Seberapa besar kemungkinan menyukai sahabatmu sendiri?
Sangat besar. Sangat sangat besar.
Yuta berani menjamin. Hatinya pernah digenggam erat oleh sahabatnya sendiri.
Yang kini bergelung nyaman dalam dekap seorang Jung Jaehyun.
Dan sepasang manusia mengingatkannya pada masa-masa itu.
Haechan datang terlambat. Taeyong tidak bisa duduk tenang di kursinya dan bolak-balik mengecek ponsel.
Padahal Yuta yakin baru 10 menit berlalu sejak waktu makan malam yang mereka sepakati.
"Duduklah, Sayang. Mungkin ia terkena macet," kata Johnny yang terlihat sama tidak tenangnya.
"Hyung~!" si Matahari muncul 5 menit kemudian.
Haechan terasa asing. Jungwoo bahkan sampai harus mendekat dan melepas topi yang digunakan sang maknae untuk memastikan.
Tubuhnya dibalut kaus hitam yang agak terlalu besar. Dipadukan dengan training berwarna sama.
Bahkan parfumnya juga berbeda.
Aroma yang tercium masih didominasi oleh citrus, tapi ini wangi citrus yang berbeda.
Haechan tampaknya abai. Mendaratkan diri di samping Doyoung dan mulai mencuri kentang goreng dari piring Taeil.
Hyung tertua mereka sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. Malah memberikan setengah porsi kentang gorengnya pada yang lebih muda.
Semuanya normal sampai Doyoung akhirnya membuka suara setelah Haechan bersandar padanya,
"Haechanie, kenapa baumu seperti Jeno?"
Presentase kehadiran si empunya nama, samoyed pemilik senyum hangat, terus meningkat.
Muncul di pagi hari, bahkan sebelum ayam berkokok atau di tengah malam, hanya untuk menyeret Haechan keluar dari sana.
Terus menerus mengejutkan para member dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
Doyoung menyambut dengan penuh sukacita. Ikut bergabung dalam acara cuddle keduanya.
Tubuh Haechan dipeluk erat, terlihat sangat pas dalam jangkauan lengan kekar Jeno.
Nyaman.
Atmosfer yang mereka sebarkan sangat nyaman sampai Yuta sendiri tidak bisa tidak terjebak di dalamnya. Menemukan dirinya di tengah-tengah mereka pada hari-hari tertentu.
"Hyuck."
"Hmm?"
"Lima puluh tahun dari sekarang, kau masih akan bersamaku, kan?"
Tawa manis Haechan mengudara, "Mengapa kau tiba-tiba sensitif begini?"
"Jawab saja."
"Tentu saja," tubuh Jeno dipeluk lebih erat, membuat Yuta semakin terjepit di posisinya, "Aku menyayangimu, Jeno-ya."
Yuta bisa melihat bagaimana bibir Jeno berkedut menahan senyum.
Dan hari itu ia tidak sabar menunggu kabar baik dari keduanya.
BRAK!
"Hyung! Tunggu!"
Mengejutkan.
Setiap pasang mata mengarah ke pintu masuk. Xiaojun, Haechan, dan Jeno masuk secara berurutan dengan ekspresi berbeda.
Air mata menggenang apik di pelupuk Xiaojun. Terlalu jelas sampai Ten berdiri menghampiri.
Ah, iya. Yuta hampir melupakan fakta yang satu itu.
"Haechan-ah..."
"Aku tidak bisa, Jeno. Oke?"
Surai biru yang lebih tua perlahan layu sementara Haechan mengambil langkah lebar ke arah Xiaojun. Dengan mudah menarik pemuda asal China itu ke dalam pelukan erat sambil mengucap maaf.
Bahasa Cinanya yang berantakan memecahkan tawa dari bibir Xiaojun.
Yang lebih tua mengangguk. Ia tak bisa menyalahkan Haechan. Lagipula Yuta tahu, seberapa besar rasa sayang Xiaojun pada adiknya yang satu itu.
Yuta paham. Tak akan ada kabar baik dari Jeno dan Haechan.
Lee Jeno
Coret.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Do You Love [YUHYUCK/YUCHAN] ✔
FanfictionLalu Lee Haechan yang dicintai banyak orang ini, mencintai siapa? by: Nakamoto Yuta. ■bxb■ ■short chapters■