Chandra, Mentari, Senja, Fajar, Sinta, dan Rama sekarang memilih berteduh di emperan toko yang sudah lama tidak dipakai. Keenamnya meneduh karena secara tiba-tiba hujan turun, sehingga membuat keenamnya terpaksa menghentikan perjalanannya.
"Ini Nova sama Sky kemana sih? Ditelpon nggak diangkat," ucap Senja sambil mencoba memanggil nomor Nova berulang kali. Begitupun dengan Fajar, laki-laki itu juga berulang kali mencoba memanggil nomor Sky yang tak kunjung dijawab.
"Jangan-jangan mereka berdua kesasar lagi?" tanya Rama mulai menebak.
"Tapi katanya Nova tahu kok arah jalan ke pantai," jawab Sinta sambil menggosok-gosokan kedua telapak tangannya karena kedinginan.
"Ma, pinjamin jaket lo tuh ke Sinta. Kasihan kan kedinginan," titah Fajar pada Rama.
"Ogah, gue juga kedinginan kali." Senja melotot mendengar jawaban Rama barusan.
"Nggak usah, gue nggak kedinginan amat kok." Sinta menyahut cuek.
"Ini mungkin mereka kualat gara-gara tadi si Sky nggak boncengin gue." Mentari tiba-tiba menyahut, bersamaan dengan itu suara petir terdengar sehingga membuat keenamnya tersentak kaget.
"Ri, mulut lo." Rama langsung memukul pelan bibir Mentari berulang kali, Chandra yang merasa risih melihatnya langsung menepis tangan Rama dari bibir Mentari.
"Ampun bang," gumam Rama sambil menahan tawanya, tetapi Chandra memilih mengabaikannya.
"Dengan boceng lo, si Sky malah semakin kualat Ri." Chandra menatap mengejek ke arah Mentari.
"Enak aja lo." Mentari langsung menginjak kaki Chandra dengan keras hingga membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan.
"Lo—"
"Lah panggilan gue ditolak nih." Ucapan Fajar sontak membuat kelimanya menoleh ke arah laki-laki itu.
"Ditolak? Nggak ada akhlak emang si Sky ya," sahut Senja mulai kesal sendiri, mereka di sini mengkhawatirkan keduanya, eh malah keduanya dengan santainya tidak menghubungi mereka. Setidaknya mengatakan jika keduanya baik-baik saja kek, agar mereka tidak sampai kepikiran seperti ini.
"Doain aja mereka nggak papa, lagi PDKT mungkin." Chandra mencoba berfikir positif.
"Dih, sok tahu lo!" sewot Mentari.
"Udah jangan ribut lagi deh, kuping gue panas dengernya." Sinta menarik Mentari menjauhi Chandra, mengantisipasi keduanya kembali ribut.
"Lo kedinginan ya, Ta?" tanya Mentari perhatian, Mentari dapat merasakan telapak tangan gadis itu yang terasa dingin ketika menarik lengannya tadi.
"Enggak," jawab Sinta singkat.
Tetapi Mentari tahu jika gadis itu berbohong, ia lalu berinisiatif melepas jaketnya dan menyampirkannya ke tubuh Sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANDRA MENTARI [TERBIT]
Fiksi Remaja[JUARA 2 UTAMA WRITING MARATHON WITH ANBOOKS PUBLISHING] Ini adalah cerita tentang Chandra dan Mentari. Dua manusia yang berlawan jenis, berbeda prinsip, dan berlawan nasib. Memiliki sifat yang sama, yaitu tidak mau saling terkalahkan membuat keduan...