Sungchan dan Haechan....
Bagaimana ya?
Semakin dekat? Yuta akan iyakan.
Semakin jauh? Yuta iyakan juga.
Hubungan keduanya semakin tidak jelas. Seambigu hubungan Mark dan Haechan sebelumnya.
Hampir? Atau mungkin lebih?
Hanya saja, jika dulu perasaan Mark dan Haechan mutual, kali ini ia belum yakin.
Apakah Haechan juga menyukai Sungchan?
Mungkin iya.
Haechan seringkali sulit dicari. Menghilang begitu saja setelah jadwal latihan mereka selesai. Para member 127 akan sibuk mencari.
Lalu ditenangkan oleh pemberitahuan dari Renjun yang sedang mampir.
"Haechan pergi bersama Sungchan."
Kalimat yang biasanya akan membuat Johnny melotot kesal. Meraih ponsel dan dompetnya lalu buru-buru melangkah pergi.
Taeyong memaklumi. Bahkan ketika Johnny pergi di tengah-tengah cuddling mereka.
Johnny hanya takut. Takut mengulang kejadian yang sama seperti dulu.
Mark akan jadi lebih moody. Duduk bersama banyak sekali potongan semangka sambil mendengarkan lagu No Longer milik mereka.
Dasar bocah dramatis.
Siapa yang dulu rela melepas Haechan demi mendapatkan kasih sayang Yuta?
"Halo?"
Jungwoo akan terkekeh, hafal betul kebiasaan member raksasa dalam grup mereka, "Kau tidak tanya Haechan saja, Hyung? Aku juga tidak tahu mereka ada dimana."
"Haechanie pasti akan langsung mengusirku."
"Biarkan mereka berkencan, Hyung," sahut Jungwoo di sela tawanya, "Haechan sudah dewasa."
"Dia hanya bayi bertubuh dewasa, Jungwoo-ya. Kita semua tahu dia masih anak-anak di dalam sana."
Johnny dan kasih sayangnya yang berlebihan.
"Sungchan adalah anak yang baik, Hyung. Percayalah padanya."
Yuta mendaratkan punggungnya di sandaran sofa. Menoleh pada Jaehyun yang sedang menyeduh kopi.
Yuta butuh secangkir kopi panas sekarang.
"Shotaro."
"Ya??" yang lebih muda berjengit kaget. Yuta sempat melihat wajah Mark di layar ponsel yang buru-buru ditutupi dengan tangan.
"Kau menyukai Mark, kan?"
"HAH?"
Reaksi Shotaro luar biasa. Matanya membulat lucu sekali. Yuta jadi tak enak sendiri karena mengganggu privasi anak itu.
"Tidak, tidak, abaikan saja. Ada yang ingin kutanyakan."
"Tanyakan apa saja padaku tapi tolong jangan beritahu Mark Hyung soal itu..."
"Aigoo~," Yuta menepuk pundak Shotaro lembut, "Aku tidak sejahat itu."
Senyum malu Shotaro berikan, "Iya, Hyung. Hyung tadi ingin tanya apa?"
"Sungchan dan Haechan berkencan?"
"Hm...mungkin? Aku tidak yakin."
Shotaro tidak membantu.
Pertengkaran antara Renjun dan Haechan adalah hal biasa, bukan begitu?
Kali ini berbeda, karena seorang anggota china line lainnya turut serta meramaikan keributan hari ini.
Ah, poin lainnya yang berbeda. Ketiganya berkumpul di sudut ruangan. Membentuk holy circle yang bahkan tidak berani ditembus oleh Ten, si blak-blakan.
"Kau harus berhenti, Haechan-ah!"
"Aku bersumpah aku tidak pernah melakukan itu!"
"Renjun Hyung benar!"
"Kau juga ikut-ikutan?!" Haechan melotot, "Jangan ikuti jejak Renjun, Chenle..."
"Kau juga menempeli kekasihku kalau kau tidak sadar, Hyung."
"Aku tidak menempeli Jisung!"
"Kau iya!" pekik Renjun, berdiri dari duduknya, "Menempeli Jaemin kemana-mana seperti lintah, masuk ke kamarnya kapan saja! Kau menyukai kekasihku, kan?!"
"Tidak!"
"Aku heran Yangyang masih tahan menghadapi sikapmu pada Hendery Hyung. Kau menyukainya juga? Jeno juga?"
Haechan ikut berdiri. Wajahnya memerah sempurna.
"O-orang yang kusukai itu Yuta Hyung!"
Kakinya lemas, hampir terhuyung jika Yangyang tidak melingkarkan lengannya di pinggang Haechan.
"Kau keterlaluan, Renjun," nada bicaranya dingin, "Jangan menjadi bajingan hanya karena masalah sepele."
Kalimat terakhir diucapkan dalam bahasa ibu, sukses membuat Lucas menoleh terkejut.
"Aku tidak apa-apa, Yangyang. Biarkan aku pergi ke kamar mandi sebentar."
Haechan melangkah pergi. Membawa serta tatapan Yuta bersamanya.
Seorang Lee Haechan yang dicintai semua orang itu,
mencintainya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Do You Love [YUHYUCK/YUCHAN] ✔
FanfictionLalu Lee Haechan yang dicintai banyak orang ini, mencintai siapa? by: Nakamoto Yuta. ■bxb■ ■short chapters■