Happy reading🍂
“Semesta, tolong peluk aku. Berikan aku sebuah pelukan untuk jiwa yang rapuh ini.”
Hari baru dan masih tetap Gita yang sama dan mungkin akan tetap seperti ini.
Sejak tadi Gita hanya membalas pesan dari Raya yang mengeluh selalu lapar.
Raya👑
Git, telponan yuk
Gue gabut😭Bahas apa coba?
Ya gak tau🤓👉👈
Dasar gak jelas😑
Ayolah!
Gabut banget gueGue lagi di suruh suruh emak
😌😑
Gita tiba tiba di panggil oleh mamanya, makanya ia bilang seperti itu pada Raya.
Gita bangkit.
Keluar dari kamar dan menghampiri sang mama.
"Kenapa, ma?"
"Beliin adik kamu snack dulu."
"Snack apa?"
"Apa aja."
Gita berdecak kesal lalu menuju ke kamar untuk mengambil kunci motor.
~~~
Gita baru saja tiba di rumah setelah pergi membeli snack. Gita langsung memberikan snack tersebut pada adiknya lalu ia kembali ke kamarnya.
"Suruh si Zaidan aja susah amat."
Tiba tiba pintu kamar Gita di ketuk.
Gita memutar bola matanya malas lalu bangkit untuk membuka pintu.
"Kenapa lagi, ma?" tanya Gita.
"Adik kamu gak suka snack itu," ucap sang mama.
"Ya terus?" tanya Gita.
"Kamu ganti dong," ucap sang mama.
"Aku mana tau," ucap Gita.
"Ganti aja susah amat," nada bicara mama Gita seketika meninggi.
Gita memejamkan matanya sebentar, mencoba untuk tidak terpancing emosi.
"Uang mana?" tanya Gita dingin.
"Pake uang kamu," ucap mama Gita sembari berlalu pergi.
Gita menghela napas gusar. Ia kembali mengambil uang celengannya lalu mengambil kunci motor dan keluar untuk pergi membeli snack lagi.
Di perjalanan saat ini, mata Gita memerah mengingat soal tadi.
Setidak adil itukah hidup?
KAMU SEDANG MEMBACA
(Sad)tember •END•
Teen FictionSagita Anallya🍂 Aku melangkah melewati satu persatu jalan, ini tentang aku pada bulan 𝘴𝘦𝘱𝘵𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯. Dikecewakan tanpa henti, disakiti oleh orang orang yang ku anggap berarti, dan digoreskan luka setiap hari. Ap...