Bab 2

1K 856 756
                                    

"Assalamualaikum."

Nala mengucapkan salam dan masuk ke dalam rumah. Ia langsung menuju ruang keluarga yang terdapat Bundanya tengah menonton televisi.

"Wa'alaikumussalam," jawab Bundanya yang masih setia menonton televisi. "Eh kamu udah pulang Nal, ayo ganti baju habis itu makan!" lanjut Bundanya memerintahkan Nala.

"Nala udah kenyang habis makan tadi di kantin," jawab Nala.

"kamu udah sholat?" tanya Bundanya.

"Udah tadi di sekolah."

"Ashar?"

"Dzuhur."

Nala tadi setelah makan di kantin, ia tidak langsung pulang, melainkan menuju mushollah menunaikan sholat Dzuhur.

"Sekarang udah waktunya Ashar Nala, sana mandi terus sholat!" perintah Bundanya lagi.

"Oh iya Nala lupa, ya udah Nala ke atas dulu ya, Bun."

Bundanya hanya menggangguk, sedangkan Nala sudah berlalu menuju kamarnya.

Setelah ia mandi dan sholat, ia merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya. "Capek banget, hari pertama MOS malah dua kali dapet hukuman," ucapnya sambil menatap langit-langit kamarnya.

Setelah beberapa menit rebahan, Nala mengingat sesuatu bahwa tadi Bundanya menyuruhnya untuk makan ketika selesai mandi dan sholat. Ia lalu bergegas turun ke bawah menemui Bundanya yang sudah menunggunya dari tadi.

"Eh sayang, yuk makan!" ajak Bundanya.

"Bunda nggak makan?" tanya Nala sambil mengambil piring.

"Bunda udah makan kok."

Nala hanya mengangguk dan mulai memakan masakan Bundanya.

****

Malam harinya, keluarga Pak Malik tengah duduk santai di depat televisi sambil menonton bersama.

"Nal gimana MOS pertama kamu? Lancar nggak?" tanya Ayahnya.

"Lancar gimana, orang tadi aku telat terus dihukum, sampai dua kali lagi," ucapnya sedikit kesal mengingat kejadian tadi pagi. Apalagi mengingat muka ketos yang menyebalkan itu. Ingin rasanya Nala mencabik-cabik muka cowok itu.

"Makanya kalau bangun jangan kesiangan!" omel Bundanya.

"Bunda sih nggak bangunin Nala!"

"Ih malah salahin Bunda, Bunda udah bangunin keules, kamunya aja tidur kayak kebo," ejek Bundanya.

"Ih Bunda kok ngatain anaknya kebo?" rengek Nala.

"Emang bener kok."

Bundanya tidak mau mengalah.

"Udah-udah sekarang kasih tau Ayah, siapa yang hukum kamu?" tanya Pak Malik melerai kedua perempuan yang paling berharga di hidupnya.

Nala yang mendengar itu, yang semulanya cemberut kini antusias menceritakan kejadian tadi pagi.

"Oh jadi kamu dihukum kayak gitu?"

"Iya Ayah. Yang parahnya lagi, hukuman dari ketos belagu itu bikin aku jengkel tau nggak," ucapnya memutarkan bola matanya.

"Ketos kamu cewek apa cowok?" tanya Bu Ranti.

"Cowok."

"Oohh gitu ... namanya siapa?"

"Arsen Megantara."

****

Di tempat lain seseorang tengah memikirkan sesuatu yang sedari tadi mengganjal dipikirannya. Seorang itu adalah Arsen yang memikirkan Nala. Apakah gadis itu menemukan taksi atau kendaraan yang sempat gadis itu sebutkan atau tidak. Pasalnya ia benar-benar meninggalkan gadis itu yang sedang mencari tumpangan.

ARSENALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang