Gebarsten 02[Kedua kalinya]

117 18 13
                                    

Assalamu'alaikum....
Jumpa lagi di part 2. Jovian jadi bunuh diri gak yah? Penasaran. Baca lanjutan dari part 1. Jangan lupa vote dan komen cerita ini 😀.
.
.
.
.
.

Kalau ada typo komen okey...

Kringg....

Cahaya menyengat menembus jendela kaca, memasuki sebuah ruangan bergaya American classic dengan nuansa warna hitam putih mendominasi. Seorang laki-laki itu masih bergulat dengan selimut swit nya, memasuki alam mimpi yang banyak orang bilang lebih indah dari pada kenyataan.

Tok!

Tok!

Suara ketokan dari balik pintu membuat dirinya terpaksa harus meninggalkan alam mimpinya itu. Jovian membuka selimut yang menutupi wajahnya, mengucek mata yang masih beradaptasi dengan sinar matahari, kemudian ke kamar mandi untuk mencuci muka.
"Siapa sih.. Ganggu aja. " Dumel Jovian dalam hati.

Setelah beres Jovian lantas melangkah menuju pintu, mencari tahu siapa yang membangunkan dia pagi-pagi seperti ini. Jihan? Gak mungkin, apalagi mama? Dia kan sudah tidak peduli lagi dengan Jovian. Siapa?...

"JOVIAN... BANGUN" Suara teriakan memasuki indra pendengarannya, membuatnya memundurkan badannya beberapa langkah karena tak tahan.

"Lo... Ngapain kalian berdua bangunin gue, masih pagi ini"

"APA? LO BILANG MASIH PAGI? EH KEBO KEMBUNG, LO GAK LIAT MATAHARI? "

"Kenapa? " Tanya Jovian benada malas.

"Matahari udah terbit dari sebelah utara.."

"Kiamat dong.... Gue siap-siap dulu. "

"Eh.. Jangan bercanda nih liat jam berapa? Matahari terbit dari sebelah utara kok kiamat, gak jelas lo. " Arkan menyodorkan jam yang terkait di pergelangan tangannya.

Jovian melongo ketika melihat jam menunjuk ke arah pukul 07:30. Yang benar saja? Sejak kapan dia jadi bankong begini?. Arkan dan Rian kedua sahabat nya memasuki kamar Jovian. Duduk di sofa yang di desain natural mewah. Sambil mencomot stik kentang diatas meja. "Lo pasti belom mandi kan? " Tanya Rian.
Jovian melangkah mendekat. "Kalau iya kenapa? " Sembari mengambil handuk GUCCI miliknya. "Pantes aja bau tau... "

"Emang bau.... " Jovian hanya cengengesan, kemudian melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Ketika ingin memasuki kamar mandi, dia teringat dengan stik kentang miliknya. "RIAN JANGAN LO HABISIN TU STIK KENTANG GUE, AWAS AJA! " Teriak Jovian dari balik ambang pintu kamar mandi. Rian emang suka makan cemilan sih, apalagi stik kentang, sekali makan bisa lima biji stik kentang masuk ke dalam mulut nya.

"Gue juga mau kali... " Arkan menyodorkan badannya ke arah Rian. "Ini punya Jo, lo beli sendiri entar" Rian menolak permintaan Arkan semena-mena.

Gebarsten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang