5 | Pasangan

11.7K 1.9K 142
                                    

"Berbicara soal pasangan, tidak akan ada habisnya. Tidak akan ada titik temunya. Sebab, saat jodoh belum ditentukan, banyak pilihan yang mendekat. Bisa saja si ini, bisa saja si itu, dan lain sebagainga."

- Shaka -

🌟🌟🌟

Setelah berbicara tentang martabak kemarin, Shaka mengajak Alfi dan Zaka untuk berkumpul di rumahnya. Selesai salat Zuhur, mereka langsung duduk di ruang tamu. Dengan Galuh - Papa Shaka - yang ikut duduk bersama mereka.

"Jadi, kemarin Shaka ngajak kalian berdua untuk buka usaha martabak?" tanya Galuh dengan ekspresi serius.

Zaka mengangguk. "Iya, Om. Aneh, 'kan? Gak biasanya dia kayak gini."

Galuh ikut-ikutan mengangguk. "Alasan kamu apa, Shaka?" tanya Galuh.

"Mau cari uang," jawab Shaka jujur.

"Tabungan kamu menipis?" tanya Galuh sambil memainkan ponselnya.

"Enggak. Shaka mau ngumpulin duit aja," jawab Shaka.

"Buat apa?" tanya Galuh. Ia masih tetap mamainkan ponselnya.

Shaka memicingkan matanya. Saat menyadari sesuatu, Shaka langsung memegang lengan Galuh. "Jangan kirimin Shaka uang lagi, masih banyak."

Galuh menatap wajah Shaka tanpa ekspresi bersalah. "Mana sempat, udah terkirim."

Alfi dan Zaka sontak menahan tawanya. Mereka lagi-lagi terkejut karena sifat Galuh yang kelewat santai. Padahal Shaka sudah memasang wajah kesal, tapi bisa-bisanya Galuh tersenyum meledek.

"Papa gak boleh asal kirim. Shaka belum butuh uang," kata Shaka.

"Kamu masih belum jawab pertanyaan Papa. Buat apa ngumpulin uang?" tanya Galuh.

"Buat biaya nikah," jawab Shaka.

"Oh."

Sedetik kemudian, Galuh dan kedua sahabat Shaka langsung membulatkan matanya. Bahkan, saking kagetnya, Zaka sampai memukul meja.

"LO MAU NIKAH SAMA SIAPA?!" tanya Zaka.

"Sama siapa, Nak?" sahut Galuh.

"Jangan mengadi-ngadi lo, Shak!" seru Alfi.

Shaka mengalihkan pandangannya. "Kan jodoh gak tau kapan datangnya. Buat persiapan aja."

Galuh menghela napas lega. "Bilang, dong. Papa kira kamu sudah punya calonnya."

"Zaka udah punya, Om. Namanya Fadia. Bagus, 'kan?" tanya Zaka dengan senyum manisnya.

"Bagus. Cuma, jangan lama-lama pacaran. Dosa."

Zaka mengangguk semangat. "Bentar lagi juga bakal nikah Om."

"Alfi gimana?"

"Om, kalau bicara soal pasangan, Alfi mundur. Belum nemu yang pas."

Zaka menatap Alfi dengan satu alis terangkat. "Gak nemu yang pas, atau memang gak ada yang mau?"

Shaka dan Galuh sontak menahan tawanya. Apalagi melihat ekspresi kesal Alfi. Zaka sendiri sedang menunjukkan senyumnya, karena Alfi yang mulai melakukan peregangan pada tubuhnya. Kebiasaan kalau mau mukulin anak orang.

ShakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang