💔21💔

1.4K 125 10
                                    

Happy reading🍂

“Nilai sangat penting untuk naik kelas, tapi apa kesehatan mental kalah penting jika berakhir tinggal nama?”

Gita sedang bersiap siap dengan memakai seragam sekolah.

Semalam Aura menyuruhnya datang ke sekolah menggunakan seragam, entah untuk apa.

Aura adalah salah satu sahabat Gita, mereka sudah berteman sejak kecil.

Drrt drrt..

Gita mengambil hp nya dan melihat ada telpon dari Aura.

Aura🖤

Aura :"Assalamualaikum, Git."
Gita :"Waalaikumsalam, iya?"
Aura :"Udah siap?"
Gita :"Bentar lagi, lo udah siap?"
Aura :"Belum, baru nyari baju enggak tau dimana."
Gita :"Yaudah, bentar lagi gue ke rumah lo ya."
Aura :"Oke, gue lanjut nyari baju dulu."
Gita :"Iya."

Sambungan telepon terputus. Gita bergegas mencari kaos kaki lalu segera keluar kamar.

Mereka janjian jam sepuluh, kurang 15 menit lagi jam sepuluh.

~~~

Gita dan Aura baru saja tiba di sekolah, mereka berdua menuju ke depan ruang BK.

"Kita mau ngapain sih?"

"Kita mau di kasih buku."

"Buku apaan?"

"Enggak tau bukunya tentang apa, intinya buku."

"Kok gue bisa di kasih?"

"Gue rekomendasiin lo ke Bu Fitri, soalnya lo suka baca buku."

Gita mengangguk mengerti, pantas saja.

"Eh, nak!"

Pandangan mereka berdua beralih pada salah satu guru, yang memanggil mereka adalah Bu Ilma.

"Iya, Bu?"

"Ibu minta tolong, beliin ibu tisu di kios depan."

"Oh iya, Bu."

Bu Ilma memberikan uang pada Aura, lalu mereka berdua segera menuju ke kios depan untuk membeli tisu.

Setelah membeli mereka kembali ke sekolah dan memberikannya pada Bu Ilma.

"Eh, kalian udah datang?"

Mereka berdua melihat Bu Fitri yang mendekat.

"Iya Bu," balas Aura.

"Yang lain mana?" tanya Bu Fitri.

"Belum datang, Bu," jawab Aura.

"Ya sudah tunggu yang lain, nanti kamu ambil buku nya di dalam ruang BK ya," ucap Bu Fitri.

"Iya, Bu," ucap Aura.

~~~

Setelah mendapat buku dan berfoto sebagai dokumentasi.

(Sad)tember •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang