💔12💔

1.4K 143 7
                                    

Happy reading🍂

"I think the family is a place to share, in fact the family is a place to get hurt."

Gita menatap dirinya di cermin.

"Kok lo jelek sih, Git?"

Gita mengalihkan pandangannya pada hp miliknya yang menampilkan foto beberapa perempuan cantik.

"Mereka cantik, kapan gue bisa cantik?" tanya Gita lirih entah pada siapa.

Gita kembali menatap dirinya di cermin. Dengan setelan sweater putih dan celana kulot berwarna hitam.

Tok tok tok

Pintu kamarnya terketuk, Gita pun segera membuka pintu.

"Udah siap?" tanya mama Gita saat Gita membuka pintu.

"Udah," jawab Gita.

Mama Gita memperhatikan Gita dari atas sampai bawah.

"Kamu itu punya banyak baju di lemari, kenapa pake nya cuman sweater putih itu terus? Kalau baju kamu yang lain kecil, nanti mengeluh enggak punya baju, siapa yang susah? Mama lagi," tutur mama Gita.

Ada yang mendengar suara retak?

Hati Gita sedang retak saat ini.

"Iya ma, Gita ganti," ucap Gita.

Gita segera menutup pintunya, mengambil baju lain di lemari lalu menuju ke kamar mandi.

Gita tak langsung mengganti baju, namun Gita saat ini sedang menangis.

Apakah Gita beban?

Apakah Gita menyusahkan?

Tolong katakan dengan jujur, bahwa itu benar..

Jangan bohong, Gita butuh kejujuran.

"Gue kira keluarga tempat berbagi, nyatanya keluarga tempat mendapatkan sakit hati," gumam Gita.

Gita segera menghapus air matanya, lalu mengganti sweater ya dengan baju berwarna hijau muda.

Setelah mengganti pakaiannya, Gita mencuci wajah, berharap matanya tak sembab.

"Kak Gita, ayoo!"

Gita mendengar teriakan Ray, Gita pun segera keluar dari kamar mandi dan menyusul anggota keluarganya keluar.

Hari ini mereka akan ke rumah saudara mama Gita.

fyi : Mama Gita lima bersaudara dan mama Gita anak kedua.

Gita naik ke mobil tanpa berbicara apapun, ia ingin ketenangan saat ini.

Papa Gita memutar lagu, mama Gita menyanyi dan kedua adik Gita berteriak asal.

"Serasa gue ini mati," batin Gita.

"Git, kapan kita mau belajar bawa mobil?" tanya mama Gita seketika.

Beberapa hari yang lalu papa Gita memang bilang ingin mengajar Gita membawa mobil, maksudnya belajar hal hal kecil saja.

Gita diam tak menjawab, mood nya benar benar hancur apalagi karena kejadian tadi.

"Tuhan, apakah ini caramu mendewasakan aku? Jika ia, cara mu sungguh luar biasa," batin Gita.

***

Kini mereka telah tiba di rumah salah satu saudara mama Gita.

"Assalamu'alaikum Bunda!"

Gita mendengar suara Ray yang memberi salam, Gita menyusul dan tak lupa memberi salam.

(Sad)tember •END•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang