5. PERTIKAIAN

747 170 76
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Chandra baru saja selesai mandi dengan air hangat di kamar mandinya, setelah dirasa selesai, ia lalu melilitkan handuk di pinggulnya dan segera keluar dari kamar mandi untuk bergegas memakai bajunya, karena jujur saja ia sudah mulai kedinginan sekarang ini.

Saat ia membuka pintu kamar mandinya, seketika kedua matanya melotot ketika melihat kehadiran Mentari yang sekarang tidur terlentang di atas kasurnya.

"L-lo! Ngapain lo di sini?!" Chandra langsung memasuki kamar mandinya saat mengatakan itu.

"Lah, kok masuk lagi? Gue dari tadi nungguin lo Sinchan!" ucap Mentari yang membuat Chandra berdecak sebal di dalam sana.

"Ri! Lo keluar dari kamar gue sekarang juga!" usir Chandra dengan berteriak pada gadis itu.

"Kenapa?" tanya Mentari dengan polosnya.

"Gue mau ganti baju," jawab Chandra yang mulai geram sendiri.

"Yaudah sih tinggal ganti, dulu waktu kita masih bocil lo baisa aja ganti di depan gue."

"Yah itu beda gila! Cepet keluar, gue udah kedinginan nih!" pekik Chandra yang sudah mulai kesal.

"Iya iya," jawab Mentari. Setelah beberapa detik kemudian terdengar bunyi pintu tertutup dan Chandra yakin gadis itu sudah keluar sekarang.

Chandra lalu bergegas keluar kembali, ia berjalan sambil mengelus dadanya berusaha sabar. Bagaimana bisa ia dipertemukan dengan gadis gila seperti Mentari.

Ia pun segera membuka lemari pakaiannya, mengambil kaos polos berwarna hitam dan celana training berwarna abu-abu untuk ia pakai.

Setelah itu ia berjalan menuju ranjangnya dan menidurkan dirinya di bawah selimut tebal miliknya, kepalanya masih terasa pusing dan sepertinya suhu panas badannya belum turun sejak tadi.

"Ndra." Hampir saja ia menutup matanya untuk segera tidur, tetapi suara itu membuatnya harus mengurungkan niatnya itu.

"Kenapa?" tanya Chandra.

"Gue boleh masuk? Ini Mama Melati ngasih susu hangat buat lo." Chandra menghela nafas sebentar.

"Masuk." Setelah Chandra mengucapkan itu, pintu kamarnya kembali terbuka dan menampilkan Mentari yang membawa segelas susu di tangannya.

"Jangan di tutup pintunya," titah Chandra ketika Mentari ingin menutup pintu kamarnya.

"Kenapa? Di luar hujan, nanti hawa dinginnya masuk ke kamar lo," ucap Mentari.

Chandra memijat kepalanya perlahan, "kalau gue bilang nggak ya enggak." Chandra menekankan setiap katanya untuk membuat Mentari mengerti.

"Iya iya, lo ini kenapa sih sensi amat dari tadi. Lo takut banget kalau gue apa-apain," sewot Mentari sambil menggeser kursi belajar milik Chandra ke samping ranjang laki-laki itu untuk ia duduki.

CHANDRA MENTARI [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang