vote dan komen, yah walaupun aku tau kalian males kan🤭
Makasih udah luangin waktunya buat baca cerita ini. Walaupun kagak ngevote sama komen🙃Continue.....
Wassalamu'alaikum...
KAMU SEDANG MEMBACA
Gebarsten (Revisi)
Teen Fiction(Sloww update.. ) . . . Baca aja seru kok✌👌 (VOTE, COMEN AND FOLLOW!!) ____________________